Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Bursa Efek Indonesia (BEI) memberikan apresiasi kepada PT Telkom Indonesia Tbk (Telkom) sebagai perusahaan tercatat saham terbaik kategori kapitalisasi pasar di atas Rp10 triliun, dalam acara IDX Appreciation yang diselenggarakan di tengah event tahunan CEO Networking 2018 di Jakarta Senin lalu (3/12).
Dalam apresiasi ini, kriteria penilaian diantaranya adalah berdasarkan kinerja keuangan, pertumbuhan harga saham, dan aspek likuiditas saham. Bagi Telkom penghargaan ini merupakan suatu tolok ukur yang menunjukkan bahwa pengelolaan bisnis dan keuangan Perseroan sudah dilakukan dengan baik dan memiliki standar yang tinggi.
“Telkom akan terus fokus memperkuat infrastruktur untuk mempertahankan pertumbuhan dalam jangka panjang, sekaligus meningkatkan kualitas layanan yang mendukung excellent customer experience. Dengan jaringan infrastruktur yang kuat dan andal, diharapkan Perseroan dapat menjadi motor penggerak pembangunan masyarakat digital dan mempercepat pembangunan ekonomi digital Indonesia,” demikian kata Arif.
Untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas jaringan, selama tahun 2018 Telkomsel telah membangun 22.578 BTS 4G. Dengan penambahan tersebut, secara total hingga akhir September 2018 Telkomsel telah membangun 50.755 BTS 4G. Sehingga, total BTS on-air Telkomsel mencapai 183.283 unit yang mana 72,5% di antaranya merupakan BTS 3G/4G. Pengembangan jaringan ini untuk mendukung layanan prima kepada para pelanggan Telkomsel, mengingat trafik data yang tumbuh sangat tinggi sebesar 116,3% Year-on-Year. Pengguna layanan data Telkomsel mencapai 112,6 juta, tumbuh sebesar 15% Year-on-Year, atau sekitar 67% dari total pelanggan Telkomsel pada kuartal III 2018 sebesar 167,8 juta di seluruh Indonesia.
Sementara pelanggan layanan fixed broadband IndiHome hingga akhir November 2018 telah bertambah sebanyak 2 juta sehingga mencapai 5 juta pelanggan. Pesatnya penambahan pelanggan IndiHome ini tidak terlepas dari pembangunan infrastruktur akses Fiber To The Home (FTTH) yang tersebar di seluruh Indonesia.
Di sisi backbone, saat ini Perseroan sedang dalam tahap penyelesaian pembangunan sistem kabel laut Indonesia Global Gateway (IGG). “Pembangunan IGG merupakan milestone penting untuk menjadikan Telkom sebagai global digital hub,” tegas Arif. IGG menghubungkan sistem kabel laut South East Asia – Middle East – West Europe 5 (SEA-ME-WE-5) dengan South East Asia – United States (SEA-US).
Perseroan juga mengembangkan IT-system yang handal seiring dengan semakin besarnya jumlah pelanggan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dengan beragam segmen dan kebutuhannya, sehingga kami dapat memberikan layanan yang lebih baik kepada pelanggan.
Guna membiayai pembangunan beragam infrastruktur, selama sembilan bulan pertama tahun 2018 ini Telkom telah menggunakan Capital Expenditure (CAPEX) atau belanja modal sebesar Rp24,9 triliun.
Dari sisi hutang, pada September 2018 tercatat Rp46,7 triliun yang terutama digunakan untuk mendukung belanja modal dan ekspansi bisnis Perseroan. Ditinjau dari beberapa rasio, angka hutang ini cukup konservatif. “Debt to equity ratio (DER) Perseroan masih relatif rendah, yakni 44%. Adapun total aset TelkomGroup per September 2018 tercatat Rp204,9 triliun,” jelas Arif. Bila dibandingkan dengan rata-rata industri, rasio Debt to Equity Telkom masih sangat sehat. Kondisi tersebut menurut Arif masih dalam kondisi yang aman.