Vilia Ciputra : Bisnis Tak Sekadar Cari Untung

Vilia Ciputra, Founder & Designer Vilici Jewelry (Foto: Dok. Pribadi/Youngsters.id)

youngster.id - Vilia Ciputra bisa dibilang perintis penjualan produk fesyen secara online di Indonesia.  Dia adalah pemilik toko online fashion pertama di Indonesia, Simplight.net, dan pendiri komunitas fesyen Fasity.com. Kini, Vilia fokus pada desain contemporary jewelry dengan brand Viliaciputra dan Vilicijewelry.

Biasanya perhiasan itu identik dengan intan, bahan-bahan “berat” dan warna-warna yang settle. Di tangan Vilia, jewelry menjadi lebih cerah dengan material yang casual namun tetap cantik dan tampil beda. Tak heran jika karya wanita kelahiran Jakarta, 19 Mei 1982 ini sudah mendapat pengakuan luas.

Vilia terlibat di berbagai ajang fashion show, seperti Bali Fashion Week VII – Fashion Meets Art, I Fashion Festival, dan Jakarta Fashion Week 2015. Koleksinya juga hadir di gerai fesyen terkemuka seperti Gaya, The Desainer dan Alun ALun. Pelanggannya mulai dari desainer Tities Sapoetra, Dominique Nadine, hingga kalangan selebriti ternama seperti Nafa Urbach, Indie Barends, dan Dini Aminarti.

Usaha ini telah dirintis Vilia sejak tahun 2000. Wanita yang mengaku tidak memiliki hubungan keluarga dengan pengusaha Ciputra itu, awalnya mendirikan toko online fashion pertama di Indonesia: simpligh.net. Lalu dia membuat komunitas fesyen Fasity.com, komunitas yang mengupas tentang fesyen, mode dan kecantikan di ranah maya. Dia juga sempat membangun merek tas AfterMidniteBag pada tahun 2009. Kini  rancangan perhiasan menjadi fokus utamanya.

Passion saya memang dari dulu di bidang kreatif dan art. Keduanya itu bersinggungan dengan fesyen dan lifestyle. Dan, setelah dijalani ternyata mendapat tanggapan yang baik dari pasar sehingga berkembang seperti sekarang,” ungkap Vilia.

 

Pasang Surut

Lalu apa yang membuat toko onlinenya bisa sukses? “Saya hanya membiasakan customer berbelanja online,” ujar penggemar Tom and Jerry show itu. Dia berkeyakinan semua orang pasti belajar hal baru, dan dunia internet sekarang ini sudah bukan hal yang terlalu wah atau terlalu aneh.

“Anak”“anak generasi sekarang semua sudah bermain game komputer, bahkan sampai di daerah yang agak pelosok pun sudah ada warnet. Untuk generasi mendatang, belanja online sudah akan menjadi hal biasa,” tambahnya.

Lewat toko onlinenya, perempuan yang murah senyum ini bisa memperoleh penghasilan pada kisaran angka Rp 150 juta per bulan. “Perkembangan bisnis sekarang semakin membaik. Sekitar tiga bulan lalu sempat terasa ada kelesuan pasar. Dan itu terjadi hampir di semua bidang, termasu usahaku. Tetapi sekarang sudah kembali ke awal bahkan lebih baik dari sebelumnya,” ungkap Vilia.

Semua itu dimulai sejak tahun 2009. Sesungguhnya Vilia tidak khusus sekolah rancang perhiasan. Namun sejak kecil ia mengaku sudah jatuh cinta pada dunia perancang fesyen. Namun jalan menuju ke sana kadang tak terduga.

Ketika kerusuhan melanda negeri ini di tahun 1998, oleh kedua orangnya, Adi Setya dan Pauriyanita Hidayat, memutuskan Vilia bersekolah di luar negeri agar aman. Di sana keinginannya untuk jadi desainer harus pupus. Ia akhirnya memilih Marketing American Degree Programe di HELP Institute, di Kuala Lumpur Malasia (2000). Di situlah dia berkenalan dengan dunia internet, termasuk bisnis online.

Setelah dua tahun ia memutuskan untuk kembali ke Tanah Air dan melanjutkan pendidikan di marketing communication di London School Jakarta. Di sela-sela melanjutkan pendidikan itu Vilia iseng berdagang secara door to door dengan modal Rp 1 juta. Ternyata usaha isengnya itu berkembang, sehingga akhirnya dia memutuskan untuk membuka toko di ITC Kuningan. Namun saat kontrak tokonya usai, ia akhirnya beralih ke online shop di tahun 2004.

“Sebetulnya saya bukan memilih produk fesyen untuk dipasarkan secara online, melainkan kebalikannya yaitu memilih cara online untuk memasarkan produk fesyen,” ungkap Vilia.

