youngster.id - Program Startup Studio Indonesia (SSI) Batch 5 yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memilih tujuh startup yang dinilai sukses “naik kelas”. Pasca-lulus, alumni dari SSI berhasil mempraktikkan ilmu yang didapat sehingga mampu berkembang lebih pesat dari sebelumnya.
“Kami bangga melihat alumni SSI yang berhasil mempraktikkan apa yang mereka pelajari selama program dan mengembangkan bisnisnya ke tingkat lebih tinggi. Ini merupakan langkah kami dalam membangun pondasi ekosistem digital di Indonesia yang lebih sehat, matang, dan terintegrasi,” kata Semuel Abrijani Pangerapan, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemenkominfo dalam keterangannya, Senin (31/10/2022).
Menurut dia, program inkubasi intensif ini bertujuan untuk mendampingi dan membina para startup digital tahap awal (early-stage) tanah air untuk bisa mencapai product-market fit secara optimal. Sejak diluncurkan pada September 2020, SSI telah meluluskan total 65 alumni startup.
Beberapa diantaranya yang berhasil mendapatkan pendanaan tahap awal setelah mengikuti program inkubator ini adalah Praktis (SSI 01); Finku, Gajiku, Keyta, serta Fishlog, (SSI 03). Sementara itu, Verihubs, Deall (SSI 02), Finku dan Sribuu (SSI 03) ikut terpilih menjadi wakil Indonesia dalam program inkubator Silicon Valley, Y Combinator.
“Dari setiap batch, 30 persen sampai 40 persen diantara peserta telah mendapatkan pendanaan tahap awal setelah mengikuti SSI. Nantinya, para alumni yang berhasil pun bisa kembali ke SSI untuk mewariskan ilmu dan pengalamannya bagi startup founder yang lain, sehingga tercipta transfer of knowledge yang berkesinambungan,” ujar Semuel lagi.
Kali ini tujuh alumni prestasi SSI yang berhasil “naik kelas” pertama ada Zi.Care. Ini Startup teknologi kesehatan ini menawarkan sistem layanan medis holistik, yang mencakup administrasi RS & klinik, manajemen klaim, hingga rekam medis digital.
Pasca lulus dari SSI Batch 3, Zi.Care berhasil mengamankan pendanaan pra-seri A sejumlah US$1 juta (sekitar Rp15,5 miliar) pada 2022. Perusahaan itu pun telah mengunci kerjasama dengan Muhammadiyah Endowment Fund, sehingga sistem platform Zi.care pun diaplikasikan di total 550 Rumah Sakit di seluruh Indonesia.
Kedua, Justika berhasil mendapatkan pendanaan tahap awal (seed funding) yang dipimpin oleh East Ventures pada Juni 2021, pascalulus dari program SSI. Justika juga menjadi partner The Asia Foundation untuk memberikan konsultasi hukum gratis bagi korban Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT).
“SSI telah membuka jejaring mentor yang sangat membantu kami dengan memberikan petunjuk dalam menjalankan bisnis. Hal ini berperan besar dalam proses kami menemukan product-market fit (PMF), dimana kami sadar harus bisa mengimbangi idealisme yang dimiliki dengan keberlangsungan usaha. Bagi para startup, sangat penting untuk melihat jalur profitability dan siap untuk pivot atau inovasi ketika jalur tersebut kurang memungkinkan untuk dicapai dengan cara tertentu,” ungkap Melvin Sumapung CEO Justika.
Ketiga adalah Dibimbing platform pembelajaran dan persiapan karir digital, yang telah sukses mengantarkan 80% alumninya ke dunia kerja. Startup alumni SSI Batch 2 ini baru saja mengumumkan pendanaan tahap awal dari init-6 pada Juni lalu.
“Produk terbaru yang kami luncurkan adalah Indigo (Internship Dibimbing on-the-go), yaitu program pembelajaran berbasis video yang dilanjutkan dengan proyek magang jarak jauh setelahnya. Dalam kurang dari 24 jam sejak diluncurkan, hampir 400 mahasiswa telah mendaftar dan berlangganan. Kami pun menargetkan untuk bisa menjangkau 20 ribu pengguna di program Indigo ini, serta mempertahankan misi profitability di tengah ancaman resesi 2023,” jelas Alim Anggono, Co-founder dan Chief Product Officer Dibimbing.id.
Kemudian Prieds yang berhasil mendapatkan pendanaan tahap kedua setelah mengikuti SSI. Co-founder dan Chief Commercial Officer Prieds Vanessa Geraldine mengaku sangat terbantu dengan adanya mentoring dan networking dari program SSI yang membuat timnya dapat belajar menyempurnakan strategi dan operasional perusahaan. Berencana untuk memperkuat reputasi perusahaan sebagai solusi Supply Chain Management, Prieds akan melanjutkan ekspansinya di tanah air dan ke negara-negara Asia Tenggara kedepannya.
Selanjutnya adalah Powerbrain, startup pengembang efisiensi energi berbasis smart technology, baru saja mendapatkan pendanaan tahap awal dari Achmad Zaky Foundation pada awal 2022.
“Sejauh ini, kami masih di jalur yang tepat untuk bisa meraih target pertumbuhan minimal 5x lipat hingga akhir tahun. Dari sisi produk, kami juga telah menuntaskan pengembangan produk untuk efisiensi sistem pendingin bangunan besar (water-cooled chiller) dan kini telah siap digunakan. Rencananya, dalam waktu setahun ke depan, kami akan berfokus pada efisiensi bangunan besar, terutama yang menggunakan jenis sistem pendinginan tersebut,” ujar Rilwanu Lukman Amrullah, Co-founder dan CMO Powerbrain Indonesia.
Selain itu ada Shieldtag, layanan sertifikasi elektronik yang dapat memverifikasi keaslian sebuah produk menggunakan QR code ter-enkripsi dan Paygua mobile Point-of-Sale yang dapat memudahkan bisnis untuk menagih pelanggan, menerima pembayaran digital, serta mengatur arus kas dan keuangan.
Selain ketujuh startup tersebut, ada banyak alumni SSI lain yang telah mempraktekkan ilmu selama pelatihan dan meraih pencapaian yang tak kalah mentereng.
STEVY WIDIA