Nerissa Arviana : Jadi Jutawan Berkat Sepatu Lukis Costum

Nerissa Arviana, CEO & Founder Slight (Foto: Fahrul Anwar/Youngster.id)

youngster.id - Sejatinya, ekonomi kreatif digerakkan oleh tangan anak-anak muda. Mereka berhasil menciptakan produk-produk kreatif yang bernilai ekonomi dan bermutu tinggi. Bahkan, karya mereka mampu menembus pasar dunia.

Inovasi dan kreativitas menjadi andalan mereka. Ini seperti yang dilakukan oleh duo kakak-beradik: Nerissa Arviana dan Andina Nabila Irvani, yang mengembangkan usaha sepatu lukis khusus wanita merek Slight.

Sebenarnya, sepatu lukis bukan hal yang baru. Namun jika dilihat, sepatu Slight ini terkesan sangat eksklusif karena memiliki tampilan yang berbeda, yakni memiliki gambar atau lukisan di atasnya. Guratan kuas dan gradasi catnya yang sangat halus ini tampil di atas berbagai bahan sepatu, mulai dari satin tebal, kulit sintetis hingga goni impor. Selain itu, desain bentuk sepatu dan bahan yang digunakan pun dipilih khusus yang membuat kaki pemakainya terlihat slim dan anggun.

“Kami membuat sepatu costum yang menerapkan konsep art to wear, yakni memadukan unsur seni dalam sepatu wanita handmade modern,” ungkap Nerissa kepada Youngster.id, saat ditemui di kediamannya di kawasan Pondok Kelapa, Jakarta Timur.

Menurut perempuan yang akrab disapa Icha ini, dipilihnya konsep art to wear mengingat peta persaingan produk sepatu lukis terbilang ketat. Banyak produk sepatu lukis di pasaran membuat banyak di antara mereka mesti membanting harga agar bisa mendatangkan pembeli.

Namun, bagi Icha ikut-ikutan banting harga adalah ide yang buruk. Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk memperbaiki kualitas dan desain sepatu handmade dari Slight menjadi lebih elegan, glamour, dan chic, serta kualitas produk yang premium atau lebih bagus dari sebelumnya.

Inovasi juga dilakukan dengan menghadirkan model sepatu baru yang lebih beragam, mulai dari sepatu flats sampai sepatu hak tinggi. Terakhir, Slight juga tidak hanya menghadirkan sepatu dengan lukisan, tapi juga dengan brukat dan rhinestones berkualitas tinggi.

Tak hanya itu, target pemasaran Slight juga berubah, yang awalnya hanya mengincar remaja, sekarang berubah menjadi wanita dewasa, sesuai dengan desain sepatunya. Bahkan, juga menyasar pasar wedding shoes.

Langkah itu membuat Slight terus bertahan dengan pemasaran tak hanya di Jakarta, tapi hingga ke kota-kota besar lainnya. Bahkan, kini mereka siap untuk memasuki pasar yang lebih luas hingga ke mancanegara, seperti Thailand, Filipina, Taiwan, Malaysia, dan Australia.

 

Berawal dari Kegemaran

Disebutkan Icha, awalnya yang bisnis yang dikembangkan dengan adiknya itu bermula dari hobi. Mereka memang suka mengoleksi sepatu, dan berkeinginan untuk membuat produk yang bisa dikenakan sehari-hari.

“Awalnya ide membuat bisnis sepatu, karena kami gemar mengoleksi sepatu. Di sisi lain aku melihat bakat Dina dalam melukis. Suatu saat dia melukis sepatu kanvas aku, dan ternyata banyak yang suka. Dari situlah muncul ide untuk membuat bisnis sepatu lukis. Apalagi kami ingin punya uang sendiri, tidak bergantung pada orang tua saja,” ungkapnya.

Ide itu muncul di tahun 2008 ketika mereka masih kuliah. Tak ingin berhenti sampai di sana, Icha dan Dina pun memutuskan untuk menekuni bisnis ini secara serius. Dengan pinjaman modal dari orang tua sebesar Rp 700 ribu mereka membeli 10 pasang sepatu kanvas polos yang harganya bervariasi antara Rp 30.000 – Rp 35.000 sepasang. Sisa modal mereka gunakan membeli berbagai peralatan, seperti cat, kuas, palet, pensil, dan setrika.

Setelah semua bahan dan alat kerja lengkap, kedua bersaudara itu pun mulai melukis. Mula-mula sepatu kanvas putih polos digambar sesuai desain yang mereka kehendaki dengan memakai pensil. Selain menyediakan beberapa kreasi sendiri, Dina dan Ihca juga membebaskan pembeli memilih desain sendiri yang bisa dikirim lewat e-mail.

“Jadi awalnya kami mulai modifikasi sepatu sendiri dan Andina yang mendesainnya. Setelah jadi, baru aku yang memasarkankannya ke teman-teman terdekat aja awalnya,” kisah Icha sambil tersenyum.

Tak disangka produk yang diberi nama sepatu lukis Slight ini diminati banyak orang. Namun keterbatasan tenaga membuat mereka hanya menerima pesanan terbatas.

