youngster.id - Budidaya ikan hias kembali ramai di masyarakat. Bahkan bisnis ini turut membantu perekonomian di tengah kondisi ekonomi sekarang ini. Peluang untuk ekspor juga terbuka luas, terutama untuk ikan hias lokal. Salah satu yang tengah booming adalah ikan Guppy.
Guppy adalah salah satu spesies ikan hias air tawar yang populer di dunia. Ikan hias Guppy memang ikan digandrungi pasar internasional. Warnanya yang cerah dan bentuknya yang unik menjadi daya tarik sendiri.
Beberapa tahun belakangan ini binis ikan hias berjenis ikan Guppy ini cukup mendapatkan perhatian besar dari masyarakat Indonesia. Hal itu berimplikasi pada peningkatan jumlah pecinta, pelaku hobi dan pembudidaya ikan Guppy di Indonesia. Saat ini tercatat komunitas ikan Guppy sudah mencapai Iebih dari 50 komunitas dari 34 provinsi di seluruh Indonesia.
Peluang bisnis ikan hias air tawar ini memang terbuka lebar. Ada beragam jenis ikan Guppy seperti Albino Full Red (AFR), Albino Full Platinum (AFP), Half Black Blue (HB BLUE), Half Black Red (HB RED), mini panda, Platinum Red Tail Big Ear (PRTBE).
Bagi para pengemar ikan Guppy juga punya standard strain yang benar dan memiliki garis keturunan juara kontes atau membawa genetik langka. Ikan standar kontes seperti albino yellow cobra delta tail, tuxedo white delta tail, emerald bottom sword, dan yang lainnya. Ada juga yang jenis langka seperti albino tuxedo big red ear, king koi red ear, tuxedo koi balon bubble eye, singa blue tail.
Indonesian Guppy Popularized Association (IGPA) salah satu komunitas Ikan Guppy terbesar di Indonesia optimistis Indonesia mampu menjadi barometer produksi ikan Guppy dunia dengan kekayaan potensi lingkungan yang sangat mendukung pembudidayaan Ikan Guppy. Bahkan kemampuan skala produksi ikan Guppy diketahui bisa mencapai 110.000 pasangan dalam 6 bulan.
Peluang ini juga ditangkap Kevin Andhika Pratama Cholis Putra yang membuka usaha rintisan Keploy Guppy Farm. “Saya melihat ikan cantik ini banyak diminati dari ramainya postingan masyarakat di media sosial. Saya memutuskan untuk mencoba peluang ini pada awal 2019,” ucap Kevin kepada youngster.id.
Kevin mengaku langsung tertarik dengan jenis ikan ini yang memiliki penampilan cantik dan mewah. Jangan salah ikan air tawar yang satu ini bukanlah Guppy yang biasa yang liar. Melainkan jenis Guppy hias yang kualitasnya tidak diragukan lagi. Selain itu, perawatannya mudah, karena ukurannya kecil sehingga tidak butuh ruang besar.
“Ada rasa kesenangan tersendiri dan bangga juga ketika memiliki jenis ikan di kelas kualitas yang tinggi,” ujarnya.
Dari Kamar Kos
Kevin memulai bisnis budidaya ikan Guppy sangat menguntungkan. Dari satu ekor indukan ikan bisa menghasilkan ratusan anak-anak Guppy yang bisa dijual dengan harga yang bervariatif.
Berangkat dari itu, selama enam bulan dia menggali informasi baik dari teman, dan media sosial mengenai budidaya ikan hias. Sampai akhirnya Kevin memutuskan untuk menjadikan ini sebagai peluang bisnis.
Dengan modal hasil tabungannya dia membeli sejumlah tangki air dan perlengkapan untuk pembudidayaan ikan Guppy. Menariknya, usaha ikan hias itu dimulai dari kamar kosnya.
