Stevia Anlena Putri dkk. : Belajar Wirausaha Melalui Perusahaan Sekolah

Stevia Anlena Putri, CEO & President Director D’Eagle Student Company (Foto: Dok. Pribadi)

youngster.id - Kewirausahaan dapat menjadi pilihan pekerjaan dan sumber pendapatan berkelanjutan di masa depan. Tak heran jika belakangan ini banyak anak muda berani terjun berwirausaha, bahkan ketika mereka masih duduk di bangku sekolah. Menariknya, beberapa dari mereka membangun wirausaha berbasis kepedulian lingkungan.

Kewirausahaan berorientasi lingkungan (ecopreneurship) menjadi langkah krusial mengurangi pencemaran dan menjaga kelestarian alam Indonesia. Ini yang mendorong sejumlah pelajar di Indonesia membangun usaha berbasis lingkungan. Riset Cambridge International menyebut 21% pelajar Indonesia meyakini polusi, termasuk sampah plastik, merupakan masalah besar dunia, dan 93% bertekad untuk bertindak menangani isu tersebut.

Menindaklanjuti hal itu, Citibank N.A., Indonesia (Citi Indonesia) dan Prestasi Junior Indonesia (PJI) menggagas Youth Ecopreneurship Initiative (YEI). Program ini memberikan manfaat kepada 8.269 pelajar SMA/SMK di lima kota besar. Selain itu, telah berhasil melahirkan 25 bisnis baru ramah lingkungan yang beromzet total lebih dari Rp 214 juta selama lima hingga tujuh bulan beroperasi.

Salah satunya adalah D’Eagle Student Company dari SMA Karangturi Semarang, Jawa Tengah. Perusahaan siswa ini memproduksi PlayIt!, mainan edukatif dengan material yang eco-friendly (dari limbah kayu bekas). Melalui D’Eagle SC ini Stevia dan kawan-kawannya sedang belajar berwirausaha, belajar menjadi entrepreneur.

“Tanpa sadar, sebenarnya banyak kondisi sekitar yang bisa dimanfaatkan oleh anak muda Indonesia untuk menjadi sebuah usaha. Sebagai anak muda kami merasa bahwa zaman sekarang banyak orang, terutama dengan adanya gadget, sering kali lupa untuk berinteraksi dengan sekelilingnya. Hal ini mendorong kami untuk membuat permainan papan yang diharapkan dapat mengembalikan kebiasaan untuk berinteraksi dengan sesama. Tentu produk ini dikemas secara lebih modern,” ungkap Stevia Anlena Putri, CEO & President Director D’Eagle SC kepada youngster.id baru-baru ini.

D’Eagle SC ini memroduksi permainan papan PlayIt! yang mirip ular tangga, dengan medianya eco-friendly alias ramah lingkungan. Alat ini dibuat dari kertas daur ulang, kayu limbah papan sengon, serta tinta.

Menurut Stevia, ide produksi permainan papan PlayIt! sebenarnya untuk mengurangi polusi, limbah kayu dan kertas. Tidak sekadar permainan, tapi PlayIt! juga mengedepankan nilai edukasi. Adanya kebijakan sekolah daring, PlayIt! ini bisa dimainkan dari rumah dengan cara seru serta melibatkan keluarga.

Siswi kelas XI MIPA ini menjelaskan, usaha ini hanya bermodalkan dana Rp 1,5 juta dari total 77 investor yang terdiri dari para siswa sekolahnya. Namun usaha tersebut mampu meraih omset sebesar Rp 28 juta dalam kurun waktu tujuh bulan.

“Youth Ecopreneurship Initiative memacu kami untuk bisa peka membaca peluang serta merealisasikan gagasan ke dalam praktik bisnis yang nyata. Tak melulu mengedepankan untung rugi, tetapi lebih dari itu, juga mengutamakan imbasnya terhadap keberlanjutan lingkungan. Jika generasi muda Indonesia mau bergerak bersama-sama menjadi ecopreneur, kami percaya kemajuan ekonomi dan kelestarian alam Indonesia dapat terwujud,” ungkap Stevia.

