3 Pelajar Indonesia Unjuk Prestasi di Kompetisi Google

(ki-ka) Reza Juliandri Pemenang Google Code-In 2018; Randy Jusuf Managing Director Google Indonesia; Celestine Wenardy Finalis Internasional Google Science Fair 2019; dan Nicholas Patrick Finalis Internasional Google Science Fair 2019 foto bersama di kantor Google Indonesia. (Foto: Stevy Widia/youngster.id)

youngster.id - Semakin banyaknya pelajar Indonesia yang berprestasi dan mengharumkan nama bangsa dikancah dunia. Kali ini ada 3 pelajar Indonesia yang unjuk gigi pada program dan kompetisi dari Google.

Mereka adalah Reza Juliandri yang adalah pemenang Google Code-In 2018, Celestine Wenardy dan Nicholas Patrick – Finalis Internasional Google Science Fair 2019. Mereka berhasil menyisihkan ribuan pelajar di seluruh dunia.

“Kami merasa terinspirasi dengan semakin banyaknya pelajar Indonesia yang berkompetisi di ajang global dan ini adalah sebuah tren yang ingin terus Google dukung di masa mendatang. Kami mengucapkan selamat kepada para pelajar ini, mereka suatu saat akan mengubah dunia ini,” kata Randy Jusuf Managing Director Google Indonesia pada Selasa (28/5/2019) di Kantor Google, Jakarta.

Para pelajar ini mengaku mereka terdorong untuk mengikuti kompetisi di Google. “Saya ikut kompetisi ini karena tertarik dengan program coding yang diadakan Google,” ujar Reza (17).

Pelajar SMKN 5 Tangerang, Banten ini adalah salah satu pemenang Google Code-In (GCI) 2018. GCI adalah kompetisi pemrograman tahunan yang mengenalkan pelajar pra-kuliah (usia 13-17) pada pengembangan software open-source.

Reza adalah salah satu dari 54 pemenang Hadiah Utama dari 19 negara. Diapun diundang ke kantor pusat Google di California untuk bertemu dengan para mentor mereka dan beberapa engineer Google.

Sementara pada Google Science Fair (GSF) Celestine Wenardy dan Nicholas Patrick dari Indonesia telah terpilih dari 100 finalis internasional (termasuk 34 orang dari Asia Pasifik). Ini adalah sebuah kompetisi sains online yang terbuka bagi pelajar berusia 13-18 tahun dari seluruh dunia melalui kerja sama dengan Lego Foundation, National Geographic, Scientific American, dan Virgin Galactic.

Celestine, seorang pelajar berusia 16 tahun dari British School di Jakarta, melakukan penelitian tentang “Affordable non-invasive continuous blood glucose concentration monitoring via interferometry and thermal technology.”

Sedang Nicholas, seorang pelajar berusia 16 tahun dari SMA Cita Hati di Surabaya, mendaftarkan karya tentang “Tetrahedral shoelace algorithm: Calculating the volume of irregular solids.”

Pada babak terakhir GSF, peserta akan diseleksi lagi menjadi 20 finalis perorangan/kelompok yang akan memenangkan kesempatan untuk mempresentasikan penelitian mereka di kantor pusat Google. Pemenang Hadiah Utama akan mendapatkan dana beasiswa sebesar 50.000 USD.

“Kami sangat bangga dengan prestasi anak-anak muda Indonesia ini,” ujar Jason Tedjasukmana, Corporate Communications Head dari Google Indonesia, saat menyambut mereka di kantor Google Indonesia di Jakarta.

Menurut dia, Google terus mendukung warga Indonesia dari segala usia dengan program-program seperti Gapura Digital, Womenwill, dan Developer Student Clubs. “Langkah ini untuk membantu mengurangi kesenjangan keterampilan digital dan mempercepat momentum ekonomi digital Indonesia,” ujar Jason.

STEVY WIDIA

Exit mobile version