youngster.id - Tempat pangkas rambut atau barbershop, sejatinya merupakan salah satu bisnis tertua. Belakangan, tren barbershop kembali booming di berbagai wilayah di Indonesia. Hal ini seiring tren fesyen di kalangan pria yang berkembang ke arah premium. Pria modern merasa butuh tempat asyik untuk merapihkan rambutnya.
Tentu saja, lokasi yang mudah dijangkau, penataan interior yang menarik dan instagrambel, serta suasana yang nyaman, menjadi salah satu daya tarik bagi para pria yang mau potong rambut datang ke barbershop. Terutama bagi anak muda “zaman now”.
Salah satu barbershop yang menawarkan kenyamanan bagi pelanggannya adalah Joe’s Barbershop. Misalnya, selain menarik perhatian, desain interior barbershop ini juga ditata sedemikian rupa sehingga terkesan modern dan bersih.
Joe’s Barbershop ini dikembangkan oleh Rahmat Hidayatulloh dan rekannya Fadly sejak tahun 2014. Saat ini, Joe’s Barbershop telah berkembang dan memiliki 3 outlet yang tersebar di Jakarta dan Depok.
“Selama manusia itu hidup maka rambut mereka akan terus tumbuh. Dan itulah sebabnya mengapa usaha ini tidak akan pernah habis, karena bisnis jasa potong rambut selalu dibutuhkan banyak orang. Inilah yang menjadi ide awal dari usaha ini,” ujar Rahmat, kepada Youngster.id.
Menurut pria yang akrab disapa Awang ini, ia lebih memilih konsep barbershop ketimbang usaha pangkas rambut tradisional. Pasalnya, barbershop akan lebih sesuai dengan tuntutan pelanggan jaman sekarang yang juga menginginkan kenyamanan.
Jadi, bila di tempat cukur tradisional cukup bermodalkan cermin, gunting, dan sisir, maka di barbershop para pelanggan bisa mendapat layanan yang nyaman dan gaya rambut yang lebih kekinian.
Di barbershop, pelanggan akan merasakan tempat yang lebih nyaman dan sejuk ber-AC. Juga, layanannya lebih lengkap. Termasuk referensi potongan rambut pria terbaru. Selain itu, tersedia pula produk grooming untuk menunjang tatanan rambut, seperti pewarnaan rambut hingga layanan shaving alias mencukur kumis dan janggut.
Hal ini yang membuat bisnis barbershop dengan cepat berkembang. Apalagi kaum adam kini semakin peduli pada penampilan. Diperkirakan ada lebih dari 5.000 brand barbershop di Indonesia saat ini. “Barbershop adalah bisnis yang menjanjikan,” tegas Awang.
Yang Membedakan
Sesungguhnya, meski terkesan sepele, bisnis ini membutuhkan modal yang tidak sedikit. Awang mengaku, untuk satu outlet Joe’s yang terdapat di kawasan Depok dimulai dengan modal usaha sebesar Rp 150 juta. Menurut dia, modal awal ini sangat berbeda dari 2 cabang Joe’s yang terdapat di bilangan Jakarta. Namun begitu, dia bersyukur, selama perjalanan 3 tahun usahanya itu, modal yang ditanamnya sudah kembali.
“Modal awal memang cukup besar, tapi hanya di awalnya saja. Setelahnya hanya pembelian rutin,” ujarnya.
Disebutkan Awang, meski outlet barbershop tumbuh bak jamur di musim hujan, namun barbershop miliknya mempunyai diferensiasi dengan barbershop atau tempat pangkas rambut lainnya. Diklaim Awang, Joe’s Barbershop menerapkan tiga konsep, sehingga membedakannya dengan barbebrshop lain, yaitu: bersih, modern, dan selalu mempertahankan kualitas.
“Biasanya, setelah sesi cukur selesai, para pemangkas di Joe’s Barbershop selalu menanyakan kepada pelanggannya apakah bentuk cukuran dan model seperti ini yang diinginkan pelanggan,” ujar Awang.
Menurut Awang, cara tersebut merupakan strategi yang cukup bagus untuk meningkatkan pelanggan. Terutama jika sebagian besar pelanggan datang dari kalangan anak muda. “Ketika pelanggan merasa puas dengan hasil cukuran dari pemangkas, otomatis mereka akan datang kembali. Bahkan, merekomendasikan ke orang-orang terdekat mereka,” jelasnya.
Diakui pria kelahiran Tasikmalaya, 5 Mei 1983 ini, persaingan bisnis barbershop semakin ketat. Untuk itu, ia menyiasatinya dengan memberikan kualitas dan layanan yang baik kepada pelanggannya. Mulai dari tukang cukur yang handal hingga tambahan massage bagi pelanggan setelah selesai potong rambut.