“Akhirnya dengan modal uang hasil kerja dan projek bebas, saya coba membeli beberapa tank dan perlengkapannya, membuat raknya, lalu membeli ikan Guppy. Kamar kost saya pun berubah jadi peternakan kecil waktu itu,” ungkapnya dengan bangga.
Usaha ikan hias Guppy ini dijalani Kevin dengan serius. Dia mengembangkan pembudidayaan Guppy yang berkualitas hingga pelayanan dan panduan untuk para pelanggan dari Keploy Guppy Farm.
Kevin mengatakan bersama timnya ia selalu berupaya menciptakan hasil ternak dengan indukan berkualitas. Pasalnya, jika hal itu tercapai Kepoy Guppy Farm akan mampu menghasilkan ikan Guppy yang berkualitas untuk kontes.
“Kami fokus mengusahakan untuk menciptakan hasil ternak dengan indukan yang berkualitas untuk menghasilkan ikan Guppy kelas kontes yang sehat,” terangnya.
Menurut Kevin, untuk membudidayakan jenis ikan Guppy ini terbilang mudah. Cukup perawatan yang intensif dan ketelitian. “Cara kerja banyak melalui proses. Antara lain bibit bagus ditambah dengan perawatan air dan pemberian pakan yang secukupnya. Ketika ikan sudah memasuki usia dewasa, dari situ lalu kami sortir ikan dengan bentuk fenotip yang terbaik untuk dipisahkan. Selanjutnya, anakan dipisahkan di kolam pembesaran,” jelas Kevin lagi.
Selain dari kualitas genetik yang dijaga, lanjut Kevin, juga ada pelayanan panduan kepada pembeli terutama yang pemula tentang cara untuk merawat dan mengembangkan ikan yang mereka beli dari kami. “Biasanya kami juga jual paketan untuk mempermudah buyer yang tujuannya mau untuk farming juga. Semua ini, tentu menjadi pembeda dan keunggulan yang kami miliki dari usaha sejenis yang selama ini ada,” tambahnya.
Kevin menyebutkan, produk ikan Guppy yang dijualnya merupakan ikan yang telah berusia 3 bulan sampai 6 bulan ke atas. “Lebih mahal yang usia sudah 6 bulan karena sudah siap dipisahkan,” ujarnya.
Diakui Kevin, tentu saja bisnis ikan hias Guppy yang ditekuninya ini tak selalu mulus. Kevin mengungkapkan kendala dan tantangan selama menekuni usaha itu. Bahkan, dia juga mengalami kegagalan. Misalnya ketika proses ternak budidaya ikan hias tak sesuai dengan apa yang diharapkan.
“Untuk kendala yang ditemui biasanya ada saja ikan yang mati, atau anakan yang dimakan induknya sendiri karena tidak sempat dipisahkan. Soal lainnya seperti pakan dan perawatan tank masih sangat bisa diatasi,” ungkap Kevin.
Buka Peluang Kerja
Seiring berkembangnya jumlah peminat ikan Guppy, jenis ikan ini berkembang sangat banyak. Jenis ikan Guppy yang saat ini tercatat di seluruh dunia ada ratusan jenis dan akan terus bertambah dengan proses penyilangan dari breeder seluruh dunia yang tidak pernah berhenti,
Menariknya, ketika sejumlah usaha gulung tikar, justru budidaya ikan Guppy semakin menjanjikan. Ternyata ikan Guppy tetap berkembang, tetap digemari, bahkan melejit di saat pandemi Corona. Peluang bisnis ikan hias menjadi ladang usaha yang menjanjikan di tengah pandemi. Tren penjualan ikan hias terus meningkat baik dari segi kuantitas maupun harga,
Hal ini juga diungkapkan Kevin. Menurutnya, peluang bisnis budidaya ikan hias Guppy masih terbuka lebar terutama bagi kaum milenial yang ingin memiliki penghasilan tambahan.
