youngster.id - Implementasi digital dinilai telah memberikan dampak kemajuan bisnis yang signiflkan. Namun. dalam beberapa tahun ke depan, adopsi digital tidak lagi menjadi sebuah pembeda yang memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Perusahaan pun harus dihadapkan pada tantangan baru yang disebut era Pasca-Digital.
Menurut laporan Accenture TechnoloVision 2019 yang bertajuk “Era Pasca-Digital Sudah Di Depan Mata Apakah Anda Siap untuk Selanjutnya?”, bisnis saat ini berada pada titik balik. Dari hasil laporan tersebut memaparkan bahwa saat ini lima tren teknologi yang akan mendefinisikan kembali kebutuhan bisnis selama tiga tahun ke depan. Kelima tren teknologi terbaru ini harus dijadikan acuan bagi kalangan usaha agar tidak kalah cepat dalam menentukan strategi bisnisnya di era Pasca-Digital.
“Dunia pasca-digital tidak berarti bahwa era digital sudah berakhir. Mengikuti tren ini, ternyata 65% jajaran eksekutif di Indonesia sekarang ini melakukan eksperimen dengan satu atau lebih dari teknologi DARQ,” kata Indra Permana, Managing Director Solution Technology Accenture di Indonesia pada Kamis (21/2/2019) di Jakarta.
Sementara Leonard Nugroho, Managing Director, Technology Consulting Lead, Accenture di Indonesia menuturkan saat ini, para usaha membuat kemajuan yang signiflkan dalam perjalanan digital mereka, sementara teknologi baru dengan sangat cepat mengembangkan ekspektasi dan perilaku masyarakat.
“Oleh sebab itu, keberhasilan dalam dunia pasca-digital yang sedang berkembang ini didasarkan pada kemampuan organisasi untuk memberikan personalisasi realitas bagi pelanggan, karyawan, dan mitra bisnis. Di Indonesia, berbagai organisasi secara bersamaan mempriorintaskan pendekatan dalam hal penyesuaian dan memenuhl permintaan pelanggan untuk menjual produk dan servisnya“ ujar Leonard Nugroho, Managing Director, Technology Consulting Lead, Accenture di |ndonesia.
Berikut ada lima tren teknoIogi yang harus diatasi perusahaan jika ingin berhasil dalam lanskap bisnis yang berkembang pesat saat ini:
– DARQ Power: Memahami DNA DARQ. Distributed ledger, artificial intelligence, extended reality dan quantum computing (DARQ) akan menjadi rangkaian teknologi baru berlkutnya untuk memicu perubahan langkah, memberikan kesempatan bagi bisnis-bisnis untuk menata ulang seluruh Industri dan 89% eksekutif yang disurvei sudah mulal bereksperimen dengan satu atau lebih teknologi DARQ.
Namun di Indonesia baru 43% saja. DARQ sendiri merupakan katalisator untuk perubahan, menawarkan kemampuan baru yang luar blasa dan memungkinkan bisnis untuk menata kembali seluruh industri. Ketlka para eksekutlf ini dimintai pendapatnya tentang urutan teratas teknologi DARQ yang harus diadopsi dan memiliki dampak terbesar pada organisasi mereka selama tiga tahun ke depan, 41% menunjuk Al Iebih dari dua kali llpat dibandingkan jumlah teknologl DARQ Iainnya.
– Get to Know Me: Membuka keunikan para konsumen dan beragam peluang. Interaksi yang didorong oleh teknologi menciptakan identltas teknologi untuk setiap konsumen, sebagal kunci untuk memahami generasi konsumen berikutnya dan menghasilkan hubungan yang bersifat individual dan dndasarkan pada pengalaman Empat dari lima eksekutlf (83%) setuju bahwa demografi digital memberi organisasi mereka cara baru untuk mengidentiflkasi peluang pasar untuk kebutuhan pelanggan yang belum terpenuhi. Di Indonesia mencapai 97% dari eksekutif yang disurvei.
– Human+ Worker : Mengubah tempat kerja atau menghambat tenaga kerja. Tenaga kerja semakin menjadi Manusia+: setiap pekerja diberdayakan oleh keterampilan dan pengetahuan mereka dan dilengkapi dengan serangkaian kemampuan berbasis teknologi. Saat ini, perusahaan harus mengadposi strategi teknologi untuk mendukung cara kerja baru di era pasca-digltal. Dari hasil survei. ada 71% eksekutif globak dan 50% di Indonesia yang setuju bahwa karyawan mereka lebih matang secara digital daripada organisasi mereka, sehingga tenaga kerja harus “menunggu” organisasi mengejar ketertinggalan. Namun yang masih ragu di Indonesia mencapai 30%.
– Secure Us to Secure Me: Perusahaan bukan korban, mereka adalah vektor. Jejaring ekosistem bisnis meningkatkan paparan perusahaan terhadap risiko. Para pemimpin menyadari bahwa sewaktu mereka berkolaborasi dengan seluruh ekosistem untuk memberikan produk, layanan dan pengalaman yang terbaik di kelasnya, keamanan juga harus termasuk dalam upaya tersebut. Hanya 29% yang melaporkan bahwa mereka tahu bahwa mitra ekosistemnya bekerja dengan rajin, seperti mereka, agar memiliki kepatuhan dan ketangguhan berkenaan dengan keamanan. Namun di Indonesia hanya 7%, tetapi tingkat kepercayaannya mencapai 82%.
– MyMarkets: Memenuhi kebutuhan konsumen dengan kecepatan yang sangat tinggi. Teknologi membuat dunia memiliki berbagai pengalaman yang serba dikustomisasi dan sesuai permintaan. Maka perusahaan harus merekayasa ulang organisasi mereka untuk menemukan dan menangkap peluang-peluang tersebut. Sebanyak 85% setuju bahwa integrasi kustomisasi dan penyerahan yang bersifat real/near time merupakan gelombang besar berikutnya dalam hal keunggulan kompetitif. Di Indonesia kurang Iebih sama.
Untuk diketahui, selama hampir dua dekade, Accenture telah mengambil pandangan sistematis diseluruh lanskap perusahaan untuk mengindentifikasi tren teknologi yang muncul dan memiliki potensi terbesar yang bisa mengguncang bisnis dan industri.
FAHRUL ANWAR
Discussion about this post