Senin, 29 September 2025
No Result
View All Result
youngster.id
Pratesis Ads
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
No Result
View All Result
youngster.id
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
No Result
View All Result
youngster.id
No Result
View All Result
Home Microsite - Digital Community news

Butuh Cara Pandang Baru untuk Hadapi Era #MO

29 Agustus 2019
in news
Reading Time: 3 mins read
Butuh Cara Pandang Baru untuk Hadapi Era #MO

Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis Kementerian BUMN Hambra (tengah) bersama Founder Rumah Perubahan yang juga Komisaris Utama Telkom Rhenald Kasali (kiri) dan Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah pada acara Bedah Buku #MO di Jakarta, Kamis (29/8). #MO merupakan singkatan dari Mobilisasi dan Orkestrasi yaitu bagian dari interconnected society yang timbul karena ada enam pilar teknologi, yaitu Internet of Things (IoT), Cloud Computing, Big Data Analytics, Artificial Intelligence, Super Apps, dan Broadband Infrastructure.

0
SHARES
0
VIEWS

youngster.id - Profesor Rhenald Kasali, Kamis (29/8) memperkenalkan karya terbarunya yang berjudul #MO. Bertempat di Vertical Garden, Telkom Landmark Tower, hasil riset terbarunya itu menarik perhatian publik, karena berhasil memetakan dengan jelas gejala mobilisasi dan orkestrasi yang belakangan marak dilakukan dengan teknologi digital.

Ia mencatat, digitalisasi kehidupan telah membawa perubahan yang sangat signifikan terhadap cara setiap orang melakukan konsumsi, kegiatan ekonomi produktif, menyebarkan informasi dan menjalani kehidupan itu sendiri. Hal ini berpengaruh terhadap banyak hal, mulai dari marketing, komunikasi publik, pelayanan jasa publik, leadership hingga pengelolaan ekonomi.

“Bahkan industri akan dan tengah dihantui oleh gejala kehilangan the main yang menjadi sumber pendatannya,” katanya dalam peluncuran buku #MO.

Surat kabar adalah korban pertama ketika mereka kehilangan pendapatan dari penjualan koran dan iklan. Disusul televisi. Lalu airlines tak dapat tidup dari tiket. Demikian juga industri telekomunikasi tak dapat hidup dengan hanya mengandalkan pendapatan dari voice.

Inilah era #MO. Era yang membuat banyak teori-teori bisnis jadi usang, dan berbagai model bisnis tak lagi relevan. Banyak orang yang kebingungan. Dan yang pasti, era yang membuat banyak orang yang gagal paham. Termasuk, di kalangan akademisi yang masih berkutat dengan teori dan asumsi lama.

Mobilisasi

Salah satu ciri era MO adalah munculnya mobilisasi berbagai isu melalui media sosial dengan menggunakan tagar. Kemudian upaya mobilisasi meluas mulai dari gerakan 212, #SaveAudrey, #UninstallBukaLapak, #IceBucketChallenge, #MeToo, sampai Single’s Day yang menghasilkan ratusan triliun rupiah dalam sehari.

Baca juga :   Kisah Mitra Driver Gojek Dibuatkan Buku

Dimulai dari hal-hal sepele, kemudian membesar hingga menciptakan gerakan mobilisasi yang diikuti banyak netizen. Ada satu-dua yang dampaknya positif. Namun banyak juga yang bersifat sebaliknya.

Upaya mobilisasi ini bisa berakibat gagalnya bangsa-bangsa melanjutkan pembangunan, bahkan kehilangan reputasi dan dukungan publik.

Rhenald mencontohkan mobilisasi ini pada kasus orangutan yang ditembak di Sumatera. Isu tersebut kemudian membesar dan bahkan menjadi “isu internasional” hingga muncul kampanye anti-minyak kelapa sawit (CPO) dari Indonesia oleh Uni Eropa.

Bisa jadi, yang terlibat dalam isu tersebut adalah anak-anak muda Indonesia. Namun hal itu kemudian ditangkap oleh Uni Eropa sebagai bahan untuk menghambat derasnya ekspor CPO Indonesia.

Contoh lainnya, adalah bagaimana netizen ramai-ramai menyuarakan “unistal Bukalapak” di medsos. Ini terjadi setelah si pendiri marketplace tersebut, Achmad Zaky menuliskan di akun Twitter-nya tentang rendahnya anggaran R&D di Indonesia dan harapannya terhadap Presiden baru (terpilih).

Cuitan itu direspons beragam oleh netizen melalui mekanisme sharing-shaping. Hingga akhirnya netizen termobilisasi dan melakukan kampanye melalui tagar #UnistalBukalapak.

