Rabu, 1 Oktober 2025
No Result
View All Result
youngster.id
Pratesis Ads
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
No Result
View All Result
youngster.id
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
No Result
View All Result
youngster.id
No Result
View All Result
Home Creativepreneur

Raissa dan Amanda : Semangat Ngembangin Bisnis Pakaian Daleman

7 November 2016
in Creativepreneur, Headline
Reading Time: 5 mins read
Raissa dan Amanda : Semangat Ngembangin Bisnis Pakaian Daleman

Raissa Grimonia dan Amanda Poernomo, dua Founder Clad.co (Foto: Fahrul Anwar/Youngsters.id)

0
SHARES
0
VIEWS

youngster.id - Kreativitas di industri fesyen memang terus tak sebatas kreasi dalam busana serta aksesori saja, tetapi juga untuk celana dalam. Meski ceruk pasarnya kecil, namun pasar busana ini tak ada matinya.

Bagi wanita, terutama, pakaian dalam tak sekadar penutup bagian tubuh, tetapi juga bagian dari sisi feminisme. Itulah mengapa ada sebagian wanita yang rela membelanjakan banyak uang untuk urusan pakaian dalam ini.

Tak mengherankan, perputaran uang di bisnis lingerie ini cukup menggiurkan. Di Amerika Serikat (AS), misalnya, mengalami pertumbuhan 5%. Dari total industri lingerie global, AS mengusai pangsa pasar 40%, disusul oleh Cina, Inggris, dan Australia.

Berdasarkan statistik, pertumbuhan pasar ritel lingerie dunia naik tajam. Pada 2014 tercatat US$ 72 miliar, tahun ini diperkirakan mencapai US$ 82,1 miliar. Sedangkan total keseluruhan industri pakaian dalam secara global jauh lebih besar. The Business of Fashion mencatat pada 2014 bisnis ini memutar uang US$ 110 miliar.

Selain itu, tuntutan gaya hidup modern yang penuh kepraktisan membuat kaum hawa berburu fesyen pakaian dalam lewat jejaring belanja daring. Membeli pakaian dalaman kini tak hanya di butik-butik, tapi cukup dengan di depan laptop. Technavio”™s market research memprediksi pertumbuhan CAGR 17% untuk penjualan lingerie secara online periode 2016-2020.

Nah, ceruk pasar inilah yang dimasuki oleh Clad.co, sebuah brand fesyen lokal yang mengkhususkan diri memproduksi pakaian dalam. Clad.co ini didirikan dua anak muda bernama Raissa Grimonia dan Amanda Poernomo.

Diklaim mereka, Clad.co ini tak hanya mampu memberikan kenyamanan dan kesehatan, tetapi sekaligus kesan modis dalam produk pakaian dalam mereka.

“Industri pakaian dalam di Indonesia masih dianggap sebagai sesuatu yang tabu dan terlalu dewasa, padahal pakaian dalam yang nyaman dan sehat merupakan kebutuhan setiap orang sehari-hari,” jelas Raisa dan Amanda kepada Youngsters.id.

Pada bulan Agustus 2016 lalu, Clad.co baru saja mengeluarkan koleksi underwear pertamanya. Koleksi pertamanya yang diberi nama “Setubuh” ini terinspirasi dari bagian-bagian tubuh kita sendiri. Misalnya bibir, telinga, jari, mata hingga gigi dengan ilustrasi yang unik, berwarna pastel dan berkesan pop-art. Tersedia dengan dua jenis underwear yaitu Zoey/Bikini dan Mary-Lou/Briefs.

Zoey/Bikini terinspirasi dari model slim-cut bikini dengan bagian garis pinggang yang pas di bagian pinggul, sehingga sangat nyaman dipakai sehari-hari. Sedangkan untuk jenis Mary-Lou/Briefs merupakan underwear dengan model klasik yang cocok dengan semua bentuk tubuh.

Mode daleman ini memang berdesain menarik meski tidak terkesan vulgar. Hal unik lain yang dihadirkan Clad.co adalah penggunaan teknik lukis untuk membuat motifnya. Cat air dan bahan katun yang digunakannya pun diklaim aman ketika dipakai. Selain itu, koleksi briefs dan panty ini tetap mengedepankan kenyamanan dengan bahan katun yang lembut dan nyaman dipakai.

