youngster.id - Indonesia menempati peringkat tiga dalam hal tingkat produksi kopi di dunia berdasarkan data United States Departments of Agriculture (USDA) tahun 2022/2023. Perkembangan industri kopi di sini juga sangat pesat, bahkan kini Indonesia memiliki juara dunia barista yaitu Mikael Jasin. Perjalanannya meraih gelar prestisius ini panjang, penuh persiapan dan dedikasi yang luar biasa.
“Kopi adalah bagian dari gaya hidup banyak orang, tapi sayangnya, tidak semua orang bisa menikmatinya tanpa khawatir gangguan lambung. Bahkan saya sesungguhnya sempat dilarang minum kopi sama dokter karena punya sakit lambung yang cukup serius,” ungkap Mikael pada acara kolaborasi Promag dan Mikael Jasin pada even Jakarta Coffee Week 2024, Sabtu (2/11/2024) di ICE BSD, Banten.
Passion pada kopi membuat dia mengatasi masalah lambung dan tetap bisa minum kopi setidaknya dua cup setiap hari. Kolaborasi dengan Promag ini menurut Mikael juga untuk memberi edukasi bahwa masyarakat tetap dapat menikmati kopi dan aman dari masalah lambung. “Ini kesempatan bagi saya untuk menujukkan bahwa menikmati kopi tetapi bisa aman untuk mereka yang memiliki masalah lambung,” ujarnya.
Kecintaan pria yang akrab disapa Miki ini akan kopi telah dimulai sejak kuliah di Australia pada 2011. Bahkan saat kuliah master of marketing di RMIT University Melbourne menjadi head barista di kafe Operator25 dan Middletown Café yang terkenal di kota itu.
Sejak itu, Miki juga sudah mengikuti beberapa kompetisi kopi bergengsi seperti Australian Southern Region Coffee in Good Spirits Championship dan Fujian Coffee Competition. Kemudian Miki ikut serta dalam kejuaraan World Barista Camphionship (WBC) sejak 2019 di Boston. Saat itu, dia menempati peringkat keempat. Lalu pada 2019 dan 2020, Jasin berhasil menjuarai kompetisi barista di Indonesia. Pada 2021, Miki kembali mengikuti WBC di Milan dan harus puas berada di urutan ketujuh.
Setelah lulus S2 di Melbourne, Mikael Jasin kembali ke Indonesia dan sempat bekerja sebagai Coffee Quality & Marketing Manager di Common Grounds Coffee Roasters. Kemudian dia mendirikan kafe sendiri bernama Omakafe di BSD, Tangerang. Kafe dengan konsep omakase ini menawarkan pengalaman bagi pelanggan untuk memberikan kebebasan kepada koki dalam menghasilkan hidangan-hidangan spesial sesuai pemahaman mereka
Miki kembali mengikuti WBC yang digelar 1-4 Mei 2024 di Busan, Korea Selatan. Dia berhasil menyisihkan 53 peserta dari 50 negara yang ikut dalam kompetisi itu dan menjadi juara.
Dalam kejuaraan ini, Jasin menyiapkan dua kopi spesial, yaitu Aji dan Gesha. Aji berasal dari varietas lokal Ethiopia yang diinokulasi ragi dan disetrum secara termal serta ditanam di Finca El Diviso, Kolombia. Sedangkan Gesha adalah racikan biji kopi yang diproduksi di Finca Deborah, Volcan, Panama.
Menurut Miki alasan dia tidak menggunakan kopi dari Indonesia saat itu, adalah karena panen kopi yang tersedia di saat itu. “Secara realistis, kita butuh biji kopi terbaik di dunia yang tersedia saat itu. Sebelumnya saya juga sempat membawa kopi Indonesia di kejuaraan yang lain,” ungkapnya.
Indonesia Jadi Tuan Rumah
Sebagai pemenang WBC 2024, Mikael merasa bahwa ia bisa menggunakan platformnya tersebut untuk mengadvokasikan isu dalam industri kopi. Ia juga menyampaikan bahwa rantai industri kopi itu tidak terbatas pada petani kopi-barita-konsumen. Ada rantai panjang yang perlu dilewati satu biji kopi untuk akhirnya bisa dinikmati oleh konsumen.
Miki menilai pasar kopi Indonesia masih sangat besar. “Indonesia tuh lengkap banget mulai dari yang kopi keliling starling dan teman-temannya yang lebih modern. Untuk tiap segmen masyarakat, tiap segmen umur, itu ada produk kopinya sendiri dan ini yang sangat berguna enggak cuma mengonsumsi kopi, tapi juga menyediakan feedback look antara petani, konsumer, dan pelaku industri kopi. Industri kopi dari hulu sampai hilir itu luas banget. Saya pribadi lebih suka di supply chain, di kebun kopi, dan di proses pasca-panen,” sebutnya.
Dia menjelas, meningkatnya budaya ngopi di kedai kopi yang tinggi saat sebelum pandemic Covid mulai beralih ke manual brew di rumah saat pandemi karena berbagai pembatasan.
“Setelah kita kembali ke keadaan normal, budaya ngopi di coffee shop bergeser ke coffee tasting yang lebih intim. Setelah COVID, orang jadi buat kopi yang sangat personalized, tapi yang kita kehilangan adalah experience dengan barista. Tren yang muncul adalah intimate coffee tasting karena orang mulai paham soal jenis kopi,” paparnya.
Menurut Miki ini sebagai perkembangan industri kopi yang positif. Industri kopi meminjam konsep ala fine dining dari industri makanan sehingga menciptakan suatu tren baru di dunia kopi sendiri. Pria itu mengatakan dengan, “Kita melihat apa yang belum ada di industri kopi, bisa kita pinjam dari industri lain yang lebih mature. Ini hal bagus karena inovasinya tidak dari dalam industri kopi saja,” katanya.
Keberhasilan Miki di WBC turut mendorong terpilihnya Indonesia menjadi tuan rumah untuk salah satu cabang kejuaraan kopi dunia yang digelar oleh Specialty Coffee Association pada 15-17 Mei 2025.
“Saya melihat hal ini adalah positif bagi perkembangan industri kopi Indonesia yang masih sangat mungkin untuk meningkat ke depannya,” pungkasnya.
STEVY WIDIA