Tentu banyak yang berkepentingan dengan kampanye tersebut. Pihak-pihak yang berkepentingan itu berusaha memanfaatkan isu yang sedang hangat dibahas netizen untuk mewujudkan kepentingannya.

Inilah mobilisasi. Gerakan besar yang muncul di kalangan netizen guna merespon sebuah isu. Namun demikian, hal itu tidak selalu steril dari kepentingan.

Orkestrasi

Selain mobilisasi, era MO juga ditandai dengan munculnya cara-cara baru dalam value creation yang menjadi dasar ekonomi produktif.

Baca juga :   Big Bad Wolf Books Kembali Hadir Di Jakarta Dengan Jutaan Buku

Bila dulu value creation bersifat internal dan didapat dari aset-aset tangible melalui skala ekonomis, kini justru didapat dari sisi permintaan melalui ekosistem.

Karena itulah timbul kebingungan-kebingungan. Salah satunya adalah menentukan siapa pemilik unicorn di Asia Tenggara. Hal lain yang juga memunculkan gagal paham adalah mekanisme valuasi akutansi tentang keuntungan dan kekayaan perusahaan digital, atau perusahaan yang mulai melakukan digitalisasi.

Berbicara mengenai model bisnis yang baru, sebelumnya perusahaan-perusahaan besar yang incumbent cenderung selalu melakukan kontrol resources dalam rantai produksinya. Namun di era sekarang hal itu sudah tak relevan lagi.

Saat ini yang diperlukan bukan lagi mengontrol resources, namun bagaimana membangun ekosistem bisnis yang memungkinkan pelaku bisnis bisa melakukan orkestrasi atas berbagai resouces yang ada di luarnya.

Untuk hal ini, kita bisa melihat bagaimana produsen ponsel Nokia yang bangkrut vs iPhone yang terus bertahan hingga saat ini.

Dalam hal ini, Nokia hanya menjual ponsel yang hanya bisa dipakai untuk telpon dan SMS. Kalaupun ada game, layanan tersebut sangat terbatas, yakni game bawaan di ponsel Nokia. Sebaliknya, iPhone mengembangkan ekosistem bisnis. Dengan ekosistem tersebut, pengguna iPhone bisa mendapatkan game dengan jumlah yang sangat banyak dan pilihan beragam dari developer di luar Apple.

Tentu tak hanya itu, pengguna iPhone juga bisa mengakses layanan lain dari pengembang aplikasi yang ada di App Store.

Baca juga :   CX SUMMIT 2019 Bahagiakan Pelanggan Melalui Pengalaman Digital Terbaik

Demikian juga antara produsen sepatu Adidas vs Nike. Jika kita lihat, Adidas hanya menjual sepatu dengan berbagai fitur yang ada. Sementara, Nike lebih dari itu. Meski sama-sama menjual sepatu, namun Nike menyediakan fitness wearables yang bisa menampilkan data fisik penggunanya. Hal itu membuka business opportunity baru sehingga menjadikan sepatu buatan Nike bagian dari business wellness yang sekaligus membongkar cara bisnis industri farmasi.

Rhenald juga menambahkan, selama penyusunan buku ini, ia juga melakukan orkestrasi, “Zaman sekarang intangible asset perusahaan adalah kaum millennial. Jangan lupakan millennial untuk dilibatkan, seperti proses pembuatan buku ini. Saya dibantu 20 millennial dan bertindak sebagai orkestrator.”

Enam Pilar Teknologi

Rhenald Kasali menyatakan mobilisasi dan orkestrasi tak terjadi begitu saja. Ia muncul sebagai wujud dari revolusi industri 4.0, di mana mesin dan segala benda, baik buatan alam maupun manusia sama-sama terhubung dengan manusia dari segala belahan dunia.

Mobilisasi dan orkestrasi merupakan bagian dari interconnected society yang timbul karena ada enam pilar teknologi, yaitu Internet of Things (IoT), Cloud Computing, Big Data Analytics, Artificial Intelligence, Super Apps, dan Broadband Infrastructure.

Meskipun gejala-gejala mobilisasi dan orkestrasi tersebut kian jelas, masih saja ada yang gagal paham karena ketidaktahuan dan terperangkap oleh paradigma lama.

“Karena itulah kita membutuhkan lensa baru untuk meneropong apa yang sebenarnya tengah terjadi agar tidak terjadi gagal paham,” jelas Rhenald Kasali.

