Fransisca Tjong : Sukses Berbisnis Pancake Karena Passion dan Hobi

Fransisca Tjong, Co-founder & Marketig Director Pancious Group (Foto: Stevy Widia/Youngsters.id)

youngster.id - Bisnis makanan dan minuman atau food & beverages (F&B), menjadi bisnis yang menggiurkan. Banyak orang yang mencoba peruntungan mereka di bisnis ini. Namun ini bukanlah bisnis yang gampang. Kompetisi dan perubahan tren menjadi tantangan utama bisnis ini.

Bisnis F&B merupakan industri yang memenuhi kebutuhan primer manusia yaitu pangan. Selain itu bisnis ini juga masuk dalam bagian dari industri entertaining atau hiburan. Sehingga tak sekadar memenuhi kebutuhan primer manusia tetapi juga mencakup kebutuhan rekreasi. Hal ini menyebabkan industri F&B berkembang pesat.

Salah satu pelaku bisnis F&B lokal yang bertahan hingga satu dekade adalah Pancious. Restoran ini sukses mengangkat pancake, yang identik dengan menu tambahan, menjadi menu utama yang trendy. Bisnis ini dimulai oleh empat anak muda yang hobi kuliner di medio 2007. Dan hingga sekarang bisnis ini terus berkembang bahkan telah memiliki 15 gerai di sejumlah kota besar di Indonesia.

“Saya sendiri baru sadar bahwa ternyata usaha kami ini sudah hampir 10 tahun. Mungkin karena dijalankan dengan senang dan passion jadi tidak terasa lama,” ucap Fransisca Tjong, salah satu pendiri dari Pancious yang juga menjabat Marketing Director Pancious Group kepada Youngsters.id.

Pancious didirikan pada 1 Maret 2007 oleh Fransisca bersama saudaranya, Veronica Tjong, Fredy Tjong, serta sepupu mereka Sisca Tan. Bisnis ini berawal dari sebuah rumah di kawasan Permata Hijau. Passion membuat mereka konsisten menjalani usaha ini hingga berkembang menjadi kelompok usaha di bidang F&B yang cukup besar.

“Kami dulu mulai dengan modal kecil tapi dijalani dengan konsisten dan kreatif, akhirnya usaha berkembang,” ujar wanita kelahiran Jakarta, 2 Februari 1984 itu.

Menurut dia, untuk memulai berbisnis tidak perlu khawatir terhadap modal. Yang penting kreatif dalam mengembangkan bisnis dan memberikan sesuatu yang baru kepada pasar. “Kami mulai ketika bisnis F&B belum tren. Jatuh bangun kami lalui dan seiring dengan itu bisnis ini juga mengalami berbagai perubahan. Dan, kami terus berusaha upgrade bisnis ini mengikuti perkembangan zaman,” ungkap Fransisca.

Dirinya terus mengeksplorasi semua makanan dari rasa dan bahan. Dengan demikian, Fransisca dapat mengetahui jenis kuliner apa yang akan disajikan. Dia juga mengenal pasar yang akan menjadi sasaran.

“Kami memiliki konsep yang kuat untuk bisnis ini. Pada perjalanannya semua kembali pada cita rasa dari para pelanggan. Oleh karena itu kami menekankan: di Pancious nilai dari uang itu yang penting, bukan sekadar jumlahnya saja,” ungkap Fransisca.

 

Tetap Enjoy

Sesungguhnya bisnis F&B ini berawal dari hobi. “Jadi sebelumnya karena saya memang hobi makan. Jika sedang travelling, saya mencoba kuliner di setiap negara,” ungkap Fransisca. Dia bersama saudara kembarnya Veronika, adik laki-lakinya Fredy dan sepupunya Sisca sering bersama jalan-jalan secara berkala menikmati aneka kuliner

Bersama, tidak cuma mencari cita rasa, tetapi tempat menarik dan pelayanan. Tanpa terasa mereka mendapat banyak ilmu tentang caranya mengelola restoran, sehingga mereka menyadari ada peluang bisnis di sana.

Oleh karena itu, sepulang ke Indonesia ide untuk membuka usaha kuliner langsung terbersit. Fransisca sempat bekerja sebagai marketing di salah satu perusahaan swasta. Namun ketika ide itu mendapat dukungan dari ketiga saudaranya, dia pun tidak ragu-ragu untuk berhenti bekerja dan langsung mengelola usaha F&B ini.

“Saya memulai bisnis kuliner dari hobi coba-coba semua makanan dari satu kota ke kota lain hingga luar negeri. Dan karena saya suka makan dan masak, menjalani usaha ini jadi tidak merasa bosan dan tetap enjoy,” katanya lagi.

Menariknya pancake pun menjadi pilihan bisnis keempat anak muda ini. Alasannya sederhana, karena pancake menjadi menu mereka saat bersekolah di luar negeri. Nama Pancious itu sendiri berasal dari pancake is delicious. “Saya rasa orang Jakarta sudah mengenal pancake. Hanya saja, belum ada yang memperkenalkan dengan baik. Sehingga kami melakukan sejumlah adaptasi untuk menyesuaikan dengan cita rasa Indonesia,” ungkap Fransisca.

