Sabtu, 27 September 2025
No Result
View All Result
youngster.id
Pratesis Ads
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
No Result
View All Result
youngster.id
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
No Result
View All Result
youngster.id
No Result
View All Result
Home Creativepreneur

Laras Anggraini : Malah Sukses Jadi Pebisnis Busana

22 Oktober 2019
in Creativepreneur, Headline
Reading Time: 4 mins read
Laras Anggraini : Malah Sukses Jadi Pebisnis Busana

Laras Anggraini, Founder & CEO Smitten by Pattern (Foto: Stevy Widia)

0
SHARES
0
VIEWS

youngster.id - Industri fesyen merupakan salah satu jenis industri kreatif. Industri ini memiliki keunggulan dalam hal adaptasi terhadap perubahan zaman. Karena, industri ini menitikberatkan pada kretivitas dan inovasi pelaku industri. Dan, inovasi pun terus bergulir dari anak muda. Meskipun untuk itu mesti bermodal nekad.

Industri fesyen, yakni tekstil dan pakaian mengalami pertumbuhan yang signifikan di awal tahun 2019. Sepanjang tiga bulan pertama (Q1) pertumbuhan industri tekstil dan pakaian jadi tercatat paling tinggi dengan mencapai 18,98%.

Capain tersebut naik signifikan dibanding periode yang sama tahun 2018 lalu yang berada di angka 7,46%, dan juga meningkat dari perolehan selama 2018 sebesar 8,73%. Berdasarkan data BPS, nilai ekspor produk fesyen pada tahun 2015 mencapai US$ 12,11 miliar, dengan pasar utama Amerika Serikat, Eropa dan Jepang. Selanjutnya, kontribusi industri fesyen terhadap PDB nasional sebesar 1,21%. Sedangkan, sebagai sektor padat karya, industri fesyen mampu menyerap tenaga kerja sebanyak dua juta orang atau 14,7% dari total tenaga kerja di sektor industri.

Belakangan ini, industri fesyen lokal ramai dengan talenta-talenta muda. Hal ini sangat terkait dengan kemajuan teknologi. Para desainer lokal ini memanfaatkan kemajuan teknologi untuk memperkenalkan produk mereka ke khalayak ramai. Salah satunya adalah Laras Anggraini, founder dan CEO label busana siap pakai Smitten By Pattern.

Busana rancangan dari Laras ini sedang hits terutama di kalangan anak muda. Jika anda berselancar di dunia maya, maka akan mendapati Smitten By Pattern ini adalah busana berkarakter kontemporer yang terinspirasi dari buku anak-anak.

“Desain kami memang lebih berani bereksperimen. Jadi, tidak ikutan tren, dan lebih unik. Dan berkat teknologi maka pangsa pasar kami pun luas di seluruh Indonesia, termasuk Nusa Tenggara Barat dan Papua,” klaim Laras saat ditemui youngster.id di acara “Dampak Tokopedia Terhadap Perekonomian Indonesia” baru-baru ini di Jakarta.

Bisnis yang baru dimulai 2017 ini memang menjadi contoh pertumbuhan bisnis yang pesat melalui platform toko online. Menurut Laras, dengan memanfaatkan teknologi, usaha yang dia bangun bersama sahabatnya Ella bisa bertumbuh pesat.

Baca juga :   Digital Creative Entrepreneurs 2.0, Buka Peluang Brand Lokal Tumbuh Kreatif dengan Digital

“Setelah saya gabung dengan Tokopedia empat bulan pertama peningkatan penjualan hingga 200% atau 10 kali lipat,” ujarnya sambil tersenyum.

 

Keluarga Pegawai

Laras mengaku tidak bermimpi akan menjadi pengusaha, apalagi di bidang fesyen. Lagipula perempuan berusia 26 tahun ini dibesarkan di lingkungan keluarga dengan latar pegawai bank atau BUMN.

“Saya tidak pernah menyangka bisa berprofesi pedagang seperti sekarang ini. Karena di keluarga saya tujuh turunan enggak ada yang jadi pedagang, mereka rata-rata kerja di BUMN atau bank,” ucap Laras sambil tertawa.

Tetapi dia mengaku bahwa sejak SMA memang senang membuat desain. Bahkan bersama Ella, dia suka membuat desain kain dengan motif unik, pattern design. Rupanya hobi itu terus terpelihara meski Laras memutuskan untuk meneruskan tradisi menjadi pekerja kantoran. Di sela-sela kesibukan itu dia bersama Ella membuat produk busana siap pakai.

“Kami berdua ingin punya usaha yang menyalurkan hobi desain. Karena itu bermodal tabungan Rp 12 juta, kita akhirnya membangun Smitten by Pattern. Saat itu baru satu saja produk yang kita produksi: scarf karena mudah dibuatnya, jahit pinggirannya, selesai deh,” kata Laras. Mereka pun memutuskan berjualan melalui media sosial Instagram.

Menurut Laras, kelebihan dari Smitten by Pattern adalah desain yang kotemporer dengan warna-warna yang cerah. “Yang bikin beda karena kita desainya unik kontemporer, bahkan inspirasinya datang dari mana saja seperti dari buku cerita anak yang kita aplikasikan pada pola,” ucapnya.

