youngster.id - Vespa, motor skuter yang telah ada sejak 1946, kembali disukai anak muda masa kini. Selain bentuknya yang berbeda dari motor lain, Vespa juga mewakili gaya hidup kekinian yang ingin tampil berbeda. Hal ini juga mendorong lahirnya bisnis restorasi dan custom Vespa.
Vespa identik dengan motor klasik yang penuh gaya. Dari awal produksi hingga saat ini, desainnya tak banyak berubah. Tak kalah menarik, restorasi motor tua dengan sedikit modifikasi agar tampilannya lebih modern juga mulai jadi tren. Peluang ini ditangkap oleh Lukman L. Hakim dengan mendirikan 78 Customs, bengkel spesialis merestorasi, service, dan modifikasi Vespa. Bagi Lukman, motor keluaran Piaggio ini memiliki nilai tersendiri.
“Sesungguhnya kalau dilihat secara langsung orang yang menggunakan Vespa sudah jarang, bahkan bisa dibilang satu di antara seribu. Tetapi di sisi lain pehobi Vespa belakangan mulai bertambah banyak. Mereka ini membutuhkan bengkel yang tepat untuk kendaraan kesayangannya itu. Hal ini yang mendorong saya membuka usaha ini,” tutur Lukman, pemilik dari 78 Customs kepada youngster.id.
Selain itu, Vespa klasik juga banyak digemari oleh masyarakat kalangan menengah ke atas. Citarasa klasik ini yang membuat penggemar Vespa datang dari berbagai kalangan, mulai masyarakat umum, selebriti hingga pejabat. Di antaranya Ignatius Djonan, Anies Baswedan, Dik Doank, Kaka Slank, Vincent Rompies, Tora Sudiro dan Andre Taulany.
Menurut Lukman, semakin langkah jenis Vespa makin diminati dan dicari banyak orang. “Motor klasik memang harganya jadi mahal. Pengalaman saya, pernah ada konsumen yang minta dicarikan Vespa Garuda Kongo. Harganya per unit bisa mencapai Rp 210 juta. Itu yang membuat saya semakin semangat dalam mengembangkan 78 Custom,” ujarnya.
Sebelumnya, para pecinta Vespa dari Amerika maupun Eropa banyak yang hunting ke negara seperti Vietnam. Namun, belakangan Indonesia mulai dilirik karena dianggap populasi Vespa-nya masih melimpah.
Bengkel ini dirintisnya sejak tahun 2009. Selain hadir untuk memenuhi kebutuhan pemilik Vespa klasik dalam bentuk perawatan dan service berkala, 78 Custom juga melayani pelanggan yang ingin meretorasi atau memodifikasi kendaraannya.
Vespa yang paling banyak direstorasi belakangan ini adalah produksi tahun-tahun tua, mencakup VBB, VNB, dan Congo. Sedang untuk dimodifikasi adalah Vespa untuk tahun yang lebih muda, seperti Vespa Super, Sprint, PX, PTS, dan Corsa. Semua itu dilayani oleh 78 Custom.
“Terkait harga, semua itu tergantung keinginan dan kebutuhan konsumen yang ingin tampilan kendaraannya terlihat berbeda dari yang lain tanpa menghilangkan kesan orisinalitas dari Vespa itu sendiri,” ungkap Lukman.
Modal Nekad
Lukman mengaku usaha ini dimulai dengan modal nekad. Pasalnya, dia tidak memiliki ilmu perbengkelan secara formal. “Dulu saya tidak memiliki keterampilan di bidang otomotif dari pendidikan formal. Saya hanya lulusan SMA. Jadi keterampilan yang saya dapat ini, semua otodidak, semua ilmu itu didapat dari teman dan di jalan,” jelas anak kelima dari 6 bersaudara.
Berawal dari kendaraan Vespa PS miliknya, Lukman mengenal pemilik bengkel Vespa dan komunitas penggemar Vespa. Dia juga sering mengoprek sendiri kendaraan miliknya. Rupanya dari sana mulai muncul mimpi untuk membuka usaha bengkel Vespa ini. Ketika dirinya terkena gelombang PHK di tahun 2008, maka impian itupun mulai dibangun. Apalagi dia mendapat dukungan dari rekan-rekannya sesama pecinta Vespa.
“Bisa dibilang, modal saya buka usaha ini hanya modal nekat. Hanya berbekal kunci-kunci untuk perlengkapan bengkel, sejumlah spare part, saya memberanikan diri buka usaha ini,” ungkap Lukman.
Namun sebelumnya, anak kelima dari enam bersaudara ini sempat menimba ilmu di bengkel temannya di kawasan Cibinong dan Cisarua, Jawa Barat. Dari sana keinginan untuk membuka usaha bengkel semakin kuat. “Kebetulan untuk tempat usaha saya mendapat dukungan dari orang tua. Ibu saya meminjamkan tempat yang dahulu adalah warung kelontong untuk jadi tempat usaha saya,” tutur Lukman.
