youngster.id - Perkembangan teknologi telah melahirkan beragam profesi baru. Salah satunya influencer. Profesi ini biasanya dimiliki seseorang yang memiliki pengikut yang banyak di media sosial. Mereka pun memiliki pengaruh bagi para pengikutnya tersebut untuk melakukan sesuatu.
Sosial media seperti Facebook, Instagram, Twitter, Line, Youtube hingga TikTok sangat akrab bagi masyarkakat di Indonesia. Adanya berbagai macam platform social media ini tentu saja dimanfaatkan oleh para pelaku bisnis dan perusahaan. Jika dulu produsen atau perusahaan mempromosikan produk atau jasanya dengan cara konvensional. Sementara, kini banyak perusahaan yang memakai social media dalam kegiatan pemasarannya.
Adapun salah satu strategi yang dinilai ampuh untuk memasarkan produk atau jasa dalam social media adalah menggunakan influencer. Biasanya yang disebut dengan influencer ini seperti artis, selebgram, youtuber, atau blogger, yang dipilih berdasarkan popularitas, keahlian, atau reputasinya.
Salah satu di antara influencer yang terus terjaga populeritasnya adalah Rizky Amalia atau yang dikenal sebagai Amelia Elle. Gadis yang berdomisili di Malang, Jawa Timur ini adalah salah satu influencer dan selebgram yang telah mulai dikenal sejak 2016. Dia memiliki follower lebih dari 500 ribu dengan postingan lebih dari 1,2 juta kali. Pencapaian yang luar biasa untuk sosok yang bukan public figure atau selebriti.
Kini, Alumnus Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini merambah ke dunia bisnis. Jika selama ini dia menjadi endorser dan menampilkan produk terutama fesyen dari berbagai merek, kini Amelia mendirikan usaha pakaian bernama Elle Est Belle.
“Kebetulan saya memang suka mixed and match pakaian. Dan, cita-cita saya dari dulu kepingin banget punya brand sendiri. Dari situ kepikiran kenapa saya nggak buat brand cloting aja ya, sekaligus menumpahkan ide-ide saya ke brand cloting saya sendiri. Makanya pada tahun 2018 usaha cloting ini akhirnya terwujud,” jelas Amelia, Founder & CEO Elle Est Belle kepada youngster.id saat ditemui di acara Bincang Shopee di JW Mariot Hotel Kuningan Jakarta baru-baru ini.
Rupanya pengalamannya malang melintang di dunia digital, yang telah dimulai sejak 2013 menjadi bekal untuk membuka usaha pakaian.
Perempuan berhijab ini memilih produk fesyen yang berbasis jeans. Menurut dia, jeans adalah busana favorit yang kerap dikenakan sehari-hari. “Selain itu saya sulit menemukan celana jeans sesuai mode yang diinginkan. Jadi kenapa nggak saya buat produk yang sesuai dengan keinginan, yang juga bisa dikenakan orang lain,” ungkapnya.
Berjalan Mengalir
Sebagai anak milenial, Amelia sudah sangat mengenali dunia media sosial. Dia tidak pernah menyangka taman “bermain” yang dia mulai sejak membuat akun Instragram di tahun 2013 akan menjadi sumber penghasilan.
”Sejak kecil saya memang suka dipotret,” kata gadis kelahiran Makassar, 26 Juli 1994 itu. Sejak mempunyai Instagram, Amelia makin senang untuk dipotret. Dia yang gemar traveling membuat foto-foto dengan konsep yang menarik di tempat-tempat wisata.
Agar foto yang diunggah bisa dilihat banyak orang, Amelia menggunakan hastag yang populer. Misalnya hastag #OOTD dan #iphoneonly. Dengan cara itu, followers Amelia terus bertambah. ”Apalagi aku suka dress-up (berdandan). Jadi, sekali dress-up pasti saya upload,” ujarnya.
Alhasil, followers Amelia pun terus bertambah. Tentu ini membuat Amelia dilirik sejumlah brand sebagai endorser. “”Saat endorse kali pertama sekitar Rp 50 ribu. Saat itu followers saya sekitar 50.000 ribu,” ungkapnya sambil tertawa.
Kini sarjana psikologi itu telah memiliki lebih dari 500 ribu followers. Melihat peluang bisnis di bidang fesyen mendorong dia untuk terjun sebagai pebisnis.
“Pada dasarnya aku memang suka fesyen. Selain itu, berangkat dari pengalaman sendiri yang sulit mendapat celana jeans yang ukuran dan pinggangnya pas. Kalau pinggangnya pas, panjangnya malah ngatung atau sebaliknya. Karena itu, saya mendesain celana jeans yang diperuntukkan bagi orang yang memiliki postur tinggi dan terlihat agak kurus,” ungkanya.
Amelia pun memulai bisnis clothing ini pada tahun 2018 dengan modal awal sekitar Rp 15 juta, yang digunakan untuk membeli kain dan membayar jasa penjahit.