Ternyata membuka usaha sendiri tidak semudah yang dibayangkan Laras. Selain dia tidak mempunyai bekal ilmu berbisnis, Laras juga harus membagi waktu, antara bisnis dengan pekerjaannya di kantor yang kerap lembur.

Bahkan, Laras mengaku pernah merasa lelah dan mau menyerah. Pasalnya, selain merasa lelah, dia juga pernah mengalami rugi, hingga sering terjadi beda pendapat dengan rekannya. “Tetapi, semua orang menguatkan, terutama orang di sekitar. Keluarga yang bilang: Smitten sudah setengah jalan, jangan menyerah, lanjutkan. Itu membuat aku semangat kembali,” ungkapnya.

Baca juga :   OYO Antisipasi Kenaikan Pemesanan Hotel di Libur Lebaran 2019

Tantangan-tantangan yang dihadapi memotivasinya untuk memikirkan bagaimana cara mengembangkan Smitten by Pattern. Sampai akhirnya mereka memutuskan untuk bergabung dengan e-commerce, Tokopedia.

“Sebelum gabung jadi seller Tokopedia, kita research dengan lokal brand lain yang lebih dulu gabung di Tokopedia. Ternyata review di sana bagus, apalagi Tokopedia juga sudah punya nama, ya siapa sih yang enggak tahu Tokopedia – orang jangkauannya sudah ke 97% kecamatan di Indonesia. Selain itu banyak fitur yang memudahkan kita untuk lebih dekat dengan calon customer,” akunya.

Setelah bergabung dengan e-commerce, Laras merasakan dampak yang luar biasa. Penjualannya semakin meningkat berkat fitur yang disediakan Tokopedia. Menurut Laras, lebih dari 80% pembelian lewat toko daring.

“Sejak itu kami lebih berani bereksperimen. Jadi enggak ikut tren dan lebih unik. Selain itu, kami mendapat bonus pasar lain di luar Jawa seperti pengiriman ke Papua dan Nusa Tenggara Barat. Dalam setahun kami merilis 3 koleksi utama baru,” katanya lagi.

 

Laras Anggraini tinggalkan status pegawai, dan sukses menjadi pebisnis busana (Foto: Stevy Widia/youngster.id)

 

Berhenti Kerja untuk Fokus ke Bisnis

Awalnya Laras merasa produknya punya pasar yang sangat terbatas. “Dulu saya merasa segmen Smitten by Pattern niche. Bahkan segmented, hanya di kalangan tertentu saja,” ujarnya. Namun, ketika bergabung dengan e-commerce, brand awareness masyarakat terhadap Smitten by Pattern meningkat.

“Selain dikenal oleh masyarakat luas, juga memperluas jalur pemasaran. Tak hanya menjangkau Jabodetabek, tapi hingga seluruh wilayah di Indonesia. Tadinya mungkin pasar kami hanya anak muda dan ibu-ibu muda. Kini, lebih luas. Ada bapak-bapak yang sedang cari kado istrinya,” kata Laras.

Kuncinya dalam berbisnis, membuat inovasi pola dan motif yang unik sekaligus relevan. Dalam selembar kain, Laras mampu menyusun pola dan motif yang melibatkan 10-50 warna.  Kondisi ini yang mendorong Laras untuk menjadi pebisnis 100%.” Setelah bergabung selama enam bulan dengan Tokopedia, saya dan teman akhirnya mutusin keluar kerjaan untuk fokus bisnis,” ujarnya.

Baca juga :   Inspirasi Busana Agar Tetap Stylish dan Nyaman di Musim Hujan

Kini, Smitten by Pattern yang bergerak di bidang desain dan fesyen ini tak hanya memproduksi desain kain, tetapi juga merambah ke produksi scarf, pakaian, hingga tas . Selain itu, dengan dorongan kemudahan akses distribusi dari mitranya, Smitten by Pattern mampu meningkatkan pendapatan hingga 100% hingga 200%.

Distribusi hasil karyanya pun ikut meluas. Awalnya hanya menjamah kota-kota besar di pulau Jawa, kini pemesanan busananya bisa sampai ke daerah Papua. “Dari segi pendapatan, kami sangat surprise. Kalau dilihat dari Tokopedia, mendapat 200%-300% pada 2018. Kalau 2019 bisa 6 – 10 kali lipat,” ungkapnya.

Kini, usaha Laras pun sudah memiliki omzet Rp 40-100 juta per bulan. Dan bisa menjual di atas 150 pcs per bulan. Tak hanya itu, menurut Laras, bisnisnya kini bisa membuka lapangan pekerjaan dengan latar belakang yang beragam.

“Sekarang, kami memiliki kantor dan bisa membuka lapangan pekerjaan baru. Dari dua orang, sekarang udah ada 7 orang di Smitten by Pattern. Dan cukup 1 orang di bagian finance karena sistem pembayaran di mitra sudah sangat rapi. Selain itu, sistem pekerjaan pun bersifat fleksibel, bahkan ada karyawan yang bisa membawa anaknya bekerja,” ungkapnya dengan bangga.

