Jumat, 12 Agustus 2022
No Result
View All Result
youngster.id
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
  • Digital Community
No Result
View All Result
youngster.id
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
  • Digital Community
No Result
View All Result
youngster.id
No Result
View All Result

Caramia Sitompul : Optimis Jalani Bisnis Fesyen Dengan Angkat Budaya Lokal

8 Juli 2021
in Creativepreneur, Headline
Reading Time: 5 mins read
Caramia Sitompul

Caramia Sitompul, Founder & CEP Tioria by Caramia (Foto: Dok. Pribadi)

youngster.id - Pandemi Covid-19 membawa perubahan yang signifikan pada berbagai sektor, termasuk bidang fesyen. Para pelaku usaha ini dituntut untuk beradaptasi menyesuaikan tren dengan kebutuhan masyarakat di masa pandemi.

Pada masa awal kemunculan pandemi, penjualan pakaian merosot tajam. Pasalnya, kala itu masyarakat memiliki prioritas yang lebih penting dibandingkan dengan berbelanja produk fesyen. Namun, seiring berjalannya waktu sektor ini kembali berkembang dan beradaptasi mengikuti perubahan gaya hidup masyarakat.

Optimisme pun ditunjukkan oleh para pelaku usaha fesyen dan aksesori. Salah satunya adalah Caramia Sitompul, founder dari Tioria By Caramia. Bahkan, Caramia mengaku tidak khawatir dengan peta persaingan yang semakin ketat karena semakin banyak pelaku usaha di bidang kreatif, terutama fesyen dan aksesori.

“Ada banyak merek baru yang bagus yang muncul, dan itu baik sekali. Saya pikir ini akan menjadi waktu yang menyenangkan bagi Indonesia terutama di sektor kreatif dalam beberapa tahun ke depan,” kata Caramia kepada youngster.id.

Caramia mengakui seperti merek lain, Tioria juga terkena dampak pandemi Covid-19. Kegiatan bazar yang rutin diikuti harus terhenti, mempersempit kesempatan memperkenalkan produk pada pasar mancanegara. Bahkan, penjualan menurun sampai 75%. Tetapi dia tak bisa hanya berdiam diri.

“Terus terang, kami kehilangan hingga 75% dari penjualan di awal pandemi melanda. Kemudian kami berganti arah ke e-commerce dan fokus pemasaran di media sosial. Semua itu membantu kami perlahan memulihkan apa yang hilang,” ungkapnya.

Dari sisi produk, Caramia mengambil langkah inovasi. Dari produksi busana pop art dia ubah haluan meluncurkan produk masker tiga lapis dengan beragam nuansa, mulai batik sampai Bali. Proses produksi dikerjakan dengan mengutamakan protokol kesehatan sesuai standar, termasuk mencuci setiap produk yang sudah jadi, hingga pengemasan. Selain itu, Teoria juga gencar memanfaatkan berbagai platform daring untuk pemasaran.

Corak khas Nusantara dan desain unik melengkapi eksklusifitas produk yang menjadi keunggulan Tioria. Caramia sendiri bertekad akan terus mempertahankan Tioria lewat kemampuan, semangat, dan sistem pendukung yang dimiliki.

“Saya juga berpikir Indonesia memiliki banyak cerita otentik dan karakter yang bisa dirayakan dan dibuat sebuah karya seni,” ujar lulusan University of Michigan, Ann Arbor – Art & Design Fashion Institute of Technology, New York, USA dan fashion design di Polimoda, Florence, Italia.

 

Kekuatan Kepepet

Caramia mendirikkan Tioria pada tahun 2017. Nama Tioria diambil dari nama buyut perempuan yang dianggapnya menginspirasi menjadi perempuan tangguh.

Baca juga :   Monica Amadea : Bisnis Fesyen Harus Tahu Selera Pasar

“Saya terinspirasi oleh dua nenek buyut saya yaitu Ompung Tiorim dan Ompung Tioria. Ompung Tiorim adalah istri seorang petani dan Ompung Tioria lagi adalah seorang wanita bisnis. Masing-masing tokoh perempuan yang kuat ini memiliki arti suksesnya masing-masing, jadi saya pikir dengan menggunakan cerita ini akan keren untuk merayakan arti kesuksesan yang berbeda dari setiap orang,” cerita Caramia.

