Senin, 29 September 2025
No Result
View All Result
youngster.id
Pratesis Ads
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
No Result
View All Result
youngster.id
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
No Result
View All Result
youngster.id
No Result
View All Result
Home Creativepreneur

Sandy Lao : Semangat Bangun Merek Fesyen Lokal Di Tengah Pandemi

15 Juni 2021
in Creativepreneur, Headline
Reading Time: 4 mins read
Sandy Lao - Vedlyn

Sandy Lao, Founder & CEO Vedlyn Signature (Foto: Dok. Pribadi)

0
SHARES
0
VIEWS

youngster.id - Pandemi Covid-19 telah membawa perubahan pada berbagai sektor bisnis, termasuk industri fesyen. Hal ini mendorong para pelaku usaha untuk menyesuaikan strategi bisnis agar dapat beradaptasi dan menjawab kebutuhan tren fesyen di masyarakat.

Pada masa awal kemunculan pandemi, penjualan produk fesyen merosot tajam. Pasalnya, kala itu masyarakat memiliki prioritas yang lebih penting dibandingkan dengan berbelanja produk fesyen. Padahal, sampai akhir 2019, industri fesyen menyumbang 18% dari pendapatan negara. Namun kini penjualan produk fesyen merek lokal mengalami penurunan tajam.

Toh, seiring berjalannya waktu, kini bisnis fesyen kembali menggeliat. Para pelaku bisnis pun menerapkan berbagai strategi untuk dapat mengikuti perubahan gaya hidup masyarakat.

Hal ini yang dirasakan oleh Sandy Lao, Founder dan CEO dari mere Vedlyn Signature. “Pada masa awal pandemi penjualan produk fesyen merosot tajam. Pasalnya, kala itu masyarakat memiliki prioritas yang lebih penting dibandingkan berbelanja produk fesyen. Bahkan lima bulan awal pandemi, bisnis kami mengalami minus, hampir tidak dapat bertahan,” ungkap Sandy kepada youngster.id.

Vedlyn merupakan merek lokal yang memproduksi produk tas untuk kaum hawa. Untuk bertahan dan meningkatkan bisnis, maka Sandy memperluas ragam produk. “Vedlyn pada dasarnya adalah perusahaan yang memproduksi tas, tidak hanya tas wanita tetapi semua macam tas. Bahkan jika ada yang ingin membangun brand atau membuat tas dapat kami layani,” kata Sandy.

Ditengah masa pandemi, Sandy tidak mau menyerah dengan keadaan. Pasalnya, usaha yang dirintis sejak tahun 2018 ini menjadi tempat bernaung para pengrajin lokal. “Bagi saya, bisnis ini tak semata mencari keuntungan tetapi juga untuk bisa membuka lapangan pekerjaan dan memajukan para perajin lokal di dalam negeri. Untuk itu saya tetap semangat agar bisnis ini dapat bertahan dan berkelanjutan,” ucapnya dengan tegas.

 

Baca juga :   Monica Mulanisari: Bawa Tas Kulit Jogjakarta Melenggang Ke Negeri Sakura

Dua Model Bisnis

Sandy berkisah bahwa merek Vedlyn sudah dibangun sejak tahun 2013. Ketika itu Sandy dan salah satu rekannya membuat aksesori fesyen berupa produk handmade. Sayangnya, usaha itu tidak berjalan sesuai harapan dan berhenti di tengah jalan. Namun atas kesepakatan, nama Vedlyn bisa digunakan oleh Sandy.

Setelah itu, Sandy sempat vakum dari bisnis. Hingga akhirnya pada tahun 2017, seorang teman datang dengan permintaan dibuatkan sebuah tas tangan. Awalnya, Sandy hanya mencarikan rekan untuk produksi. Tetapi, hasilnya ternyata mengecewakan. “Saya akhirnya mengerjakan sendiri pesanan itu. Dari situlah muncul ide untuk menghidupkan kembal Vedlyn,” kisahnya.

Meski demikian Sandy tetap mempelajari pasar yang ada. “Karena ketika Vedlyn kembali diluncurkan saya ingin memberikan yang terbaik bagi setiap konsumen. Saya ingin menunjukkan bahwa brand lokal tidak kalah kualitasnya dengan brand luar,” kata Sandy menegaskan.

Alumni Tehnik Industri, Universitas Petra Surabaya ini mendapati bahwa peluang bisnis untuk produk tas masih sangat terbuka. Pangsa pasarnya luas dan dapat dikembangkan.

“Saya optimis memandang peluang bisnis ini, karena terus terang ya, pasarnya masih sangat luas di bisnis fesyen ini. Udah gitu, bisnis di bidang tas ini masih banyak sekali yang dapat dikembangkan,” ungkapnya.

Di sisi lain, pemuda kelahiran Surabaya, 29 Oktober 1990 ini juga ingin mengeksplor kemampuannya berbisnis. Bahkan dengan modal yang tidak terlalu besar, yakni sekitar Rp 1,8 juta dia berhasil memulai bisnis ini.