Barulah setelah mereka lulus kuliah, keinginan untuk berwirausaha hidup kembali. Andina yang lulus desain di Universitas Bina Nusantara membujuk sang kakak untuk kembali menghidupkan bisnis sepatu costum mereka. Bahkan, dia telah membuat desain untuk berbagai produk, mulai dari sepatu, tas, dompet hingga kaos lukis.

“Kami mencoba kembali berbisnis dan fokus mendesign dengan lebih terkonsep lagi. Pokoknya target marketnya wanita dewasa,” ungkap Icha. Menurut alumni Bisnis dan Manajemen di Institut Teknologi Bandung itu, mereka pun mulai kembali berbisnis sepatu costum tahun 2013 dengan modal Rp 40 juta yang digunakan untuk membangun website Slight sesuai keinginan, biaya iklan, pameran dan produksi barang.

Kali ni mereka memilih pemasaran digital. “Kami mencoba Google Advertaisment, terus akhir tahun 2013 baru beralih ke Instagram, FB dan berbagai media digital untuk memperluas pemasaran bisnis ini,” ucapnya.

Menurut Icha, media online menjadi sarana yang efektif dan efisien untuk pemasaran produknya. Selain murah dan mudah, media online juga bisa menjangkau wilayah yang luas tanpa batas. Pelayanan order jadi lebih mudah.

Di sisi lain, diakui Icha, usaha ini juga bisa berkembang karena semakin banyak orang Indonesia yang menghargai barang buatan handmade. Ditambah lagi pasar luar negeri yang semakin berkembang. Alhasil mereka pun dapat menghasilkan omset puluhan juta.

 

Nerissa dan Andina mengembangkan bisnis kreatif dan inovatif melalui produksi sepatu lukis dan custom (Foto: Fahrul Anwar/Youngster.id)

 

Inovasi Terus

Menjadi wirausahawan tentu tidak terlepas dari rintangan. Ada saja permasalahan yang dihadapi, mulai dari masalah bahan baku, produksi hingga persaingan usaha. Untuk itu Icha mengaku terus melakukan inovasi.

“Kami tidak mudah puas dengan produk yang dibuat, serta terus mencari cara agar produk bisa dilihat banyak orang,” ujarnya.

Menurut Icha, kendala terbesar menjalankan bisnis sepatu lukis adalah ketersediaan stok bahan sepatu. Saat ini mereka masih memesan stok bahan dari sepatu produksi home industry di Bandung. Mengingat home industry, kadang stoknya juga terbatas. Oleh karena itu, ke depan dia ingin memesan dan kerja sama dengan pabrik sepatu besar.

Saat ini, Slight punya tiga orang karyawan. “Kalau untuk belanja bahan dan mendapatkan sepatu polos, aku sendiri masih tetap turun tangan. Mengingat tim juga masih kecil. Sedangkan, Andina bertanggung jawab ke foto shoot,” ungkap Icha.

Di sisi lain, dia juga terus berinovasi untuk membuat produk-produk berkualitas. Kebanyakan peminat produk Slight dari kalangan wanita muda usia 18-27 tahun. “Untuk itu produk kami selain harus unik dan elegan, juga harganya mesti eksklusif,” ujarnya sambil tersenyum.

Saat ini, Slight memproduksi sepatu kasual dan sepatu wedding dengan harga mulai Rp 200 ribu hingga Rp 1,5 juta per pasang.

Keunikan dari produk ini, terutama pada sepatu pernikahan. Pasalnya, produk itu dibuat secara custom, yang terlebih dulu melakukan konsultasi dengan calon pembelinya. “Jadi, sepatu custom ini bisa sesuai dengan tema acara hingga busana yang akan dikenakan calon pengantin,” jelas Icha bersemangat.

Proses pengerjaan satu pesanan sepatu dari awal hingga finishing bisa memakan waktu mulai 7 – 10 hari. Kini mereka bisa memproduksi 200 pasang sepatu tiap bulannya. Pemesanan tidak hanya datang di seluruh Indonesia, tapi juga di berbagai negara seperti Thailand, Filipina, Taiwan, Malaysia, Thailand, dan juga Australia.

Melihat peluang di bidang bisinis sepatu custom lukis menjanjikan, Nerissa berencana mengembangkan usahanya itu lebih luas lagi di akhir tahun ini.

“Kami kan sudah punya produk sepatu untuk wedding. Rencana akhir tahun ini, kami ingin buat juga all about wedding seperti serah-serahannya atau asesoris wedding,” ujarnya.

Icha optimis bisnis yang mereka rintis ini akan berkembang. “Aku sih yakin usaha sepatu lukis ini bisa berkembang terus. Mudah-mudahan, Slight juga bisa memenuhi orderan sampai luar negeri. Mengingat ini adalah passion kami,” pungkasnya.

 

======================================

Nerissa Arviana

Prestasi :

======================================

 

FAHRUL ANWAR

Editor : Stevy Widia

Exit mobile version