Arista Miftahul : Raup Omzet Puluhan Juta dari Jualan Mie Ayam

Arista Miftahul, Owner dan Pengelola Mie Ayam Hijau Mas Restu (Foto: Fahrul Anwar/youngster.id)

youngster.id - Dari semua jenis mie yang ada di dunia, sepertinya mie instan adalah yang paling popular sedunia, termasuk di Indonesia. Selain karena harganya murah, pengolahan mie instan sangat mudah dan praktis. Kini varian mie instan pun beraneka ragam, dan menjadi peluang bisnis baru.

Mie instan menjadi produk yang konsumsinya bertumbuh cepat di dunia dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan 4%. China adalah negara utama dalam konsumsi mie, diikuti oleh Indonesia, Vietnam, dan Jepang di seluruh dunia.

Menurut World Instant Noodles Organisization (WINA), pada tahun 2019 konsumsi mie instan di Indonesia mencapai 12,6 milyar bungkus per tahun. Jadi secara per kapita setiap warga Indonesia mengkonsumsi mie instan 50 porsi per tahun, di atas rata-rata konsumsi dunia yang sebesar 13,8 porsi per tahun.

Padahal, di Indonesia mie instan baru mulai dikenal lewat produk ekspor Jepang ke Indonesia, yang saat awal 1960-an secara politis dekat dengan Jepang, setelah perundingan pampasan perang mengharuskan mereka membayar ganti rugi kepada Indonesia. Kini beragam merek produk mie instan telah muncul di Indonesia.

Bisnis mie siap saji ini juga menjadi peluang menarik bagi pelaku UMKM. Salah satunya yang mencoba bisnis ini adalah Arisa Miftahul Hasana dengan produk bernama Mie Ayam Hijau Mas Restu. Sebagai pembeda, produk mie ini berwarna hijau dengan bahan alami. “Keunggulan dari usaha kami adalah produk mie yang kami buat sendiri dengan menggunakan bahan alami dan bumbu rahasia dan rempah khas,” klaim Arista kepada youngster.id.

Rupanya, pilihan menggunakan bahan alami ini melihat dari tren di masyarakat yang meyakini mie hijau sebagai makanan sehat. Apalagi mie hijau ini dibuat dari bahan-bahan alami seperti pewarna hijau dari daun suji dan tanpa pengawet.

“Di sini kami buat mie hijau agar bisa dinikmati semua kalangan termasuk anak-anak dan lansia. Intinya mie kami sehat karena sama sekali tidak ada bahan pengawet, tetapi rasanya tetap enak,” ujar Arista.

Mie Ayam Hijau Mas Restu pun disuguhkan dengan berbagai macam pilihan seperti Mmie ayam hijau bakso dan mie ayam hijau ceker dengan harga mulai dari Rp 10 ribu hingga Rp 15 ribu.

 

Dongkrak Ekonomi

Usaha ini mulai dijalani Arista sejak dia masih duduk di bangku kuliah. Rupanya perempuan kelahiran Klaten, 21 Juli 1994 ini ingin bisa membantu perekonomian keluarga yang saat itu tengah terpuruk. Dia mengaku memilih bisnis mie siap saji ini karena melihat pangsa pasar yang luas.

“Awal berdirinya usaha kami tujuannya karena ingin memperbaiki finansial keluarga. Pilihan jatuh pada bisnis mie karena saya mempertimbangkan bahwa mie adalah menu favorit masyarakat, terutama anak-anak. Karena itu, akhirnya memutuskan untuk membangun mie sehat yang bisa dinikmati semua kalangan dengan harga yang terjangkau,” ujarnya.

Arista mengaku sempat memikirkan untuk memproduksi mie eraneka warna dengan bahan baku sayuran atau buah. Namun akhirnya pilihan tetap warna hijau, karena sudah dikenal masyarakat luas.