“Bisnis ini terbilang cukup praktis dan mudah untuk dimulai siapa saja. Modalnya juga tidak terlalu besar, hanya saja untuk mendapatkan kualitas bibitan dan hasil ikan yang terjaga baik kualitasnya perlu sedikit lebih banyak tambahan biaya seperti untuk pakan dan perawatan air di dalam tank ikan. Ikan ini juga tidak terlalu sulit untuk diternak,” jelas Kevin.
Kevin dengan bangga mengklaim berkat bisnis ini, dia bisa memberikan peluang kerja kepada beberapa anak muda warga setempat yang punya waktu senggang untuk sekedar membantu proses perawatan di farm secara rutin.
“Selain berupa honor, saya juga memberikan mereka kesempatan untuk yang tertarik memulai farm Guppy sendiri. Biasanya saya berikan beberapa ikan dari hasil pemijahan untuk mereka kembangkan lewat farm sendiri, atau mau dijual lagi juga tidak apa-apa,” sambungnya.
Menurut Kevin, cara itu dilakukannya sebagai salah upaya untuk mendorong dan menumbuhkan jika kewirausahaan, terutama di kalangan anak muda. “Biasanya kami tawarin pekerjaan dan ikut kumpul dengan komunitas Guppy setempat. Kami juga berbagi soal peluang usaha ternak Guppy ini,” ujar Kevin.
Melalui cara itu pula, lanjut Kevin, bisnis bisa berjalan dengan sehat. Munculnya persaingan adalah hal yang wajar. “Saya sebenarnya justru senang jika ada banyak peternak Guppy. Tapi biasanya yang jadi masalah itu dan sangat mengganggu bagi saya kalau ada farm yang menjual ikan berkualitas dengan harga cendol atau murah. Jadi merusak harga pasaran,” katanya.
Untuk mengatasi hal itu, Kevin mengaku tetap konsisten dengan kualitas. Dia juga terus mengedukasi para pembeli dan masyarakat lewat pengenalan terkait jenis, kualitas, daya tarik Guppy serta harganya.
“Sangat penting bagi kami agar pembeli mendapatkan ikan yang terawat dan terjaga genetiknya, terutama untuk yang mau serius atau hobi ikan hias. Karena jika ikan dirawat asal-asalan akan menimbulkan sakit dan dapat menular melalui air ke ikan lainnya di tank yang sama,” paparnya.
Kevin bersyukur, bisnis yang dijalani selama 2 tahun itu berjalan lancar. Dalam sebulan dia mampu menjual 50 pasang hingga 100 pasang ikan. “Untuk saat ini pemasaran kami masih di area lokal saja. Untuk per pasang saya jual dari harga Rp 170 ribu hingga Rp 500 ribu, sesuai umur dan standar kualitasnya,” ungkapnya.
Kevin berharap usaha ikan hias yang dia tekuninya bisa membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar, sekaligus bisa menuju pasar ekspor yang nantinya dapat mendukung sektor pereknomian di negeri ini.
“Saya berharap nantinya bisa membuat lapangan kerja juga buat masyarakat sekitar dan kami sesama penghobi sekaligus peternak ikan Guppy bisa saling bekerjasama untuk menjaga kualitas harga pasaran untuk ikan yang akan kami jual nantinya dan kalau bisa lagi mengahasilkan ikan dengan varietas baru yang bisa menjadi ikon untuk dapat dijual ke luar Indonesia,” pungkas Kevin.
====================
Kevin Andhika Pratama Cholis Putra
- Tanggal Lahir : 26 Juni 1997
- Pendidikan : Akademi Teknologi Laboratorium Medik
- Usaha yang dikembangkan : Pembibitan ikan hias jenis Guppy
- Nama Usaha : Keploy Guppy Farm
- Mulai Usaha : 2019
- Jabatan : Founder & Pengelola
- Modal awal : Rp. 7.500.000
- Karyawan : 2 orang
- Omzet : Rp 5 juta – Rp 10 juta per bulan
=====================
FAHRUL ANWAR
Editor : Stevy Widia
Discussion about this post