youngster.id - Inovasi di dunia kuliner terus bergulir. Selalu ada saja jenis makanan baru yang populer di masyarakat. Ternyata, selain kuliner baru, ada banyak kudapan tradisional atau jajanan pasar yang unik dan lezat yang bisa dipopulerkan. Bahkan ini bisa menjadi bisnis yang menjanjikan.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memproyeksi pertumbuhan industri makanan dan minuman atau mamin akan mencapai 5%–6% pada kuartal II/2021. Sebelumnya, pada kuartal I/2021 sektor ini hanya tumbuh 2,4%.
Tak heran jika diprediksi berbagai bisnis kuliner akan menjadi tren 2021. Tak hanya ide bisnis baru, peluang bisnis kuliner lokal atau makanan Indonesia asli juga mulai naik pamor. Bahkan peluang bisnis makanan tradisional kini tak hanya berpusat di daerah asalnya saja. Banyak masyarakat yang tinggal di daerah lain yang ingin mencicipi cita rasa khas tersebut.
Hal inilah yang mendorong beberapa pelaku usaha kuliner mengembangkan inovasi produk jajanan tradisional dalam kemasan. Tujuannya, agar konsumen bisa menyantap makanan itu kapan dan di mana saja dengan cara yang praktis.
Kondisi itu pula yang mendorong Galih Ruslan mendirikan KylaFood, sebuah bisnis kuliner yang mengangkat jajanan tradisional Jawa Barat.
“Sebuah perjalanan panjang hingga kami bisa sampai di titik ini. Sejak hadir di tengah masyarakat, Kylafood berupaya berkontribusi untuk memperkenalkan jajanan khas Jawa Barat dengan cara baru, yaitu dikemas secara instan agar dapat diakses oleh siapapun dari mana saja. Hal ini berangkat dari keyakinan kami bahwa makanan ataupun jajanan tradisional merupakan bagian dari budaya yang penting untuk dilestarikan,” ungkap Galih, Founder & CEO KylaFood kepada youngster.id.
Galih mengaku bisnis ini berawal dari kegemarannya jajan kuliner pinggir jalan bersama istri. Sarjana Ekonomi alumni Universitas Widyatama ini melihat ada peluang bisnis dari hobi tersebut. Dia lalu mengembangkan bisnis jajanan tradisional Jawa Barat yang dikemas instan.
Mengawali bisnis di 2017, Galih mulai berjualan seblak dan batagor instan di dalam garasi rumahnya bersama 5 karyawan. Namun, seiring berkembangnya tren jajanan tradisional instan, Kylafood mulai merambah memproduksi kuliner lainnya seperti, cireng bumbu rujak, batagor, mie kocok, cimol, mie tektek, baso aci dan masih banyak lagi.
“Jadi saat kami memulai berbisnis, persaingan dalam industri pangan khususnya berjualan seblak dan batagor instan masih sedikit. Dengan perkembangan tren, khususnya dalam penjualan jajanan tradisional instan, persaingan semakin ketat,” ungkapnya.
Namun dengan strategi bisnis yang tepat dia yakin usaha yang dibangun bersama sang istri ini akan dapat bertahan dan berkembang lebih lagi.
Rasa Otentik dan Kualitas
Bermula dari usaha rumahan, kini Galih berhasil mengembangkan usahanya dengan jumlah penjualan puluhan ribu jajanan tradisional. “Keunggulan KylaFood adalah kami menjual barang yang cukup banyak dan rasanya otentik. Kualitas rasa menjadi hal yang utama, karena jika pelanggan kecewa dengan rasa yang asal, maka tidak akan kembali membeli. Menjaga kualitas merupakan salah satu dasar untuk terus mempertahankan perkembangan bisnis. Saya percaya salah satu faktor untuk mendapatkan kualitas terbaik bergantung dengan SDM yang dimiliki,” terangnya.
Untuk itu, Kylafood juga menggunakan 100% bahan baku lokal yang sebagian langsung didapatkan dari petani di daerah Subang, Jawa Barat. Menurut Galih, penggunaan bahan baku lokal menjadi kekuatan cita rasa dari produknya yang merupakan makanan asli Indonesia. Kylafood juga memastikan bahan baku yang digunakan adalah bahan baku terbaik yang diolah dan diproses dengan mengutamakan kebersihan (hygiene) dan sanitasi.
Galih juga percaya dengan memproduksi secara lokal dan membeli bahan baku lokal, Kylafood akan ikut serta membuka lapangan pekerjaan untuk warga sekitar yang mayoritas lulusan SD dan SMA. “Hingga saat ini Kylafood telah berkembang dan memiliki lebih dari 30 karyawan,” ujarnya.
Berkat inovasi kreatif produk jajanan tradisional ini, Galih berhasil memenangkan kompetisi bisnis dan menjadi juara 1 pada acara Wirausaha Muda di Kemenpora RI 2019. Juga, menjadi salah satu brand yang mendapatkan dana usaha dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada tahun 2020.
