youngster.id - Belakangan ini seruan untuk bangga memakai produk-produk buatan lokal bergaung di mana-mana. Tak hanya harga yang bersaing, kualitas dan model dari produk dalam negeri tak kalah dengan produk luar negeri. Yang tengah hits adalah produk sneakers.
Ya sepatu merek lokal sekarang tak kalah pamor dengan produk impor. Apalagi kualitas dan desain sepatu lokal semakin mengikuti tren dengan kualitas yang tak kalah dengan brand dunia. Hal ini juga berlaku pada sneakers. Awalnya sepatu jenis ini dikenal sebagai sepatu olahraga. Namun, kini sneakers menjelma jadi alas kaki yang dikenakan dalam berbagai kesempatan, bahkan acara formal sekalipun.
Perubahan gaya hidup yang terjadi selama 10 tahun terakhir juga mempengaruhi perkembangan. Jika dulu para pekerja wajib mengenakan busana formal, kini mulai banyak dari mereka yang memilih berdandan kasual dan menjadikan sneakers sebagai padanannya. Bahkan Presiden RI Joko Widodo kerap menggunakan sneakers dalam beragam aktivitasnya.
Menariknya lagi, langkah Presiden Jokowi ini mendorong naiknya populeritas sneakers merek lokal. Tak heran jika diprediksi produk sepatu buatan UMKM Indonesia akan mendominasi pasar lokal di tahun 2021 ini. Apalagi, para pemilik sneakers merek lokal terus meningkatkan kualitas dan kreativitasnya.
Seperti yang dilakukan oleh Sebastian Surya S. yang memproduksi sneakers dengan keunikan desain yang mengedepankan kearifan lokal seperti batik, dengan merek Patrobas.
“Dulu brand lokal masih belum ngetren seperti sekarang. Pada saat awal-awal merintis bisnis banyak sekali penolakan yang saya alami, karena issue-nya adalah mereka tidak percaya diri kalau memakai sepatu dengan brand lokal, apalagi namanya belum terkenal. Tapi saya tidak menyerah, saya yakin jika konsisten melakukan ini maka usaha yang didirikan pasti akan sukses pada waktunya,” ungkap Sebastian, Founder & CEO Patrobas kepada youngster.id.
Ternyata apa yang dia harapkan itu kemudian terwujud. Sejak 2014 dia konsistensi membuat produk sneakers berkualitas, Kini Patrobas menjadi merek sneakers yang diminati, terutama di kalangan anak muda. Bahkan dalam sebuah kesempatan sneaker dengan seri El Clasico ludes hanya dalam 3 menit.
“Patrobas menawarkan nilai kualitas dan kenyamanan yang jauh di atas harga yang ditawarkan. Karena Patrobas nyaman digunakan, sepatunya awet, serta model yang stylish sesuai dengan tren masa kini,” kata Sebastian dengan bangga.
Uang Saku
Usaha sneakers ini sudah dilakukan Sebastian sejak tahun 2014, saat masih kuliah semester 3 di Prasetiya Mulya Business School. Uniknya, usaha yang dikembangkan pria kelahiran Semarang, 11April 1995 ini lahir dengan alasan yang cukup unik, yaitu untuk menambah uang saku pribadi.
“Jadi saya buka usaha ini termotivasi hanya untuk menambah uang jajan. Saya tidak ingin membebankan orang tua saya yang sudah membiayai saya kuliah selama ini,” kenangnya.
Pilihan jatuh kepada sneakers karena Sebastian adalah gemar bermain basket. Sneakers adalah jenis sepatu yang tren di kalangan anak basket kala itu. Dia mengungkapkan, Patrobas mengedepankan jenis sneakers vulcanized, yaitu teknik pembuatan sepatu dimana semua materialnya disatukan tanpa dijahit dan dimasukan ke dalam sebuah oven panas.
Suhu panas di dalam oven dapat melelehkan rubber sol (sol karet) sepenuhnya sehingga menyatu dengan material kanvasnya secara sempurna. Makanya teknik vulkanisasi lebih kuat dibandingkan teknik pengeleman tradisional. Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan sepatu ini mayoritas adalah kanvas dan karet pada foxing dan outsole-nya.
