youngster.id - Kaesang Pangarep, kerap kali dijuluki “Kang Pisang” oleh para netizen. Tapi, kini pebisnis muda ini menambah lagi embel-embel pada dirinya sebagai “Kang Kopi”.
Bisnis kopi memang tengah menjadi peluang bisnis yang menarik. Hal itu terlihat dari makin ramainya kedai yang fokus menyajikan minumam berbahan dasar biji kopi. Mereka tak sekadar beradu rasa, tetapi juga adu kreativitas.
Salah
satu yang tengah tren di kalangan penikmat kopi terutama milenial adalah cold brew. Ini adalah menu berbahan biji
kopi dengan metode penyeduhan air dingin. Minuman kopi dengan teknik penyeduhan
dingin ini rasanya lebih ringan dengan kadar keasaman relatif lebih rendah.
Peluang bisnis ini yang dilirik oleh Kaesang. Setelah sukses dengan bisnis Sang
Pisang, kini putra bungsu Presiden Joko Widodo ini membuka bisnis baru yang
mengedepankan produk cold brew. Gerai
pertamanya dibuka di kawasan Cipayung Jakarta Timur.
“Saya itu latihan jadi barista dulu. Setelah itu saya jadi punya mimpi ingin buka toko kopi sendiri. Tetapi butuh waktu satu tahun untuk bisa mewujudkan mimpi itu,” kata Kaesang kepada media saat pembukaan TernaKopi beberapa waktu lalu.
Kedai kopi yang diusung Kaesang terbilang unik dan berbeda dengan kedai kopi yang sudah ada. Kedai ini berupa kontainer yang telah dimodifikasi menjadi kedai kopi. Kopi yang dijual juga adalah kopi kemasan dalam botol. “Karena kami jual kopi dengan konsep take away. Kemasan botol plastik ini adalah kemasan sementara, mungkin nanti dalam waktu 3-4 bulan akan kami ganti dengan yang ramah lingkungan,” ucap Kaesang.
Usaha kedai kopi Ternakopi ini dijalani bersama rekannya Ansari Kadir (co-founder ) sejak setahun lalu. Menurut Kaesang, ilmu menjadi barista membuat dia mengembangkan beberapa rasa dalam produk Ternakopi. “Saya men-develop beberapa rasa dan barista. Saya men-develop sisianya,” ujar Kaesang.
Adapun kopi yang diracik Kaesang sendiri adalah rasa original, gula jawa, hazelnut dan caramel. Varian lain yang ditawarkan Ternakopi adalah green tea, kopi taro, vanilla, mint, cokelat dan alpukat. Dengan harga sekitar Rp 20 ribu per botol.
Kaesang mengaku bisnis barunya ini mendapat dukungan sepenuhnya dari sang ayah, Joko Widodo. “Siapa lagi tester saya di rumah kalau bukan bapak. Favoritnya bapak yang gula jawa,” ujar Kaesang sambil tersenyum.
Bekerjasama dengan Alfamidi, Kaesang mengaku sudah siap ekspansi. Bahkan, dalam 1 bulan perusahaan berbendera PT Sang Khadir Indonesia ini siap membuka 10 hingga 15 kedai kopi.
Tanpa Beban
Kaesang mengaku, dalam menjalani bisnis keempatnya ini merasa tak memiliki beban. Selain memiliki pengalaman di bisnis food and beverage, dirinya telah terbiasa menghadapi kendala bisnis yang ditemuinya.
“Kalau kendala sebenarnya nggak begitu, karena saya sudah terbiasa menemui kendala seperti dalam melakukan pekerjaan di bisnis Sang Pisang. Kendalanya, ya rahasia. Cuma untuk bisnis kopi ini kerjanya lebih cepat aja,” ungkapnya sambil tersenyum.
Sesungguhnya pemuda yang tengah berkuliah di Singapura ini terbilang sangat agresif mengembangkan usaha. Umumnya, bisnis yang digelutinya di bidang kuliner dan clothing. Yang paling terkenal adalah Sang Pisang, bisnis pisang goreng ini diluncurkan sejak Desember 2017. Kini, Sang Pisang telah punya 78 outlet yang tersebar di 26 kota di Indonesia.
Sebelumnya, pemuda kelahiran 1994 ini membuka bisnis clothing dengan brand Sang Javas yang diluncurkan pada 27 Agustus 2017. Dengan memilih tema Kecebong dalam desainnya, produk kaus ini menjadi perbincangan hangat warganet. Gambar kecebong layaknya potongan komik pada bagian depan kaus, menurut Kaesang, terinspirasi dari perilaku masyarakat di media sosial.
Produksi pertama kaus ini adalah 1.000 potong. Dalam dua minggu kaus terjual sekitar 300 potong. Satu kaus dibanderol dengan harga Rp 150.000, tersedia dalam berbagai ukuran. “Kenapa memilih kecebong sebagai tokohnya? Karena kalau nanti saya milih unta atau badak, gambarnya bisa kegedean. Makanya milih kecebong yang kecil-kecil aja,” kelakar Kaesang di sela-sela peluncurun produk kausnya di Car Free Day Solo, ketika itu.