 

Ramah Lingkungan

Perusahaan Sekolah ini berangkat dari kegiatan yang digelar oleh PJI dan Citi pada akhir 2019. Ketika SMA Karanguri terpilih sebagai salah satu dari 5 SMA di Semarang untuk mengikuti kegiatan ini. Para siswa lalu diseleksi untuk mengikuti program Youth Camp untuk mendapat bekal awal dalam menjalankan perusahaan.

“Setelah dari acara tersebut, kami pun diwajibkan untuk mulai membentuk struktur perusahaan (dari president, vice president, dan manager) serta produk apa yang akan dibuat. Kami pun melakukan talent akusisi dengan menempatkan anggota sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya,” ungkap Stevia.

Mulai dari pemilihan President, Vice President (VP) of Marketing, VP of Production, VP of HRD, VP of Finance, VP of Public Relations, secretary hingga para manager, mereka lakukan sendiri. Selain itu, Stevia menyebut perlu waktu 2 bulan melakukan riset produk apa yang akan mereka luncurkan di pasar. “Kami melakukan penelitian dari 19 Desember – 27 Februari,” ujarnya.

Mereka memutuskan untuk membuat papan mainan edukatif dengan material yang eco-friendly. “Kebetulan, kami menemukan bahwa banyak kayu bekas yang tidak terpakai dibuang begitu saja. Oleh karena itu, tergeraklah kami untuk menjadikan kayu bekas sebagai bahan utama permainan papan ini,” imbuhnya.

Mereka melibatkan para pengrajin di daerah Salatiga, Magelang dan Semarang. Selain itu juga melibatkan investor yang terdiri dari para orang tua siswa SMA. Menurut Stevia, sebelum melakukan launching produk mereka mengumpulkan modal dengan mengajukan proposal berupa saham sebanyak 75 lembar dengan harga Rp 20 ribu per lebar. Ternyata langkah ini berhasil mengumpulkan modal sebesar Rp 1,5 juta. “Jadi usaha ini kolaborasi dari banyak pihak,” ujarnya.

Pada Februari 2020 D’Eagle SC meluncurkan produk yang diberinama PlayIt! itu. Permainan  boardgame yang dicetak menggunakan tinta ramah lingkungan di atas kertas daur ulang dan dikemas dengan limbah kayu. Stevia menegaskan, papan permainan ini terbilang unik. Selain terbuat dari produk ramah lingkungan, konsumen bisa meminta tema tertentu.

“Karena permainan papan kami ini adalah permainan yang sifatnya edukatif, para konsumen dapat request pelajaran atau edukasi yang mereka inginkan. Misalnya pelajaran matematika kelas 4 SD, IPS kelas 2 SD, dan sebagainya,” ungkap Stevia.

Selama 10 bulan sejak usaha ini didirikan, Stevia mengaku, mereka tentu menemui kendala dan tantangan. Salah satunya adalah kesulitan dalam menjalin komunikasi dengan para anggota tim.

“Tantangan yang paling utama adalah segi komunikasi, dikarenakan anggota perusahaan kami tidak berada pada satu daerah. Sehingga setiap rapat dan pertemuan pun dilakukan secara daring. Cara yang kami lakukan adalah dengan meningkatkan performa manajemen kami oleh divisi HRD dengan kegiatan-kegiatan yang dapat membantu mempererat hubungan antar-anggota dan meningkatkan komunikasi untuk menghindari kesalahpahaman,” tegas Stevia.

“Ketika awal-awal masa pandemi, kami sempat merasa kesulitan dalam bidang produksi. Karena dibutuhkan penyesuaian baru, sehingga barang yang diproduksi sempat tidak dapat menutup penjualan yang masuk. Namun, dengan kerja keras, sabar, teliti, dan komunikasi dengan pengrajin, kami akhirnya berhasil menutup penjualan yang ada,” ungkap lajang kelahiran Yogyakarta, 5 Februari 2004.

Menurut Stevia, pihaknya terus melakukan survey dan inovasi produk agar tetap update dengan kebutuhan masyarakat. Itu merupakan salah satu cara yang diyakini ketika D’Eagle SC menemui persaingan usaha yang sama.