Di awal mulai usaha, Sebastian mengaku sangat sulit menembus pasar yang sudah lama “memuja” brand luar negeri. “Awalnya saya menawarkan produk ke lingkup pertemanan, dan ternyata mendapat penolakan. Ada yang malu jika pakai merek lokal yang masih baru. Ada juga teman saya yang beli tetapi label dan logo dari Patrobas-nya digunting dan dipotong supaya terlihat sepatu polos yang tidak ada mereknya,” ungkapnya sambil tertawa
Dia juga mendapat penolakan dari sejumlah toko sepatu. “Karena brand masih baru itu belum dipercaya,” ujarnya lagi. Beratnya kondisi itu tidak membuat Sebastian menyerah. Dia terus berusaha.
“Saya terus berpikir jangan sampai kondisi ini membuat saya harus menyerah di tengah jalan tanpa menemukan solusi apapun. Karena ketika saya berhenti, bisa dibilang di titik itu saya sudah gagal. Saya yakin usaha ini pasti akan sukses pada waktunya,” kata Sebastian.
Setelah menyelesaikan pendidikan, Sebastian sempat bekerja di sejumlah perusahaan. Namun dia tidak mengubur impian membesarkan Patrobas. Bisa dibilang, bisnis ini baru benar-benar menapak pada tahun 2018, ketika internet mulai menjangkau banyak kalangan. “Bersyukur internet dan media sosial sekarang sangat membantu kehadirannya bagi UMKM seperti kami terutama untuk membantu meningkatkan penjualan,” papar Sebastian.
Desain Patrobas yang unik menarik perhatian karena mengedepankan desain bermuatan lokal. Seperti sepatu limited edition El Clasico, sneakers dengan motif batik parang.
“Jadi batik motif parang itu sebenarnya kalau saya baca-baca itu punya filosofi pantang menyerah. Ibarat ombak yang tidak pernah berhenti bergerak. Jadi sepatu ini dianalogikan masyarakat Indonesia harus mampu bertahan dan menang dari COVID-19 ini,” katanya.
Kolaborasi
Sebastian berharap hadirnya Petrobas sebagai merek lokal tentu dapat dirasakan manfaatnya bagi masyarakat, terutama yang menginginkan kualitas dan kenyamanan yang jauh diatas harga yang ditawarkan, terutama bagi kaum milenial.
“Sekarang kaum milenial tidak perlu mengeluarkan dana yang berlebihan untuk membeli sepatu berkualitas dan nyaman dipakai, namun dengan harga yang sangat terjangkau sekita Rp 250 ribu masyarakat sudah bisa dapat apa yang diinginkan,” ungkapnya.
Sebastian juga terus membangun brand value agar tumbuh loyalitas ke merek Patrobas. Selain itu, dia juga melakukan pendekatan sosial dan berupaya menemukan dan merangkul komunitas yang tepat sasaran. “Kami membuat video yang berisi tentang pengujian sepatu Patrobas, yaitu dengan diseret, diinjak dengan truk, dicuci pakai deterjen, dan direndam sampai lama, itu untuk menunjukkan lemnya kuat atau tidak,” ungkap Sebastian.
Pandemi Covid-19 yang kini masih melanda Indonesia banyak berpengaruh pada perkembangan bisnis. Untuk mengatasi perubahan itu, menurut Sebastian adalah dengan beradaptasi termasuk masuk ke kanal online dan melakukan kolaborasi. Yang terbaru Patrobas akan menjalin kerjasama dengan brand Nevertolavis.
Strategi bisnis baru yang kami jalankan adalah kolaborasi dengan brand lokal lain. Kolaborasi ini merupakan bentuk dukungan kami dan industri sepatu lokal untuk bangkit bersama,” pungkasnya.
===================
Sebastian Surya Sutantio
- Tempat Tanggal Lahir : Semarang, 11April 1995
- Pendidikan : Sarjana Bisnis, Prasetiya Mulya Business School
- Usaha yang dikembangkan : Memproduksi dan memasarkan sepatu sneaker
- Mulai Usaha : Desember 2014
- Nama Usaha : Patrobas
- Jabatan : CEO & Founder
- Modal Awal : sekitar Rp 50 juta
===================
FAHRUL ANWAR
Editor : Stevy Widia
Discussion about this post