Kini, bisnis clothing-nya telah berkembang dengan merek TRUZ, produk kaos yang ditujukan untuk penggemar olahraga skateboard. Selain t-shirt, TRUZ juga menjual kaus berlengan panjang, jaket, serta jumper. Kedua produk ini biasanya dijual secara online.
Kejelian melihat peluang bisnis terus bergulir. Adik dari Gibran Raka Bumi ini kembali membuka bisnis kuliner Pasta Buntel. Meski mengusung pasta yang merupakan ciri khas makanan Italia, tetapi Pasta Buntel ini juga punya cita rasa masakan Jawa. Bahkan, semua makanan yang disajikan di Pasta Buntel dibungkus dengan daun pisang, lalu dipanggang dengan bara. Kaesang juga beternak ikan Lele untuk memasok sejumlah warung makan di Solo.
Bisnis lain Kaesang berupa aplikasi Madhang, tempat pedagang makanan menjajakan hasil olahannya. “Madhang merupakan marketplace makanan yang digunakan untuk membuka warung dan menjual makanan di aplikasi Madhang. Jadi ibu-ibu rumah tangga atau siapa saja yang bergabung dengan Madhang tidak harus memiliki warung dan tidak perlu keluar rumah, sudah bisa berjualan,” ungkap Kaesang di akun media sosialnya.
Support dan Sinergi
Dia berharap dengan berbagai bisnis yang dikembangkan juga akan membuka lapangan kerja sebanyak-banyaknya bagi masyarakat. “Yang jelas, dengan terciptanya usaha ini, saya ikut membantu para petani lokal meningkatkan taraf hidupnya dan bisa membuka peluang kerja baru bagi masyarakat Indonesia,” tegas Kaesang.
Bisnis yang ditekuninya mendapat dukungan dari keluarga, termasuk sang ayah. Namun Kaesang mengakui bapaknya tidak pernah memberi modal dalam bentuk uang, hanya support.
“Bapak kan enggak selamanya jadi presiden. Dari dulu bapak pesan ke saya: ‘jadi anak jangan merepotkan orangtua, harus berjuang sendiri’. Bapak enggak pernah ngasih dukungan dalam bentuk uang, tapi saya selalu di-support,” ungkap Kaesang.
Untuk Ternakopi, Kaesang bekerjasama dengan salah satu perusahaan payment aggregator, Cashlez. Tujuannya, tak lain ingin mempermudah pelanggan serta perusahaannya dalam kegiatan transaksi pembayaran baik cash atau elektronik.
Langkah ini sekaligus untuk mengantisipasi pesatnya ekspansi yang akan dilakukan. Bahkan, Kaesang menargetkan akan membuka hingga 100 cabang di seluruh Indonesia. Selain itu, mereka kan akan meluncurkan berbagai inovasi rasa kopi yang tak biasa, namun pas di lidah masyarakat Indonesia dengan sensasi rasa kopi yang unik ditiap seduhannya.
Kaesang menceritakan makna di balik nama Ternakopi. Produk kopinya ini menggunakan susu. “Susu itu dari mana, dari sapi. Sapi itu kan diternak, makanya saya ingin membudidayakan dan menyejahterakan peternak sapi yang memerah susu,” ucapnya.
Menariknya, meski terbilang cepat meraih sukses sebagai pengusaha muda, Kaesang terlhat bersikap biasa saja. Menurut dia, keberhasilan dirinya berbisnis juga dapat dilakukan oleh anak-anak muda yang lain.
“Coba aja dulu, jangan takut. Dan, kalau gagal coba lagi. Kalian tahu kan ada salah satu produk kopi lokal yang mendapat suntikan dana Rp 120 miliar, jadi harus dicoba dulu. Karena segalanya patut dicoba, jangan selalu mengeluh,” kata Kaesang.
Bahkan, dalam hal persaingan bisnis Kaesang juga mengaku tidak terlalu khawatir. Termasuk ketika dibandingkan dengan bisnis yang dilakukan sang kakak, Gibran. “Kayak Sang Pisang ingin nyaingin Markobar. Jadi, Ternakopi itu pengin nyaingin Kopi Jolo. Jadi kakak saya ada bisnis apa, saya saingin,” pungkas Kaesang dengan gayanya yang khas sambil tertawa.
=============================================
Kaesang Pangarep
- Tempat Tanggal Lahir : Solo, 25 Desember 1994
- Pendidikan Terakhir : Singapore Institute of Management University
- Mulai Bisnis : 2017
- Bisnis yang dimiliki : Sang Pisang, Sang Javas, TRUZ, Pasta Buntel, Aplikasi Madhang, Ternakopi
=============================================
FAHRUL ANWAR
Editor : Stevy Widia
Discussion about this post