Untuk itu, Sandy memilih untuk menerapkan dua model bisnis yaitu business to consumer (B2C) dan business to business (B2B). “Jadi melalui model bisnis B2C adalah kami menjual tas Vedlyn secara online. Sedangkan B2B kami menerima order dari brand lain, atau yang ingin menjadi reseller produk kami,” kata Sandy.

Baca juga :   Karlina Ratnasuri : Mengangkat Budaya Betawi Melalui Bisnis Syal

Hasilnya, usaha ini dapat berkembang pesat, bahkan merek Vedlyn mendapat tempat di kalangan pecinta fesyen di Indonesia. “Puji Tuhan sekarang kami mampu meraih omzet hingga ratusan juta rupiah setiap bulannya,” ungkap Sandy.

 

Vedlyn Signature
Sandy berharap, Vedlyn tak hanya sekadar menjadi merek lokal yang menguasai pasar di negeri sendiri, tetapi juga dapat menjangkau pasar luar setidaknya di kawasan Asia Tenggara (Foto: Dok. Vedlyn Signature)

 

Siasat Khusus

Bagi Sandy, bisnis yang ditekuninya selama dua tahun terakhir ini telah membawa dampak tak hanya dari sisi keuntungan bisnis tapi juga memberi dampak sosial. “Saya tak sekadar berbisnis, karena saya punya harapan dengan usaha yang dibangun sendiri akan dapat membuka lapangan pekerjaan dan memberdayakan perajin lokal,” ujarnya.

Oleh karena itu, Sandy mengaku melakukan berbagai cara agar usaha ini dapat bertahan. “Saya harus melakukan subsidi silang dari perusahaan saya yang lain untuk usaha ini, agar Vedlyn ini bisa semakin berkembang dan berkelanjutan,” ungkapnya.

Untuk itu, Sandy menerapkan berbagai inovasi terhadap produknya. Selain terus mempertahankan kualitas produk. Sandy mengungkapkan, pihaknya sempat mengalami kesulitan untuk mendapatkan bahan baku, terutama bahan impor. Untuk itu dia menerapkan siasat dalam membuat subtitusi bila bahan baku atau material pendukung tidak tersedia.

“Terus terang saja, bahan baku dan beberapa material untuk pembuatan tas wanita ini 90% adalah impor. Jadi untuk mengatasinya harus pintar-pintar membuat subtitusi bila bahan baku tersebut tidak tersedia. Bersyukurnya, ketika ada tantangan itu, kami sudah siap sebelumnya,” jelasnya.

Menurut Sandy, pihaknya juga harus siap mengadapi ketatnya persaingan usaha. Untuk itu Vedlyn melakuan branding dan pendekatan melalui media sosial. Sandy juga mengaku fokus untuk mendukung berbagai kegiatan di kalangan entrepreneur wanita muda. Semua itu dia lakukan untuk bisa menjangkau pasar yang lebih luas, khususnya kalangan milenial.

Dari sisi harga, Sandy mengklaim, Vedlyn menetapkan harga yang kompetitif yakni mulai dari Rp 50 ribu hingga Rp 300 ribu. “Kami ingin produk yang dihadirkan dapat terjangkau oleh masyarakat terutama milenial tanpa mengorbankan kualitas,” ujarnya.

Baca juga :   Cinema XXI Luncurkan Dua Fitur Mobile Untuk Milenial

Tak heran, jika Vedlyn kini bisa menjaring sekitar 100 ribu pengguna. Omzet penjualan yang dibukukan rata-rata mencapai Rp 100 juta per bulan. Sandy berharap, usaha ini dapat terus berkembang. Tak hanya sekadar menjadi merek lokal yang menguasai pasar di negeri sendiri, tetapi juga dapat menjangkau pasar luar setidaknya di kawasan Asia Tenggara.

“Untuk saat ini, memang pemasaran kami masih belum mencapai ke pasar internasional, tetapi kami sudah mengirimkan sample tas atau produk Vedlyn ini ke Amerika. Kebetulan ada teman yang tertarik untuk dapat menjual produk saya di sana. Harapannya kami bisa menembus pasar internasional,” pungkas Sandy.