Awalnya Pancious dibuka di rumah Sisca di Permata Hijau. Minim pengalaman di dunia F&B serta menu pancake yang sebenarnya agak asing bagi lidah orang Indonesia, tak membuat mereka gentar. Menurut Fransisca, dia berbekal pengalaman eksplorasi berbagai jenis makanan, dari rasa dan bahan. Dan sebagai lulusan bisnis, hal itu menjadi salah satu faktor penting untuk mengetahui pasar yang akan disasar serta jenis bisnis kuliner yang akan dijalankan. “Saya percaya jika kita menawarkan sesuatu yang spesial pasti diterima pasar,” ujarnya.

Dan terbukti. konsep Pansious ini langsung diterima masyarakat. Bahkan mereka sampai kewalahan melayani pengunjung. Melihat hal itu mereka pun semakin mantap di bisnis ini. Berbekal modal pinjaman dari orang tua masing-masing, enam bulan kemudian Pancious pun berekspansi, membuka outlet kedua. Dan kembali sukses. Sehingga usaha yang dimulai dengan modal bersama ini bisa segera break event point.

Semula Fransisca mengaku, dia bersama saudara-saudaranya harus rela ikut masuk ke dapur. Bergantian mereka menangani mulai dari urusan cuci piring, menjadi kasir hingga melayani pengunjung. Toh, karena passion dan hobi, hal itu tidak terasa capek.

Seiring perkembangan waktu, Pancious pun melebarkan sayap menjadi satu grup usaha. Mereka memiliki 10 outlet yang tersebar di Jabodetabek. Dan sejak tahun 2015 lewat sistem waralaba gerai Pancious juga hadir di Bandung, Surabaya, Makasar, Palembang.

Tak hanya itu, Pancious mengembangkan usaha dengan membuka toko online cake bernama Brooklyn dan restoran makanam Jepang, Roba Yakitori di Jakarta. “Kami sekarang sudah punya banyak ilmu, inspirasi, di usaha kuliner,” ujarnya.

 

Fransisca Tjong sukses mengembangkan bisnis pancake Pancious karena passion dan hobi (Foto Dok. Pribadi/Youngsters.id)
Fransisca Tjong sukses mengembangkan bisnis pancake Pancious karena passion dan hobi (Foto Dok. Pribadi/Youngsters.id)

 

Terus berinovasi

Menurut Fransisca upaya untuk eksis di usaha ini tidak hanya dari sisi menu, juga dari sisi bisnis. Setiap tahun Pancious selalu menggelar kampanye bagi para pelanggannya, Pancious Lover, untuk mengekspresikan kreativitas yang selalu baru. Di tahun 2016, Fransisca dan timnya menggelar kampanye #ceritaPancious.

Kampanye ini berupa kompetisi foto dari para pelanggan yang menangkap momen mereka bersama Pancious lewat foto. “Mengapa foto, karena foto bisa bercerita banyak daripada kata-kata. Ini sekaligus mendekatkan kami dengan para Pancious Lover dengan cara yang kreatif,” ungkap Fransisca.

Bagi wanita lulusan Monash University, ketatnya kompetisi di bisnis F&B mendorong dia untuk kreatif dalam menarik pasar. Dia menangkap bahwa di era sosial media sekarang ini, kuliner dan fotografi sangat berkaitan erat. “Kami menyeimbangkan bisnis F&B ini dengan lifestyle. Dan itu ditunjang dengan peran sosial media yang sangat besar. Pokoknya kami mengikuti tren,” ujarnya.

Ia mengakui bahwa persaingan bisnis F&B di Indonesia cukup ketat. Bermunculan banyaknya pusat perbelanjaan menjadi peluang sekaligus tantangan bagi bisnis ini. Agar bisa eksis dan bertahan di bisnis F&B, maka selain menjual produk utama juga dilengkapi dengan produk lainnya yang mendukung produk (utama) tersebut sehingga produk yang dijual memiliki variasi yang lebih banyak dan luas dengan konsumen yang dibidik.

Strategi pemasaran Pancious menurut Fransisca, fokus ke konsumen. “Kami tidak menekankan ke potongan harga (diskon), melainkan ke promosi produk kami,” ujarnya. Menu pun berkembang. Tak hanya pancake saja. Ada pasta, burger dan steak serta banyak minuman spesial.

Target pemasaran Pancious terutama adalah kelas menengah ke atas. “Sebab jenis makanan yang kami jual memang yang bisa diterima oleh masyarakat kelas itu. Mereka-mereka yang terbuka dengan hal-hal baru,” kata Fransisca lagi.

Karena itu, wanita yang murah senyum ini juga melakukan inovasi di bidang pemasaran. Dia melihat sosial media menjadi faktor pendukung utama saat ini. “Selain menjaga kualitas menu, kami juga menyesuaikan dengan perkembangan gaya hidup sekarang yang erat dengan sosial media,” ungkapnya.

Pancious pun giat berkampanye di sosial media seperti Instagram, Facebook dan Twitter. Fransisca juga mulai melirik bisnis e-commerce untuk cake. “Kami sedang mencoba dunia digital agar bisa melebarkan sayap dan menjangkau lebih luas lagi,” ujarnya. Menurut dia, perubahan ini membawa dampak organik untuk pertumbuhan bisnis Pancious Group.

Di tahun depan, gerai Pancious akan kembali bertambah di Jakarta, Surabaya dan Makassar. “Kami terus meningkatkan kualitas dan jumlah brand. Untuk itu kami akan mengikuti tren. Dengan harapan kami dapat bertahan dan eksis terus di bisnis F&B ini. Karena bisnis ini menyenangkan,” pungkas Fransisca.

 

======================================

Fransisca Tjong

========================================

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version