youngster.id - Pertumbuhan ekonomi global menunjukkan pemulihan yang kuat sejak pandemi melanda. Optimisme ini didorong oleh kemajuan teknologi yang pesat, yang tidak hanya mendorong inovasi tetapi juga menciptakan industri-industri baru.
Di Asia Tenggara juga tanda-tanda positif terlihat dengan adanya peningkatan konsumsi belanja yang kuat, perbaikan lanskap investasi, dan pemulihan pariwisata yang terus berlanjut. Semua ini diperkirakan akan mendukung pertumbuhan pada tahun 2025.
Laporan e-Conomy SEA 2024 menunjukkan bahwa nilai bruto transaksi (GMV) dan pendapatan di kawasan ini telah tumbuh secara konsisten dengan angka dua digit dalam setahun terakhir. Temuan ini selaras dengan apa yang terjadi dalam ekosistem East Ventures, dimana semakin banyak perusahaan portofolio yang kini telah mencapai profitabilitas.
Co-Founder dan Managing Partner East Ventures Wilson Cuaca menilai bahwa Laporan e-Conomy SEA juga memberikan wawasan menarik mengenai tren dan metrik ekonomi digital di Asia Tenggara, yang menjadi acuan East Ventures dalam menilai kinerja perusahaan portfolionya.
“East Ventures dengan bangga melaporkan bahwa pendapatan dari perusahaan-perusahaan tahap lanjutan (growth) meningkat sebesar 40% tahun ke tahun (YoY), hampir tiga kali lipat dari pertumbuhan rata-rata di kawasan Asia Tenggara,” kata Wilson, Selasa (7/1/2025).
Menurutnya, pencapaian ini tidak hanya menunjukkan kekuatan investasi East Ventures, tetapi juga memposisikannya di atas tolok ukur kawasan Asia Tenggara saat dibandingkan dengan perusahaan dan pemodal ventura (perusahaan venture capital) lainnya.
“Semua ini berkat pola pikir para founder yang mengutamakan sifat adaptabilitas, terutama di tengah tantangan ekonomi, ketidakstabilan pasar, dan lanskap yang tak terduga,” tambahnya.
Sejalan dengan hal tersebut, 70% perusahaan dalam portofolio tahap lanjutan East Ventures juga telah mencapai profitabilitas, dan lebih dari 80% menunjukkan kenaikan dalam margin Pendapatan Sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi (Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization atau EBITDA) selama tahun lalu, diantaranya Sociolla, ShopBack, The Parentinc, RPG Commerce, Praktis, Mighty Jaxx, Traveloka, Komunal, Fore Coffee, ISMAYA Group, IDN, Ruangguru, waresix, Inteluck, dan Xurya.
Hal ini sesuai dengan keyakinan East Ventures, dimana profitabilitas adalah tujuan utama, meskipun setiap startup memiliki pendekatan dan perjalanan yang berbeda untuk mencapainya.
Beberapa startup dalam portofolio East Ventures juga berada dalam posisi yang baik untuk memastikan stabilitas keuangan yang berkelanjutan serta didukung oleh fundamental yang kuat.
Untuk mendukung aspirasi dan tujuan jangka panjang mereka, East Ventures terus berupaya menciptakan sinergi di dalam ekosistemnya di tengah segala tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya ini. Pada tahun 2024, East Ventures juga terus mengadakan East Ventures Hand in Hand, East Ventures Circle, dan Founders Gathering.
“Acara-acara tersebut bertujuan untuk menyediakan platform bagi para founder di ekosistem East Ventures untuk berbagi pengetahuan dan meningkatkan keahlian serta kemampuan mereka di tengah berbagai tantangan industry,” tutup Wilson.
East Ventures juga selalu siap mendukung para founders yang mampu menangani masalah nyata dengan solusi yang bermakna. Sebagai contoh pada tahun 2024, East Ventures berinvestasi di Runchise, Bythen, Copra dan beberapa startup lainnya. (*AMBS)