 

=======================

Sandy Lao

  • Tempat Tanggal Lahir          : Surabaya, 29 Oktober 1990
  • Pendidikan Terakhir             : Tehnik Industri, Universitas Petra Surabaya
  • Usaha yang dikembangkan : Memproduksi dan memasarkan tas wanita
  • Nama Produk                        : Vedlyn Signature
  • Mulai Usaha                          : 2018
  • Jabatan                                  : CEO & Founder
  • Modal Awal                           : sekitar Rp 1,8 juta
  • Omzet                                    : rata-rata Rp 100 juta/bulan
  • Jumlah Karyawan                  : 15 orang

=======================

 

FAHRUL ANWAR
Editor : Stevy Widia

Tags: creativepreneurhandmadeproduk fesyenSandy Laotas wanitaVedlyn Signature
Previous Post

Gojek Perluas Vaksinasi Mitra Hingga 29 Kota

Next Post

Kemanayo, Marketplace Itinerary Yang Permudah Traveler Memilih Tujuan

Related Posts

Shop Tokopedia
News

Transaksi Produk Fesyen di Tokopedia dan ShopTokopedia Terus Meningkat

24 Juni 2024
0
Kredivo
News

Fasilitasi Tren Permintaan Fesyen, Kredivo dan Matahari Berkolaborasi

9 Maret 2022
0
Tokopedia
News

Inilah Produk Favorit di Tokopedia Sepanjang 2021

22 Januari 2022
0
Load More
Next Post
Startup Kemanayo Tawarkan Rencana Perjalanan Alternatif Bagi Para Traveller

Kemanayo, Marketplace Itinerary Yang Permudah Traveler Memilih Tujuan

Telkomsel Gandeng Schneider Electric, Dorong Pemanfaatan Teknologi 5G untuk Industri 4.0

Telkomsel Gandeng Schneider Electric, Dorong Pemanfaatan Teknologi 5G untuk Industri 4.0

Tree of Life, Desain Perkotaan Bernuansa Alam

Tree of Life, Desain Perkotaan Bernuansa Alam

Discussion about this post

Recent Updates

XLSMART Integrasikan Pusat Operasi Jaringan Terpadu Customer Experience dan Service Operation Center

XLSMART Integrasikan Pusat Operasi Jaringan Terpadu Customer Experience dan Service Operation Center

29 September 2025
UNIQLO Indonesia Lakukan Transformasi Layanan E-Commerce, Integrasikan Toko Online dan Offline

UNIQLO Indonesia Lakukan Transformasi Layanan E-Commerce, Integrasikan Toko Online dan Offline

29 September 2025
Garuda Spark Innovation Hub, Ruang Terbuka Bagi Startup

Garuda Spark Innovation Hub, Ruang Terbuka Bagi Startup

29 September 2025
Huawei Cloud Hadirkan Inovasi Layanan Komputasi AI Untuk Berbagai Industri

Huawei Cloud Hadirkan Inovasi Layanan Komputasi AI Untuk Berbagai Industri

29 September 2025
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Dera Perdana Shopian : Ajak Milenial Berdonasi Digital

Dera Perdana Shopian : Ajak Milenial Berdonasi Digital

27 Juni 2019
Startup Hayokerja

Startup HayoKerja Hadirkan Solusi PHL bagi Perusahaan Pencari Tenaga Kerja

25 September 2023
pendanaan Fintech

Inilah 5 Fintech dengan Pendanaan Terbesar di Indonesia Tahun 2025

15 Mei 2025
Fastwork Raih Pendanaan Seri A US$4,8 Juta

Fastwork Luncurkan Fitur Baru Untuk Pengguna Jasa Freelancer

11 Agustus 2020
Junaidi : Bikin Bimbel Karena Cinta Jadi Guru

Junaidi : Bikin Bimbel Karena Cinta Jadi Guru

0
Brother Indonesia Rilis Aplikasi Mobile Brother iShop

Brother Indonesia Rilis Aplikasi Mobile Brother iShop

0
Bangun Bagian Dapur, IKEA Dukung Pembuatan Film “Ini Kisah Tiga Dara”

Bangun Bagian Dapur, IKEA Dukung Pembuatan Film “Ini Kisah Tiga Dara”

0
Ferdian Yosa : Menangkap Tren di Bisnis Kuliner

Ferdian Yosa : Menangkap Tren di Bisnis Kuliner

0
XLSMART Integrasikan Pusat Operasi Jaringan Terpadu Customer Experience dan Service Operation Center

XLSMART Integrasikan Pusat Operasi Jaringan Terpadu Customer Experience dan Service Operation Center

29 September 2025
UNIQLO Indonesia Lakukan Transformasi Layanan E-Commerce, Integrasikan Toko Online dan Offline

UNIQLO Indonesia Lakukan Transformasi Layanan E-Commerce, Integrasikan Toko Online dan Offline

29 September 2025
Garuda Spark Innovation Hub, Ruang Terbuka Bagi Startup

Garuda Spark Innovation Hub, Ruang Terbuka Bagi Startup

29 September 2025
Huawei Cloud Hadirkan Inovasi Layanan Komputasi AI Untuk Berbagai Industri

Huawei Cloud Hadirkan Inovasi Layanan Komputasi AI Untuk Berbagai Industri

29 September 2025
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Layanan Bisnis
Copyright © 2016 - PT Inovasi Muda Mandiri. All rights reserved
No Result
View All Result
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development

Copyright © 2016 - PT Inovasi Muda Mandiri. All rights reserved

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.
Go to mobile version