Sesungguhnya, terjun sebagai pengusaha ini bukan langkah yang mudah. Perempuan kelahiran Jakarta, 9 September 1991 ini sudah bekerja di sebuah perusahaan swasta ternama. Namun ketika itu dia tidak menikmati pekerjaan tersebut. “Jujur saya mulai usaha ini karena waktu itu saya ‘kepepet.’ Saya tidak menikmati pekerjaan saya saat itu dan pilihan yang saya terima adalah mencari pekerjaan lain atau memulai bisnis. Akhirnya saya memilih untuk memulai bisnis,” ungkapnya.

Bisnis fesyen dipilih karena Caramia sendiri pernah mengecap pendidikan seni desain dan fesyen di Italia dan Amerika Serikat. Bahkan, dia mengaku sudah menyukai karya seni sejak usia 3 tahun. OLeh karena itu, untuk terjun ke bisnis fesyen dia hanya membutuhkan waktu sekitar 4-5 bulan.

Dengan dukungan dari sang ibu Caramia memutuskan untuk terjun ke bisnis fesyen dan aksesori. Untuk membangun usaha barunya itu, dia mengeluarkan modal sekitar Rp 50 juta. Rancangan produk yang dibuat Caramia umumnya bergaya pop art dengan menonjolkan warna-warna cerah. Dia juga menghadirkan keunikan Indonesia seperti moda transportasi bajaj dan becak dalam berbagai desain busana sampai aksesoris pelengkap. Misalnya, scarf, bandana, dompet, tas, dan masker.

Awalnya Caramia memulai usaha dengan batik cap yang dipelajarinya secara otodidak. Seiring berjalan waktu, ia memutuskan untuk memiliki produk autentik yang juga disenanginya. Alhasil, jadilah fashion item bernuansa Jakarta.

“Awalnya enggak langsung kebudayaan Betawi, tapi hal yang menarik dari Jakarta adalah kemacetannya. Dari situ baru saya menemukan banyak unsur budaya dan cerita keren yang relate dengan Betawi, ada ondel-ondel, asinan, Kota Tua, dan masih banyak lagi,” ujar Caramia.

Segala hal dari keindahan sampai kesemrawutan Jakarta menjadi inspirasi yang dipersepsikan dengan motif penuh warna lewat produk fashion. Awalnya produk yang dipilih adalah mudah dijadikan sebagai kado atau oleh-oleh seperti scarf.

“Saya menafsirkan dari kacamata seniman dengan autentik membuat motif dengan kekhasan Jakarta dan Betawi. Dari kerak telor, asinan, sampai ondel-onel yang dibuat keren dan stylish,” lanjutnya.

Baca juga :   Alice Norin: Ekspresikan Karakter Lewat Bisnis Fesyen

Kekhasan dari produk Tioria langsung menarik perhatian pasar, bahkan produknya dikenal sampai ke mancanegara. Caramia bekerja keras untuk membuat Tioria by Caramia semakin dikenal di khalayak. Bahkan, upaya pendekatan sosial dalam bentuk pameran sampai di kalangan milenial.

“Kami menyampaikan cerita bahwa brand ini ingin menginspirasi orang untuk berdiri dan menunjukkan diri mereka yang paling menyenangkan dan tak kenal takut. Jadi kami mencoba menyampaikan rasa senang itu ke seluruh produk kami melalui warna dan desain. Jadi saya pikir perspektif yang berbeda adalah titik pembeda utama kami,” jelasnya.

 

aramia Sitompul - Tioria by Caramia
Menurut Caramia, saat ini produk Tioria by Caramia sudah dikenal masyarakat domestik hingga masyarakat mancanegara seperti Amerika Serikat dan Singapura. Harga dari produknya mulai dari Rp 20 ribu hingga Rp 1,2 juta per potong (Foto: Dok. Pribadi)

 

Tantangan dan Harapan

Menariknya, setelah meluncurkan koleksi pertama, Caramia sempat nyaris kolaps. “Salah satu kegagalan pertama salah adalah hampir kehabisan uang stelah koleksi pertama. Hal itu karena saya tidak tahu bagaimana mengatur anggaran. Karena saya hanya memiliki satu kesempatan lagi untuk membuat kreasi yang saya banggakan akhirnya terciptalah scarf yang menjadi salah ciri khas Tioria yaitu syal Bajaj Jakarta,” kisahnya.

Caramia mengakui tantangan silih berganti datang sepanjang bisnis ini berjalan. Namun semua itu menjadi motivasi bagi dia untuk terus maju.