Baca juga :   Dapat Pendanaan Startup Logistik Shipper Perluas Jangkauan

“Tanpa sadar jika kita memerhatikan fesyen terutama underware, berarti kita juga memerhatikan diri dari dalam,” ujar Amanda.

 

Tertantang

Raissa yang berlatar belakang pendidikan Komunikasi dari UNPAD, sedangkan Amanda dari DKV ITB dan sedang menempuh S2 di bidang Komunikasi UI, ini mengaku memutuskan terjun berbisnis pakaian dalam karena passion. Sebelumnya mereka sempat bekerja di perusahaan swasta, namun keinginan untuk menjadi bos bagi diri sendiri terlalu kuat. Sehingga mereka nekad keluar dan membangun usaha.

Ide untuk berbisnis pakaian dalam pun datang tidak sengaja. “Ketika itu Amanda sedang nginep di rumah, dia pinjaman setrika untuk menyetrika underware. Dari situ terus terpikir sama dia untuk membuat usaha yang memang belum banyak dilakukan orang muda di Indonesia, yaitu memproduksi pakaian dalam,” kisah Raissa.

Namun ide itu dianggap tidak serius oleh orang-orang di sekitar. “Katanya ide kami aneh aja, kenapa ngga bikin clothing line biasa yang jual pakaian sehari-hari? Celana dalam kan dipakainya di dalam, siapa yang mau lihat? Buat apa bagus-bagus? Harus hati-hati karena takut ada yang salah paham lalu brand kami ditutup. Tapi, semua hal itu justru bikin kita semakin tertantang buat buktiin ke orang-orang kalau what we are doing right now is our passion,” papar Raissa.

Tetapi keduanya meyakini bisnis pakaian dalam sehari-hari masih memiliki peluang besar untuk brand independen. Selain ide yang unik dan kreatif dari Indonesia, bisnis industri kreatif ini berpotensi untuk mengangkat produksi lokal di antara pesaing-pesaing besar dari luar negeri.

“Orang yang mendengar bisnis ini menganggap aneh. Tapi bagi kami jadi bagus dong, dengan adanya pendapat itu kami bisa menjadi pionir karena peluangnya bagus,“ ujar Amanda.

Mulailah keduanya membangun bisnis impian dengan bermodalkan Rp 30 juta. Dananya dari hasil patungan dari tabungan masing-masing. Apesnya, mereka langsung menemui kendala. Misalnya, untuk proses desain saja mereka membutuhkan waktu yang cukup lama.

“Kami pikir awalnya itu mudah. Ternyata setelah dijalani, memang susah,” ujar Amnada yang mengerjakan desain gambar, sambil tertawa.

Baca juga :   Karya Desainer Indonesia Debut di Arab Fashion Week 2022/2023

Apalagi keduanya memang tidak memiliki latar belakang sebagai perancang. “Jujur kami nggak punya basic jadi designer, akhirnya belajar bikin pola untuk celana dalam sampai makan waktu satu bulan. Setelah pola jadi, tantangan datang lagi, karena hasilnya ada yang kesempitan atau  kelonggaran. Sampai-sampai si penjahit marah, karena sudah lama menunggu kami mengerjakan pola. Tapi akhirnya kami bisa,” ucap Raissa.

Tekad yang kuat membuat mereka menembus segala rintangan. Mulai dari mencari vendor, konveski, hingga mendapatkan bahan yang sesuai, dikerjakan dengan tekun. “Karena sudah setengah perjalanan semua itu kami lakukan. Melihat dari awal pengerjaan yang sudah memakan waktu lama. Sempat membuat saya lelah dalam perjalanannya. Cuma Amanda terus kasih support ke saya sampai akhirnya saya yakin kalau ini bisa menghasilkan,” ungkap Raissa.

Raissa juga mengaku dalam mengelola bisnis ini keduanya berusaha meredam ego. Termasuk berbagi tugas, Raissa bertanggungjawab pada manajemen dan operasional, sedangkan Amanda menangani bidang kreatif. Dan itu membuat rintangan yang dihadapi bisa dilalui.

Raissa mengaku, setelah mencari hingga ke Bandung akhirnya mereka bisa menemukan penjahit yang cocok di Jakarta dengan produksi awal 50 lusin. Demikian juga untuk bahan dan karet yang mudah menyerap dan tidak panas yang diimpor dari Hongkong. Juga untuk tinta mereka menggunakan tinta baby save yang aman dan tidak gatal sehingga nyaman untuk kulit.

