youngster.id - Apple Developer Academy Indonesia meluluskan Angkatan 2025 di Bali. Ada 500 siswa dari 69 kota di Indonesia yang mengikuti program cohort ini. Sejak tahun 2018, Apple Developer Academy di Indonesia telah membina hampir 3.000 pengembang (developer) aplikasi melalui kemitraan dengan BINUS University, Universitas Ciputra, dan Infinite Learning.
Vice President Enviroment Policy and Social Initiatives Apple Lisa Jakson menegaskan, program akademi ini untuk memberdayakan individu dan komunitas, mendorong peserta untuk memecahkan masalah nyata lewat teknologi berdampak langsung bagi masyarakat.
“Saya melihat semua hal yang kami coba lakukan di Apple, yaitu menjadi sumber daya, membantu orang untuk hidup dan menjadi versi terbaik dari diri mereka sendiri. Semuanya tentang kreativitas, tentang seni, tentang skill pemecahan masalah yang masing-masing dari Anda bawa ke dalam diskusi ini,” katanya dikutip Jumat (12/12/2025).
Para peserta dengan rentang usia 18-56 tahun ini terdiri dari pelajar hingga pekerja professional. Mereka dinyatakan lulus setelah menjalani program intensif selama 10 bulan lamanya. Sebagai tahun pertamanya di Bali, Apple membuka pintu akademinya tersebut untuk para siswa dari internasional, juga menyebut peserta dari 12 negara lain ikut bergabung di kampus dan menciptakan suasana pertukaran lintas budaya.
Program yang berlangsung selama 10 bulan ini mencakup dasar-dasar pemrograman, serta bidang seperti desain, pemasaran, dan manajemen proyek; membekali peserta dengan keterampilan lengkap untuk menjadi wirausahawan dan pengembang kelas dunia.
Kurikulumnya juga mencerminkan pendekatan berbasis tantangan (challenge-based learning) milik Apple, yang mendorong pelajar untuk mengatasi tantangan pribadi, komunitas, dan global, serta merancang inovasi secara inklusif untuk memberikan dampak positif bagi dunia.
Sejak tahun 2018, Apple Developer Academy di Indonesia telah membina hampir 3.000 pengembang melalui kemitraan dengan BINUS University, Universitas Ciputra, dan Infinite Learning.
Lisa juga meyampaikan kekaguman atas kemampuan teknis ditunjukkan para peserta. Berbekal machine learning dan AI, proyek buatan para siswa ini mampu menyentuh banyak aspek kehidupan.
“Kamu menggunakan machine learning, memecahkan masalah data kompleks, dan menggunakan tools tersebut untuk melacak pola-pola penting. Untuk menyelamatkan lingkungan laut kita, untuk membuat orang lebih sehat,” katanya.
Lisa menyebut beberapa contoh menarik aplikasi buatan siswa akademi Bali, seperti aplikasi yang melestarikan budaya dan bahasa lewat teknologi penerjemah, meningkatkan performa olahraga, hingga game inovatif dirancang untuk membuat pengalaman bermain lebih menyenangkan.
STEVY WIDIA















Discussion about this post