“Saya pikir jika saya dapat memilih 3 tantangan terbesar yang saya alami adalah stigma budaya apalagi sebagai wanita muda yang mau fokus untuk membuat suatu usaha kecil, memahami dasar-dasar apa yang diperlukan untuk membangun bisnis, dan rasa percaya diri bukan hal mudah yang harus saya lewati. Tetapi dengan ketekunan dan bantuan tim yang solid yang selalu mendukung kegiatan usaha saya, perlahan setiap hambatan yang datang itu kami selalu carikan jalan keluarnya,” ungkapnya bersemangat.

Begitu juga ketika Caramia menemukan persaingan usaha. Ia mengungkapkan untuk mengatasinya selalu cenderung fokus pada apa yang dilakukan serta terus berkreasi dan mencoba menjadi lebih baik di setiap musim. Hal itu lebih bagus ketimbang memikirkan kompetitor.

“Menurut saya hal baik untuk memiliki persaingan karena itu menunjukkan bahwa ada pasar untuk produk Anda. Tapi untuk mengatasinya, di sini saya cenderung fokus pada apa yang saya lakukan yang terbaik. Selain itu, saya terus berkreasi dan mencoba menjadi lebih baik dan lebih pintar dengan setiap musim yang berlalu,” tutur Caramia.

Dia bersyukur, saat ini produk Tioria by Caramia sudah dikenal masyarakat domestik hingga masyarakat mancanegara seperti Amerika Serikat dan Singapura. Harga dari produknya mulai dari Rp 20 ribu hingga Rp 1,2 juta per potong.

Baca juga :   379.000 Mitra Grab Dapat Literasi Digital dan Sertifikat dari Microsoft

“Karena kami fokus pada kain buatan lokal sebanyak yang kami bisa dan menggunakan sebagian besar bahan-bahan yang dipergunakan seperti serat alami untuk pakaian, dan poliester untuk aksesori. Sekarang karena enggak bisa ketemu customer, saling kasih ide dengan sesama teman-teman pebisnis. Kami beralih ke online. Pure online di marketplace. Sekarang sih bisa sharing ideas lewat Zoom, atau Whatsapp, Google Meet, dan kami memang harus belajar digital marketing,” papar Caramia.

Anak kedua dari tiga bersaudara ini menyebut di masa pandemi merek Tioria by Caramia ingin lebih fokus memenuhi keinginan konsumen di dalam negeri.

“Kami memiliki beberapa buyer di luar negeri, seperti di Los Angeles dan Singapura. Jelas kami berharap untuk terus berkembang di masa depan, tetapi selama pandemi kami fokus pada pasar lokal. Saya pikir sebagai pemilik usaha kecil kami terus berusaha meningkatkan diri untuk mengembangkan bisnis. Saat ini digital menjadi bagian penting dari bisnis sekarang. Jadi kami harus belajar dengan hal-hal baru dan hampir setiap hari untuk menjadi kompetitif. Jadi saya berharap dapat menciptakan tim yang lebih besar yang dapat membantu saya dalam hal itu dan menciptakan sistem yang akan terus memberi Tioria keunggulan kompetitif,” tutupnya.

 

======================

Thekla Odelia Caramia Sitompul

  • Tempat Tanggal Lahir          : Jakarta, 9 Sep 1991
  • Pendidikan                           : An Arbor- Art & Design University of Michigan dan Fashion Institute of Technology, New York, USA / Polimoda, Florence, Italia
  • Usaha yang dikembangkan : Membuat dan memasarkan produk fesyen
  • Nama Brand                        : Tioria by Caramia
  • Mulai usaha                         : Tahun 2017
  • Jabatan                                : CEO & Founder
  • Modal Awal                          : sekitar Rp 50 juta
  • Jumlah karyawan                  : 4 orang

=====================

 

FAHRUL ANWAR

Editor : Stevy Widia

Tags: bisnis fesyenbudaya lokalThekla Odelia Caramia SitompulTioria by Caramia

Related Posts

Google x Kemenkop UKM
Headline

Kolaborasi Google dan Kemenkop UKM Beri Pelatihan Bisnis Digital Bagi UMKM di 10 Provinsi

11 Agustus 2022
0
NoLimit
Headline

Untuk Tetap Sehat Startup Jangan Hanya Fokus Pada Investasi Pihak Luar

11 Agustus 2022
0
Co-Founder Desty
Headline

Desty Commerce, Solusi Satu Atap Untuk Pengembangan Bisnis e-Commerce

11 Agustus 2022
0
Load More
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Pedoman Media Siber
Copyright © 2022 PT Inovasi Muda Mandiri. All rights reserved
No Result
View All Result
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
  • Digital Community

Copyright © 2022 PT Inovasi Muda Mandiri. All rights reserved

Add youngster.id to your Homescreen!

Add
Go to mobile version