Proses riset dan pengembangannya sampai memakan waktu satu tahun hingga Clad.co berhasil di-launching pada 8 Agustus 2016 lalu. Dengan range harga jual mulai Rp 79 ribu, Clad.co ini membidik kalangan menengah.

 

Raissa Grimonia dan Amanda Poernomo, penuh semangat mengembangkan bisnis pakaian dalam wanita (Fahrul Anwar/Youngsters.id)
Raissa Grimonia dan Amanda Poernomo, penuh semangat mengembangkan bisnis pakaian dalam wanita (Fahrul Anwar/Youngsters.id)

 

Dijiplak

Menurut kedua gadis yang hobi traveling ini yang membedakan produk Clad dengan baju dalam lain ada pada motif. “Produk Clad punya tanda di bawah celana yang memang, tidak bisa dijiplak sama orang. Udah gitu, ada beberapa produk yang memang sengaja kami tidak produksi dalam jumlah yang banyak. Misal, yang lain 15 lusin, terus kalau yang limited edtion itu hanya 3-4 lusin,” terang Raissa.

Bisa dibilang Clad masih belum memiliki pesaing dalam ceruk bisnis ini. Mereka juga menyasar pelanggan usia 18-35 tahun. ”Selama ini belum ada persaingan, karena kalau bisnis undeware brand lokal baru kita sendiri yang memiliki dan mengangkat tema unik dalam bentuk ilustrasi. Kalau nanti ada persaingan, kami tetap jaga kualitas, gambar harus tetap unik. Dan kami harus lebih pintar dalam hal promosi untuk memasarkan produk ini,” kata Amanda.

Baca juga :   LOKET Gandeng 50 partner dan 4.000 Event Creator

Mereka juga menerapkan sistem pemasaran online. “Untuk saat ini pemasaran kami lakukan hanya melaui internet, yaitu mulai dari instagram, FB dan sarana media sosial lainnya. Karena untuk saat ini memang belum ada di toko,” ungkap Amanda.

“Ini baru koleksi pertama yang kami luncurkan. Nanti setelah koleksi kedua, diperkirakan modal sudah bisa balik pastinya. Mungkin awal Januari setelah diluncurkan produk kedua modal awal kami dipastikan sudah bisa balik,” sambung Raissa.

Meski demikian produk mereka sudah mulai dilirik sejumlah toko offline di Bandung dan Bali. Bahkan, rencananya akan masuk pasar Singapura dan Thailand. “Untuk saat ini kami masih membaca tren fesyen dan kami masih belajar. Dan kami juga tidak menginginkan produk kami ke barat-baratan. Ke depan kami ingin bisa lebih besar untuk menjadi sebuah lokal brand yang bisa diterima masyarakat. Selain itu hadirnya Clad mudah-mudahan selain bisa menjadi terobosan sebagai local brand menuju kanal ke industri fashion underware,” harap Amanda

 

===================================

Raissa Grimonia

  • Tempat/Tanggal lahir               : Jakarta 11 Agustus 1992
  • Hobi                                      : Travelling
  • Pendidikan                             : S1 UNPAD (FIKOM)
  • Prestasi                                 : Juara Foto Rally Foto KMK Bandung 2011
  • Pekerjaan                              : Founder Clad.co

————

Amanda Poernomo

  • Tempat/Tanggal lahir              : Jakarta 7 Juli 1992
  • Hobi                                     : Travelling dan Menggambar
  • Pendidikan                            : S1, DKU ITB ”“ Sekarang S2 Manajemen Komunikasi UI
  • Pekerjaan                             : Founder Clad.co
  • Prestasi                                : Best Performing Student ITB 2012

=====================================

 

FAHRUL ANWAR

Editor : Stevy Widia

Tags: Amanda Poernomobisnis celana dalam wanitaClad.cofesyenRaissa Grimonia
Previous Post