Selain itu, di outlet Joe’s Barbershop juga tersedia alat mutakhir sebagai penunjang fasilitas para capster menuntaskan pekerjaannya. “Selain kualitas dan pelayanan serta memberikan training kepada capster kami sendiri, di sini kami juga menggunakan alat-alat modern untuk membantu menuntaskan pekerjaan capster. Karena selain menjadi pendukung, alat-alat canggih yang ada ini akan lebih mudah dan sangat membantu kami ketika menuntaskan pekerjaan,” ucap Awang.
Tak heran jika dengan cepat Joe’s berkembang. Pelanggannya terus bertambah. Dalam sehari, tempat cukur rambut ini dikunjungi pelanggan rata-rata 20 – 40 orang. Tarif potong rambutnya berkisar Rp 35 ribu hingga Rp 40 ribu
“Alhamdulillah, yang tadinya di outlet Joe’s cuma ada 2 kursi, sekarang bisa tambah menjadi 5 kursi,” ujar Awang bangga. “Kalau ada moment besar seperti Natal dan Idul Fitri, pelanggan yang masuk dalam sehari bisa mencapai 70 orang,” tambahnya.
Kendala dan Harapan
Diakui Awang, selama tiga tahun usaha Joe’s berdiri belum ditemukan kendala yang berarti. Hanya saja, yang dikhawatirkan tumbuhnya persaingan di bidang jasa pelayanan cukur rambut dalam bidang yang sama kian subur setiap harinya.
“Selama 3 tahun berjalan kendala berarti memang belum ditemukan. Memang belakangan banyak bermunculan barbershop baru. Itu membuat kami berpikir. Tetapi kami terus berinovasi dan memberikan kualitas pelayanan yang terbaik kepada pelanggan. Kami yakin, upaya itu akan membuat bisnis tetap berjalan dan semakin berkembang,” tuturnya.
Di luar itu, seiring perkembangan zaman, Awang pun memanfaatkan media sosial untuk lebih memperkenalkan Joe’s Barbershop. Antara lain memlalui Instagram, Facebook maupun Twitter. Melalui jejaring sosial itu ditawarkan beraam bentuk program promosi secara kreatif. ”Selama ini media sosial cara yang paling ampuh untuk kami berpromosi,” ujarnya.
Tentu saja, diakui Awang, ada suka dan duka menekuni bisnis ini. Tak bisa dipungkiri, komplen dari pelanggan karena merasa tak puas dengan hasil potongan dari para capster juga pernah ditemuinya.
“Komplen pastinya pernah selama usaha ini berjalan. Biasanya karena masalah komunikasi aja dari awal dengan pelanggan tidak ketemu. Waktu itu, ada sekali komplain dari pelanggan hanya karena masalah sepele. Nah, kalau itu sudah terjadi biasanya kami akan menyelesaikan dengan cara kekeluargaan tentunya yakni dengan cara memberikan free pembayaran. Ini sebagai bentuk diskon dari kami. Tetapi jika tiga hari kemudian pelanggan baru komplain di waktu yang berbeda kami hanya bisa memberikan diskon sebesar 50% saja,” kata Awang.
Meski demikian, Awang mengaku lebih khawatir dengan talent di bisnis ini. “Permasalahan yang lebih terasa berat adalah keluar-masuk capster. Memang itu hak mereka, karena kami nggak bisa menahan mereka. Mungkin karena sudah bisa akhirnya mereka membuka usaha sendiri atau ada tawaran lain. Yang jelas keadaan itu cukup merepotkan ketika capster baru datang, kami harus memberikan traning lagi terlebih dahulu. Dan, itu sangat memakan waktu,” keluh Awang.
Saat ini, untuk mendukung perjalanan usahanya Joe’s Barbershop sudah memiliki 11 karyawan dari 3 cabang.
Ke depan, Awang berharap bisnis potong rambut yang dikembangkannya bisa terus semakin berkembang.
“Semoga usaha jasa layanan cukur rambut ini bisa terus berkembang dan bertambah. Dengan begitu, kami juga bisa membuka lapangan pekerjaan baru buat saudara-saudara kita yang membutuhkan pekerjaan,” tutup Awang.
=======================================
Rahmat Hidayatulloh
- Tempat tanggal lahir : Tasikmalaya 05 Mei 1983
- Usaha : Joe’s Barbershop
- Mulai Usaha : 2014
- Modal : Rp 150 juta
- Jumlah Cabang : 3 (Jakarta,Depok)
- Jumlah Karyawan : 11 orang
- Prestasi : Indonesian Creative Week Competition 2017
=======================================
FAHRUL ANWAR
Editor : Stevy Widia
Discussion about this post