Tags: #MObukuRhenald Kasali
Previous Post

Muhammad Rizki Andika dkk. : Permudah Transaksi Di Kantin Dengan Aplikasi

Next Post

Edutech Jadi Opsi Alternatif Belajar Untuk Pelajar

Related Posts

Karya Raya 2024, Dukung Literasi dan Minat Baca Dengan Mengajak Anak-Anak Menulis Buku
Headline

Karya Raya 2024, Dukung Literasi dan Minat Baca Dengan Mengajak Anak-Anak Menulis Buku

28 September 2024
0
Big Bad Wolf Books
News

Big Bad Wolf Books Kembali Hadir Di Jakarta Dengan Jutaan Buku

21 November 2022
0
storytel
Headline

Storytel, Layanan Streaming Audiobook dan E-Book Bakal Beroperasi Indonesia

3 Mei 2021
0
Load More
Next Post
Edutech Jadi Opsi Alternatif Belajar Untuk Pelajar

Edutech Jadi Opsi Alternatif Belajar Untuk Pelajar

Gaya Hidup Aktif Anak Muda Indonesia Perlu Nutrisi Yang Tepat

Gaya Hidup Aktif Anak Muda Indonesia Perlu Nutrisi Yang Tepat

Shopee Target Kenaikan Transaksi 4 Kali Lipat Saat Pesta Diskon 9.9

Shopee Target Kenaikan Transaksi 4 Kali Lipat Saat Pesta Diskon 9.9

Discussion about this post

Recent Updates

Karya Raya 2025 Jaring 1.870 Buku Cerita Karya Anak, Harapan Bagi Peningkatan Literasi

Karya Raya 2025 Jaring 1.870 Buku Cerita Karya Anak, Harapan Bagi Peningkatan Literasi

27 September 2025
Indodana Paylater Permudah Pengguna BNPL Batalkan Transaksi Bermasalah

Indodana Paylater Permudah Pengguna BNPL Batalkan Transaksi Bermasalah

27 September 2025
Akademi Edukreator Jangkau 4.000 Kreator Untuk Jadikan YouTube Ruang Kelas Berkualitas

Akademi Edukreator Jangkau 4.000 Kreator Untuk Jadikan YouTube Ruang Kelas Berkualitas

27 September 2025
Koperasi Desa Merah Putih

Koperasi Desa Merah Putih Berperan Bagi Pemerataan Akses Energi Bersih

26 September 2025
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Dera Perdana Shopian : Ajak Milenial Berdonasi Digital

Dera Perdana Shopian : Ajak Milenial Berdonasi Digital

27 Juni 2019
Startup Hayokerja

Startup HayoKerja Hadirkan Solusi PHL bagi Perusahaan Pencari Tenaga Kerja

25 September 2023
pendanaan Fintech

Inilah 5 Fintech dengan Pendanaan Terbesar di Indonesia Tahun 2025

15 Mei 2025
Fastwork Raih Pendanaan Seri A US$4,8 Juta

Fastwork Luncurkan Fitur Baru Untuk Pengguna Jasa Freelancer

11 Agustus 2020
Junaidi : Bikin Bimbel Karena Cinta Jadi Guru

Junaidi : Bikin Bimbel Karena Cinta Jadi Guru

0
Brother Indonesia Rilis Aplikasi Mobile Brother iShop

Brother Indonesia Rilis Aplikasi Mobile Brother iShop

0
Bangun Bagian Dapur, IKEA Dukung Pembuatan Film “Ini Kisah Tiga Dara”

Bangun Bagian Dapur, IKEA Dukung Pembuatan Film “Ini Kisah Tiga Dara”

0
Ferdian Yosa : Menangkap Tren di Bisnis Kuliner

Ferdian Yosa : Menangkap Tren di Bisnis Kuliner

0
Karya Raya 2025 Jaring 1.870 Buku Cerita Karya Anak, Harapan Bagi Peningkatan Literasi

Karya Raya 2025 Jaring 1.870 Buku Cerita Karya Anak, Harapan Bagi Peningkatan Literasi

27 September 2025
Indodana Paylater Permudah Pengguna BNPL Batalkan Transaksi Bermasalah

Indodana Paylater Permudah Pengguna BNPL Batalkan Transaksi Bermasalah

27 September 2025
Akademi Edukreator Jangkau 4.000 Kreator Untuk Jadikan YouTube Ruang Kelas Berkualitas

Akademi Edukreator Jangkau 4.000 Kreator Untuk Jadikan YouTube Ruang Kelas Berkualitas

27 September 2025
Koperasi Desa Merah Putih

Koperasi Desa Merah Putih Berperan Bagi Pemerataan Akses Energi Bersih

26 September 2025
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Layanan Bisnis
Copyright © 2016 - PT Inovasi Muda Mandiri. All rights reserved
No Result
View All Result
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development

Copyright © 2016 - PT Inovasi Muda Mandiri. All rights reserved

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.
Go to mobile version