“Tentunya kami menonjolkan apa yang menjadi nilai-nilai positif perusahaan kami yang membedakan kami dengan pesaing lainnya. Cara menghadapi persaingan adalah dengan terus melakukan survey dan inovasi produk agar tetap terus update dengan kebutuhan masyarakat,” ucap Stevia.

 

Stevia Anlena Putri dan kawan-kawannya di SMA Karangturi Semarang, Jawa Tengah sedang belajar berwirausaha melalui school company (Foto: Dok. Pribadi)

 

Prospek Baik

Stevia melihat pandemi ini sebagai peluang bagi usaha mereka. “Kami melihat bahwa banyak orang di rumah saja, dan ini saat yang tepat untuk mempererat hubungan antaranggota keluarga. Sekaligus sebagai penyemangat pembelajaran ketika jenuh dengan online school, yang seperti kita tahu banyak menggunakan laptop dan handphone,” ujarnya lagi.

Stevia dan rekan-rekannya yakin bahwa bisnis ini memiliki prospek yang baik ke depannya, melihat dari penjualan yang sudah masuk. Selain itu, bisnis ini juga memiliki banyak keunggulan baik dari segi sosial maupun lingkungan. Terutama di saat pandemi seperti sekarang, di mana orang diam diri di rumah supaya lebih terjalin kedekatan antaranggota keluarga. “Kami juga yakin bahwa bisnis ini dapat membantu meningkatkan ekonomi UMKM dari kerja sama dengan pengrajin yang kami lakukan, dan dapat membantu meningkatkan kualitas lingkungan,” tuturnya.

Pada akhir program D’Eagle SC melakukan likuidasi dengan cara mengundang para investor yang telah membeli sahamnya untuk melaporkan earning per share 171%, dan nilai sahamnya menjadi Rp54.200.

Terkait pengembangan produk bersama rekannya di D’Eagle, Stevia menuturkan telah menyiapkan varian baru sebagai turunan produk terdahulunya yang dibalut dengan kebudayaan Indonesia yang kental. “Rencana paling dekat yang sudah kami umumkan ketika kompetisi nasional adalah membuat varian baru berbentuk puzzle serta membuat varian baru pion dengan baju adat suku-suku di Indonesia agar memperkenalkan budaya Indonesia di kancah internasional,” ungkapnya.

Mereka juga mengoptimalkan digital marketing yang menyasar para milenial. “Kami terus mengoptimalkan teknologi dengan menggunakan marketing di Instagram, Shopee, Tokopedia, dan kami juga punya website sendiri. Saat ini, pengguna kami lebih dari 50 orang. Sedangkan, jumlah transaksi kami hingga kini sudah sebanyak 266 produk dan produk kami sudah menjangkau seluruh Pulau Jawa dan Riau,” klaim Stevia.

Tentunya usaha ini mendapat  dukungan Citi Indonesia dan PJI. Apalagi D’Eagle akan mewakili Indonesia pada kompetisi tingkat Asia Tenggara pada 2021. “Kami diberikan banyak sekali mentoring dari orang-orang yang sudah ahli di bidangnya, sehingga mampu membantu kami dalam mengatasi masalah dalam pelaksanaan operasional perusahaan,” jelas Stevia.

Stevia menyebut dampak bisnis ini tak sekadar keuntungan, tetapi juga untuk sosial dan lingkungan. “Produk kami dapat mengeratkan hubungan antarsesama serta meningkatkan kualitas ekonomi para pengrajin. Dari segi lingkungan, kami berharap ini juga dapat membantu meminimalisir penebangan liar dengan menggunakan kembali kayu bekas. Untuk para generasi milenial, kami juga berharap dengan hadirnya bisnis ini, banyak yang termotivasi untuk menjadi entrepreneur, karena menjadi seorang entrepreneur itu tidak memandang usia,” pungkas Stevia.

 

========================

Stevia Anlena Putri  

Prestasi :

===================

 

FAHRUL ANWAR
Editor : Stevy Widia

Exit mobile version