Dengan modal sekitar Rp 45 juta pada tahun 2018 Ariesta menyewa tempat dan menyiapkan alat-alat serta bahan untuk membangun usaha kedai mie di kawasan Banjaran Pucung Cilangkap, Tapos, Jawa Barat. “Dengan menggunakan platform online kini produk kami kini bisa menjangkau lebih lua,s karena kami membuka reseller untuk mie kemasan,” ujarnya.

Ternyata naluri bisnis Arista tepat. Di awal buka dia bisa langsung menjaring 100 pelanggan. Bahkan di akhir pekan, jumlah pelanggan bisa lebih dari itu.

Meski demikian, Arista mengaku tidak mudah membangun usaha ini. Apalagi ketika itu dia masih harus berbagi waktu dengan kuliah. “Waktu itu capek, karena saya harus berbagi waktu antara usaha dan kuliah. Saya bangun subuh mempersiapkan semua bahan, kemudian masih harus mempersiapkan tugas kuliah. Saya juga masih sempat jadi ‘guru’ di salah satu bimbingan belajar di Depok,” ungkapnya.

Semua itu dilakukan Arista agar bisa menambah pendapatan dan meningkatkan perekonomian keluarga. Ternyata, jerih lelah Arista tidak sia-sia. Usaha yang dia bangun itu bisa bertahan hingga saat ini. Seiring dengan itu, Ariesta juga bisa menyelesaikan kuliah S1 di Manajemen Keuangan Universitas MH Thamrin Jakarta. “Sekarang saya sudah fokus menangani usaha ini,” tegasnya.

Menurut Arista, setiap bulan kedai Mie Ayam Hijau Mas Restu mampu menghabiskan 425 kg tepung terigu sebagai bahan dasar pembuatan mie. Omset usaha ini juga bisa mencapai Rp 70 juta setiap bulan.

 

Arista Miftahul
Kini Arista bisa menikmati hasil jerih lelahnya selama ini. Usaha mie ayamnya sudah memiliki omzet Rp 70 juta per bulan (Foto: Dok. Pribadi)

 

Inovasi dan Pengembangan Usaha

Arista mengaku kondisi Pandemi Covid-19 sangat berdampak pada omzet penjualan mie ayamnya. Namun bukan menyerah, Arista malah mendapat ide untuk melakukan inovasi. Produk mie hijau yang biasanya hanya bisa dijual di kedai dalam keadaan matang, kini ditawarkan melalui platform online.

“Kami sekarang bermitra dengan Gofood. Dengan demikian kami tetap dapat menaati protokol kesehatan untuk menghidari kerumunan pelanggan yang datang langsung ke kedai,” ujarnya.

Selain itu, Arista juga membuat inovasi produk berupa mie hijau kemasan mentah. Bahkan, produk ini bisa menjangkau pasar yang lebih luas yaitu wilayah Jabodetabek dengan menggunakan pengiriman sameday.

“Kemasan mie hijau mentah ini membuat produk kami cepat dikenal luas, sehingga bisnis ini dapat bertahan dan berkembang. Melihat bisnis ini berkembang membuat kami bersemangat dalam membesarkan usaha ini, dan berharap akan bisa membuka kesempatan lapangan kerja bagi banyak orang,” ujarnya.

Untuk itu, Arista melakukan pendekatan dengan memanfaatkan media sosial seperti Facebook dan Instagram. Dia juga membuka peluang usaha baru bagi masyarakat yakni sebagai reseller. “Produk inovasi kami ini bisa menjadi tambahan income bagi mereka yang ingin memasarkan mie hijau dalam kemasan mentah,” katanya lagi.

“Lewat usaha ini, saya juga ingin menunjukkan bahwa bisnis mie ayam tidak bisa dianggap remeh. Tidak perlu gengsi, selama itu halal. Bahkan ketika dijalani dengan tekun dan serius serta berinovasi maka akan menjadi sukses,” pungkas Arista.

 

===================

Arista Miftahul Hasanah

=====================

FAHRUL ANWAR
Editor : Stevy Widia

Exit mobile version