TUMBAL, Game Horor Dengan Fitur Bahasa Daerah

Next Post

Bukalapak Gelar Pelatihan Berbisnis Online Di 7 Kota

Related Posts

ALVA Gandeng Dominate Luncurkan Gaya Mobility Fashion
Headline

ALVA Gandeng Dominate Luncurkan Gaya Mobility Fashion

26 September 2025
0
Zaloraya 2025, Dorong Kolaborasi dan Kemajuan Industri Fashion Lokal
Headline

Zaloraya 2025, Dorong Kolaborasi dan Kemajuan Industri Fashion Lokal

1 Maret 2025
0
Perfect Corp Luncurkan Solusi Berteknologi AI dan AR Untuk Fesyen dan Kecantikan
Headline

Perfect Corp Luncurkan Solusi Berteknologi AI dan AR Untuk Fesyen dan Kecantikan

25 Agustus 2024
0
Load More
Next Post
BEKRAF dan Bukalapak Gelar Pelatihan Industri Kreatif di 6 Kota

Bukalapak Gelar Pelatihan Berbisnis Online Di 7 Kota

XL Dorong Kalangan Wirausaha Manfaatkan Teknologi Digital

XL Dorong Kalangan Wirausaha Manfaatkan Teknologi Digital

blanja.com Siap Pasarkan Produk BUMN & UKM

Blanja.com Gelar Sweet November

Discussion about this post

Recent Updates

WhatsApp Hadirkan Meta AI, Chatbot Serbaguna Berbasis Kecerdasan Buatan

Fitur Baru WhatsApp, Bisa Bikin Gambar Bergerak Hingga Personalisasi Tema Chat

1 Oktober 2025
Deteksi TBC Dengan AI Bawa Startup Indonesia Masuk Final Kompetisi LKYGBPC Singapura

Deteksi TBC Dengan AI Bawa Startup Indonesia Masuk Final Kompetisi LKYGBPC Singapura

1 Oktober 2025
Vokasi UI Gelar Program UMKM Naik Kelas di Kota Depok

Upskilling Jadi Kunci Lulusan Vokasi Bersaing di Dunia Kerja

30 September 2025
Tokopedia dan TikTok

Terlambat Laporkan Akuisisi Saham Tokopedia, TikTok Terkena Denda Rp15 Miliar

30 September 2025
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Dera Perdana Shopian : Ajak Milenial Berdonasi Digital

Dera Perdana Shopian : Ajak Milenial Berdonasi Digital

27 Juni 2019
Startup Hayokerja

Startup HayoKerja Hadirkan Solusi PHL bagi Perusahaan Pencari Tenaga Kerja

25 September 2023
pendanaan Fintech

Inilah 5 Fintech dengan Pendanaan Terbesar di Indonesia Tahun 2025

15 Mei 2025
Fastwork Raih Pendanaan Seri A US$4,8 Juta

Fastwork Luncurkan Fitur Baru Untuk Pengguna Jasa Freelancer

11 Agustus 2020
Junaidi : Bikin Bimbel Karena Cinta Jadi Guru

Junaidi : Bikin Bimbel Karena Cinta Jadi Guru

0
Brother Indonesia Rilis Aplikasi Mobile Brother iShop

Brother Indonesia Rilis Aplikasi Mobile Brother iShop

0
Bangun Bagian Dapur, IKEA Dukung Pembuatan Film “Ini Kisah Tiga Dara”

Bangun Bagian Dapur, IKEA Dukung Pembuatan Film “Ini Kisah Tiga Dara”

0
Ferdian Yosa : Menangkap Tren di Bisnis Kuliner

Ferdian Yosa : Menangkap Tren di Bisnis Kuliner

0
WhatsApp Hadirkan Meta AI, Chatbot Serbaguna Berbasis Kecerdasan Buatan

Fitur Baru WhatsApp, Bisa Bikin Gambar Bergerak Hingga Personalisasi Tema Chat

1 Oktober 2025
Deteksi TBC Dengan AI Bawa Startup Indonesia Masuk Final Kompetisi LKYGBPC Singapura

Deteksi TBC Dengan AI Bawa Startup Indonesia Masuk Final Kompetisi LKYGBPC Singapura

1 Oktober 2025
Vokasi UI Gelar Program UMKM Naik Kelas di Kota Depok

Upskilling Jadi Kunci Lulusan Vokasi Bersaing di Dunia Kerja

30 September 2025
Tokopedia dan TikTok

Terlambat Laporkan Akuisisi Saham Tokopedia, TikTok Terkena Denda Rp15 Miliar

30 September 2025
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Layanan Bisnis
Copyright © 2016 - PT Inovasi Muda Mandiri. All rights reserved
No Result
View All Result
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development

Copyright © 2016 - PT Inovasi Muda Mandiri. All rights reserved

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.
Go to mobile version