Toko online yang diberi nama Simplight.net langsung mendapat sambutan positif. Hal itu membuat istri dari Wahyu Setyawan memutuskan untuk serius menekuni bisnis di dunia maya itu. Apalagi dia memang sudah berkeinginan untuk menjadi ibu rumah tangga yang mengelola usaha di rumah.

Buah yang dipetiknya, Simplight.net sempat menjadi departement store fasion online dengan menyajikan produk lebih dari 20 brand di luar merek Vilici milik Vilia. Semula merek-merek itu dikelola bersama dengan sistem konsinyasi. Belakangan masing-masing brand menerapkan sistem bayar sewa dan manajemen sendiri. Namun di awal tahun 2010 simplight.net harus ditutup.

Ini terjadi karena dia mulai menerima keluhan dari para pelanggan. Memang tidak banyak, hanya lima dalam kurun waktu delapan tahun ini, tetapi hal itu pantang baginya. “Karena kalau kita jualan online, base on trust banget sama customer. Jadi kalau sampai sudah ada complain, itu sudah cukup mengganggu,” ungkap wanita yang pernah mengasuh kolom tanya jawab fesyen di detik.com, astaga.com dan CBN.net.

Meski demikian, bukan berarti Vilia tidak berproduksi. Bahkan dia mengaku kehabisan stok barang karena permintaan pelanggan yang cukup besar. Oleh karena itu, dia pun membuka kembali online shop dengan menggunakan nama Viliaciputra dan Vilicy. Brand yang pertama itu untuk yang rancangan eklusif. Sedangkan second line adalah rancangan perhiasan untuk umum.

“Cara penjualan masih tetap online dan lewat media social. Hanya saja strateginya yang berubah,” ucapnya.

 

Bagi Vilia Ciputra Bisnis Tak Sekadar Cari Untung (Foto: Viliaciputra.com/Youngsters.id)
Bagi Vilia Ciputra
Bisnis Tak Sekadar Cari Untung (Foto: Viliaciputra.com/Youngsters.id)

 

Jaga Komitmen

Menurut Vilia meski tidak kasat mata, toko online dikelola sama seperti toko umumnya. Ada etalase dalam bentuk situs, ada ketersediaan barang dan tentu saja ada penjualan. Hanya saja, berbeda dengan toko nyata, di toko online waktu berbelanja yang sangat fleksibel. “Bisa saja saya ada di Bali, cuma bawa laptop tetap jualan. Demikian juga costumer, dari kantor bisa buka internet dan belanja atau malam sesudah pulang kantor,” paparnya.

Meski demikian, komitmen tetap harus di jaga. “Kebanyakan orang berpikir begitu punya website pasti laku. Berdasarkan pengalaman saya, produknya sendiri yang harus bagus. Meski websitenya bagus kalau jelek tidak akan terjual,” tegas Vilia.

Oleh karena itu, Vila berupaya terus menjaga mutu produk. “Biasanya kalau ada complain saya berusaha resolve. Kalau ada yang terima barang lalu bilang ada cacat, berarti QC (quality control) saya kurang bagus. Itu akan membantu saya memperbaiki sistemku. Karena bisnis tak sekadar cari untung,” ungkapnya.

Vilia juga menerapkan sistem refundable. Kalau pelanggan terima barang lalu tidak suka bisa dikembalikan dan uang kembali atau ditukar dengan barang lain yang bernilai sama. Jika produk diterima dalam keadaan cacat, maka dalam waktu tiga hari dia dapat mengembalikan atau membatalkan pesanan itu dengan uang kembali utuh. “Karena semakin besar bisnis maka komitmen yang dituntut juga semakin besar,” ujarnya.

Oleh karena itu, meski mengalami pasang surut, Vilia tidak akan berhenti mengembangkan bisnis onlinenya. Bagi dia peluang bisnis online masih sangat besar. “Ini bukan sekadar trend. Akan terus. Generasi dibawah kita, semua sudah fasih dengan internet. Rasanya untuk kegiatan jual beli di internet sudah kegiatan sehari-hari. Sekarang banyak orang cari apapun langsung goggling. Ini juga kesempatan bagus buat wanita. Karena sambil mengurus rumah tangga sambil usaha, bisa mandiri, bisa bersosialisasi juga,” katanya.

Saat ini Vilia tengah mengembangkan produk perhiasan dengan memperkerjakan dua orang pekerja. Dia berharap dimasa yang akan datang dapat mengembangkan bisnis online agar dapat lebih memberdayakan wanita menjadi lebih mandiri.

 

==================================

Vilia Ciputra

Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 19 Mei 1982

Pendidikan :

Produk/Merek  : Vilia Ciputra & Vilici

Mulai usaha  : 2009

Omzet  : Rp 150 juta per bulan

BEP  : 5-6 bulan pertama

Event :

======================================

 

STEVY WIDIA

 

Exit mobile version