Lukman pun mulai merintis usaha dengan sungguh-sungguh. Setelah mendapat pelanggan dia mulai mencicil untuk melengkapi peralatan dan alat pendukung lain. Setelah semua sudah lengkap, akhirnya pada 2009 dia meresmikian 78 Custom di kawasan Cilangkap, Tapos, Depok, Jawa Barat. “Tidak ada filosofi dari nama itu, hanya saja karena saya suka dengan angkanya,” ujarnya sambil tertawa.
Awalnya, Lukman hanya menerima jasa service ringan maupun berat. Untuk service kecil seperti mengecek CVT, injektor, kelistrikan dan bersihkan kampas rem. Menurut Lukman, spare part dan mesin cukup mudah didapat di Indonesia.
“Alhamdulillahnya, kebutuhan spare part untuk Vespa masih mudah ditemukan di Indonesia. Keadaan itu tentu membantu kami, terutama bagi para pecinta motor klasik,”ucapnya.
Selain itu, Bengkel 78 Customs melayani service dan perawatan dengan biaya berkisar Rp 200 ribu. Selain itu, Lukman juga menyediakan jasa cat air brush dengan biaya mulai dari Rp 3,5 juta hingga Rp 6 juta. “Untuk pengerjaan cat sendiri, dari awal bodi kami kerok, mulai dari kaleng terus didempul dan setalah rata dengan dempul dan rapi baru kami cat,” ujarnya.
Lukman mengungkapkan, bisnis ini terbilang unik. Karena bangkai motor jenis Vespa PS saja bisa dihargai mulai dari Rp 6 juta hingga Rp 7 juta. Selain itu, untuk membuat kendaraan bisa kembali rapi dan enak digunakan, pelanggan paling sedikit bisa mengeluarkan biaya Rp 35 juta. “Karena ini bicara hobi dan kegemaran, maka biaya itu tidak menjadi masalah,” kata Lukman.
Pendekatan Sosial
Di sisi lain, lelaki kelahiran Bandung, 21 April 1986 ini mengungkapkan pendekatan sosial dia terapkan untuk menarik pelanggan. Apalagi menurut dia, para penggemar Vespa kerap memberitahu lokasi bengkel khusus Vespa ke rekan-rekannya secara sporadis.
“Pendekatan sosial yang selama ini saya lakukan kepada kosnumen mulai dari penanganan kepada pelanggan saat service menjadi kelebihan usaha saya. Semua orang saya anggap seperti saudara dan biar mereka nyaman ketika ada di sini. Alhamdullillah, kalau pelanggan yang datang ke sini selain dari daerah sekitaran Depok, ada juga pelanggan datang dari Bekasi, Jakarta, Bogor hampir setiap bulannya ke bengkel ini sampai sekarang.” ujarnya.
Bahkan, ketika bicara hobi maka para pelanggan Lukman tidak terpengaruh dengan situasi pandemi. Mereka tetap datang ke bengkel untuk merawat kendaraannya setiap bulan. Selain itu, silahturahmi dari para penikmat Vespa ini selalu terjalin setiap saat. “Biasanya komunitas Vespa suka bikin acara Jambore dari seluruh Indonesia. Jumlah penggemar Vespa di Indonesia jauh lebih besar jika dibanding komunitas Vespa dari negara-negara di Asia Pasifik. Tapi sekarang terhadang pandemi,” kata Lukman lagi.
Terkait persaingan usaha, Lukman mengaku tak pernah mengkhawatirkan hal itu. Menurutnya, terjun ke bisnis ini kolaborasi dengan bengkel sejenis menjadi satu cara bisnis ini bisa tetap berkembang dan berkelanjutan.
“Karena bengkel Vespa sudah agak jarang maka kami tidak mengenal dengan yang namanya persaingan usaha. Justru itu, di sini kami berkolaborasi. Misal saya nggak punya spart part ini, dan kebutuhan itu bisa saya dapat dari bengkel yang lain. Kalau ada konsumen yang datang ke sini ingin meminta saya membuat Vespa dengan rakitan listrik akan saya serahkan ke rekan saya yang menguasai hal itu. Karena saya sendiri lebih suka untuk bermain dengan mesin Vespa yang klasik ini. Jadi saling mengisi agar bisnis ini bisa terus berkelanjutan,” ungkapnya.
Sebagai pelaku UMKM persoalan modal usaha untuk lebih mengembangkan usahanya ke arah yang lebih besar lagi sangat dirasakan baginya sehingga sulit untuk berkembang. “Kendala semuanya sama, ya terutama modal. Karena kalau ada modal yang lebih besar lagi, saya dapat mengembangkan usaha ini bisa semakin berkembang lagi,” kata Lukman.
======================
Lukman L. Hakim
- Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 21 April 1986
- Pendidikan Terakhir : SMA Pemuda Depok
- Usaha yang dikembangkan : Membuka bengkel service dan restorasi Vespa
- Nama Usaha : 78 Customs
- Mulai Usaha : 2009
- Jabatan : Founder & Mekanik
====================
FAHRUL ANWAR
Editor : Stevy Widia
Discussion about this post