“Masyarakat kini telah mulai mempercayai kualitas produk lokal, yang juga dibantu dengan adanya platform online yang ikut membantu mempromosikan produk lokal yang tidak kalah saing dengan produk luar lainnya,” kata Galih.
Tak hanya kualitas, Kylafood juga terus meningkatkan strategi pemasaran. Untuk terus melebarkan sayapnya, Galih memanfaatkan perkembangan teknologi serta perubahan pola perilaku masyarakat. Khususnya dalam berbelanja online juga menjadi salah satu peluang untuk memperluas jangkauan produknya.
Dengan tingginya permintaan tersebut, di tahun 2017 Galih bergabung dengan e-commerce Shopee. Sejak itu, diakui Galih, pihaknya merasakan perkembangan sangat signifikan khususnya dalam peningkatan order. Diklaim Galih, bisnisnya berkembang signifikan hingga mengalami peningkatan order 10 kali lipat.
Pasar Lebih Luas
“Saya tidak pernah menyangka Kylafood yang memulai bisnis berjualan hanya mengandalkan fitur chat, sekarang bisa bergabung dengan e-commerce dan menjangkau pasar yang lebih luas. Selain itu, kami bisa membantu lingkungan sekitar dengan memberikan peluang lapangan pekerjaan baru yang bisa untuk menambah penghasilan dan perekonomian lingkungan sekitar,” tutur Galih.
Menurut Galih, dengan perkembangan zaman dan perubahan tren di tengah masyarakat saat ini, semakin banyak bermunculan pelaku usaha lokal yang tidak perlu diragukan lagi kualitas produknya. “Meski demikian kita sebagai pelaku usaha lokal tidak boleh lengah dan cepat puas karena peluang dan potensi untuk kita berkembang itu selalu ada,” ungkap Galih.
Galih mengungkapkan, berdasarkan pengalaman dengan bergabung di e-commerce itu telah memberikan kemudahan dalam berbagai aspek serta menghadirkan inovasi dan kampanye yang sangat memanjakan konsumen. Oleh karena itu, platform e-commerce ini dapat menjadi media penting bagi para pelaku usaha lokal untuk mengejar target, dengan mengoptimalkan kemudahan yang diberikannya.
Menurut Galih, meskipun sudah empat tahun membuka toko di e-commerce, namun antusiasme pengguna e-coomerce itu terhadap produk-produk KylaFood masih tinggi. Jumlah pesanan masih terus berkembang terlebih dengan adanya rangkaian kampanye yang sangat menguntungkan konsumen.
“Kami senang sekali dapat bekerjasama dengan Shopee, platform yang terus mendukung kemajuan dan perkembangan produk-produk lokal. Hadirnya Kylafood di platform Shopee tidak hanya memberikan kemudahan akses bagi pembeli untuk membeli produk kami, tetapi menjadi salah satu strategi bagi Kylafood untuk beradaptasi di era digital dan semakin memperluas jangkauan produk kami,” katanya.
Menurut Galih, pihaknya merasa sangat terbantu dengan program yang diberikan e-commerce itu, seperti kampanye-kampanye besar, fitur flash sale, voucher toko, dan masih banyak lainnya yang telah membantu memberi eksposur ke tokonya. “Itu pada akhirnya berpengaruh ke peningkatan penjualan dan perkembangan bisnis Kylafood yang signifikan,” kata Galih.
Meski telah menjual ratusan produk, Galih mengatakan akan tetap berinovasi ke depannya. Salah satunya dengan memanfaatkan #ShopeePilihLokal untuk memperluas bisnis. Di bulan Agustus, Kylafood juga akan memberikan penawaran dalam program Shopee 8.8 Supermarket Sale dan Shopee Dari Rumah bagi konsumen.
Menurutnya, kampanye seperti ini memberikan kesempatan bagi setiap pelaku usaha, khususnya penjual lokal untuk meningkatkan eksposur serta memanfaatkan fitur-fitur guna menjaga keberlangsungan perkembangan bisnis, khususnya di tengah pandemi.
“Visi kami untuk menjadi bagian dari pengembangan dan kemajuan perekonomian Indonesia. Pelaku usaha memiliki peran penting, khususnya untuk terus berusaha meningkatkan potensi produk lokal dan meyakinkan masyarakat bahwa produk lokal memiliki kualitas yang dapat bersaing secara global,” pungkasnya.
======================
Galih Ruslan
- Tempat Tanggal Lahir : Garut, 7 Desember 1991
- Pendidikan Terakhir : Sarjana Manajemen Keuangan, Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Widyatama
- Usaha yang dikembangkan : Mengemas dan memasarkan produk jajanan tradisional
- Nama Brand : Kylafood
- Mulai usaha : Tahun 2017
- Jabatan : CEO & Co-founder
- Jumlah Karyawan : 30 Orang
- Jumlah transaksi : puluhan ribu per bulan
Prestasi :
- Juara 1 Wirausaha Muda Kemenpora RI 2019
- Salah satu brand yang mendapatkan dana usaha dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (KEMENPAREKRAF) RI pada tahun 2020.
=====================
FAHRUL ANWAR
Editro : Stevy Widia
Discussion about this post