Ternyata langkah itu cukup tepat. Meski Amelia tidak memiliki latar belakang sebagai perancang, tetapi ide yang dimilikinya dapat diaplikasikan dan diproduksi oleh mitra penjahitnya. Selain itu, jejaring pengikut yang selama ini setia mengikuti penampilannya di media sosial sudah kuat dan menjadi pasar yang besar bagi produk yang dia produksi.
“Saya bersyukur sebagai influencer di bidang fesyen dengan saya memiliki follower yang terus bertambah dan saya sering menggunakan dan mempromosikan produk saya di media sosial pribadi. Sehingga mereka jadi banyak tahu, dan ingin mendapatkan produk ini langsung dari saya. Saya yang memasarkannya langsung lewat sosial media, dan yang mendesain semua ini juga saya sendiri. Brand Elle Est Belle ini produk utamanya celana jeans. Jika saya launching produk jeans, pasti dalam waktu singkat langsung habis,” klaim Amelia penuh semangat.
Belakangan dengan permintaan dari para pelanggan, Amelia pun mulai membuat busana untuk atasan. Tetapi itu bukan menjadi produk utama. Demikian juga dengan hijab yang merupakan hasil kolaborasi dengan mitranya.
Menurut Amelia, produk Elle Est Belle menyasar kaum remaja. Oleh karena itu dia menetapkan harga yang terjangkau dan sesuai dengan kantong mereka. “Untuk produk jeans saya mulai dengan harga Rp 250 ribu, sedangkan untuk atasan dijual mulai dari harga Rp 130 ribu hingga Rp 288 ribu. Pastinya sangat terjangkau bagi remaja, yang ingin barang bagus dan berkualitas tetapi harga juga murah. Di sini saya coba mewujudkan dan mengakomodir keinginan para remaja tersebut,” kata Amelia.
Tidak Menyerah
Selama dua tahun, Amelia mengaku bisnisnya telah berkembang pesat. Jika pada awalnya hanya memproduksi 10 potong untuk 1 model saja. Tetapi tingginya permintaan membuat Amelia menambah kapasitas produksi. “Sekarang satu model bisa dibuat 200 potong,” ujarnya.
Tentu bisnis ini tidak selalu mulus. Kendala terbesar Amelia adalah tenaga penjahit. “Namanya usaha pasti ada naik turun. Kendala terbesar adalah dari penjahit. Kadang ada yang salah jahit. Nah hal itu membuat kerugian juga buat saya. Selain itu, penjahit tidak tetap sehingga kadang saya harus menanggung kerugian karena tidak bisa produksi,” tuturnya.
Meski demikian, Amelia tidak mau menyerah. “Saya bersyukurnya produksi dan penjualan terus meningkat dari pertama sejak saya buat produk ini,” ungkapnya.
Sebagai pendatang baru di industri fesyen Amelia mengaku tak khawatir dengan persaingan. Dia yakin dengan terus berinovasi, dan selalu melahirkan karya terbaru menjadi kunci sukses brand Elle Est Belle berkembang dan berkelanjutan.
“Kalau saya menyiasati persaingan usaha, saya selalu inovasi terus. Misalkan kalau model produk yang saya luncurkan itu-itu terus, orang juga pasti akan bosan. Jadi dalam usaha, peran inovasi sendiri tentu sangat penting, sehingga keadaan itu selalu membuat saya berpikir agar orang-orang maupun konsumen nggak merasa bosan dengan produk Elle Est Belle,” paparnya.
Amelia kini bisa menjual hingga 700 potong celana jeans dan baju, dengan meraih omset hingga Rp 150 juta setiap bulannya. Dia menegaskan, meski masih muda bukanlah penghalang untuk terjun sebagai pengusaha.
Oleh karena itu, Amelia berpesan untuk milenial yang ingin berwirausaha, mulai sekarang bulatkan tekad agar jangan takut untuk memulainya. “Karena kalau kita takut malah akan membuat diri kita sendiri nggak pernah tahu ke depannya seperti apa. Selain itu, punya prinsip kalau bisnis itu nggak selalu naik, tapi ada turunnya. Tetapi ketika turun itu menjadi penyemangat yang membuat bisnis kita bisa naik ke depannya,” tutup Amelia.
========================
Risky Amalia (Amelia Elle)
- Tempat Tanggal Lahir : Makassar, 26 Juli 1994
- Pendidikan Terakhir : Sarjana Psikologi, Universitas Muhamadiyah Malang
- Usaha yang dikembangkan : Clothing, terutama celana jeans
- Mulai Usaha : Tahun 2018
- Merek yang dipasarkan : Elle Est Belle
- Jabatan : Founder & CEO
- Modal Awal : sekitar Rp 15 juta
- Jumlah Tim : 7 penjahit (freelance) & 3 karyawan tetap
- Omset : sekitar Rp 150 juta per bulan
=======================
FAHRUL ANWAR
Editor : Stevy Widia
Discussion about this post