“Jadi bagi yang mau terjun berbisnis tidak perlu takut gagal, dicoba aja dulu,” pungkasnya.

 

====================

Laras Anggraini

  • Tempat Tanggal Lahir         : Jakarta, 1993
  • Usaha yang dikembangkan : Desainer dan produksi busana, scraf, tas merek Smitten by Pattern
  • Mulai usaha                       : 2017
  • Jabatan                             : Founder dan CEO
  • Modal awal                        : sekitar Rp 12 Juta
  • Omset                              : Rp 40 juta – Rp 100 juta/bulan

===================

 

STEVY WIDIA

Tags: busanadesainer lokalEllaLaras AnggrainiSmitten By Pattern
Previous Post

Urban Sneaker Society Kolaborasikan Brand Lokal dan Internasional

Next Post

Qlue Raih Indonesia Best IoT Startup 2019

Related Posts

Inspirasi Busana
News

Inspirasi Busana Agar Tetap Stylish dan Nyaman di Musim Hujan

17 Februari 2024
0
Digital Creative Entrepreneurs (DCE 2.0).
Headline

Digital Creative Entrepreneurs 2.0, Buka Peluang Brand Lokal Tumbuh Kreatif dengan Digital

25 Agustus 2022
0
Lazada Kurasi dan Inkubasi Desainer Lokal
Headline

Lazada Kurasi dan Inkubasi Desainer Lokal

25 Oktober 2019
0
Load More
Next Post
Qlue Raih Indonesia Best IoT Startup 2019

Qlue Raih Indonesia Best IoT Startup 2019

Percepat Transformasi Digital melalui Cloud dan AI

Percepat Transformasi Digital melalui Cloud dan AI

Nadiem : Gojek Menang di Indonesia

Investor Gojek Dukung Nadiem Jadi Menteri

Discussion about this post

Recent Updates

Akademi Edukreator Jangkau 4.000 Kreator Untuk Jadikan YouTube Ruang Kelas Berkualitas

Akademi Edukreator Jangkau 4.000 Kreator Untuk Jadikan YouTube Ruang Kelas Berkualitas

27 September 2025
Koperasi Desa Merah Putih

Koperasi Desa Merah Putih Berperan Bagi Pemerataan Akses Energi Bersih

26 September 2025
Waste4Change

Waste4Change Catat Pertumbuhan Rata-rata Tahunan 88% dan Kelola 64,9 Juta Kg Sampah dalam Satu Dekade

26 September 2025
social commerce

MSC: 74% Pelaku Social Commerce Masih Mengandalkan Dana Pribadi Untuk Modal Usaha

26 September 2025
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Dera Perdana Shopian : Ajak Milenial Berdonasi Digital

Dera Perdana Shopian : Ajak Milenial Berdonasi Digital

27 Juni 2019
Startup Hayokerja

Startup HayoKerja Hadirkan Solusi PHL bagi Perusahaan Pencari Tenaga Kerja

25 September 2023
pendanaan Fintech

Inilah 5 Fintech dengan Pendanaan Terbesar di Indonesia Tahun 2025

15 Mei 2025
Fastwork Raih Pendanaan Seri A US$4,8 Juta

Fastwork Luncurkan Fitur Baru Untuk Pengguna Jasa Freelancer

11 Agustus 2020
Junaidi : Bikin Bimbel Karena Cinta Jadi Guru

Junaidi : Bikin Bimbel Karena Cinta Jadi Guru

0
Brother Indonesia Rilis Aplikasi Mobile Brother iShop

Brother Indonesia Rilis Aplikasi Mobile Brother iShop

0
Bangun Bagian Dapur, IKEA Dukung Pembuatan Film “Ini Kisah Tiga Dara”

Bangun Bagian Dapur, IKEA Dukung Pembuatan Film “Ini Kisah Tiga Dara”

0
Ferdian Yosa : Menangkap Tren di Bisnis Kuliner

Ferdian Yosa : Menangkap Tren di Bisnis Kuliner

0
Akademi Edukreator Jangkau 4.000 Kreator Untuk Jadikan YouTube Ruang Kelas Berkualitas

Akademi Edukreator Jangkau 4.000 Kreator Untuk Jadikan YouTube Ruang Kelas Berkualitas

27 September 2025
Koperasi Desa Merah Putih

Koperasi Desa Merah Putih Berperan Bagi Pemerataan Akses Energi Bersih

26 September 2025
Waste4Change

Waste4Change Catat Pertumbuhan Rata-rata Tahunan 88% dan Kelola 64,9 Juta Kg Sampah dalam Satu Dekade

26 September 2025
social commerce

MSC: 74% Pelaku Social Commerce Masih Mengandalkan Dana Pribadi Untuk Modal Usaha

26 September 2025
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Layanan Bisnis
Copyright © 2016 - PT Inovasi Muda Mandiri. All rights reserved
No Result
View All Result
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development

Copyright © 2016 - PT Inovasi Muda Mandiri. All rights reserved

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.
Go to mobile version