youngster.id - Dunia fesyen itu terus hidup dan berkembang seiring dengan kehadiran para perancang muda. Mereka tak sekadar bisa membuat produk fesyen tetapi juga memiliki ide-ide kreatif yang berbeda, unik untuk dapat mencuri hati para pecinta mode dunia. Mereka harus berani bermain dengan bahan, cutting dan warna.
Hal itu yang ditampilkan oleh 9 fashion desainer dari Lasalle College dalam pagelaran busana di panggung Jakarta Fashion Week (JFW) 2018, Senin (22/10/2018) di pelataran Senayan City, Jakarta. Para desainer yang tengah menembuh semester akhir di sekolah mode itu menampilkan karya terbaru mereka dalam gelar fashion show bertajuk SYMB/OSIS.
“Kami tiap tahun selalu menyeleksi siapa siswa yang bisa masuk JFW. Kriterianya sih harus memberikan sesuatu yang baru dan unik. Benang merahnya dalam penampilan ini adalah karya yagn ditampilkan merupakan hasil ranangan yang unik dan inovatif,” kata Shinta Djiwatampu, Fashion Design Program Director of LaSalle College Jakarta kepada youngster.id.
Sembilan desainer tersebut adalah Christi Erning, Putri Mudita, Rashesa Sabrina, Selphie Usagi, Prasomya Santika, Maria Nathania Tjuhanda, Fidelia Inetta Luis, Ervina Michelle Liem, Bella Francisca.
Menurut Shinta, beberapa dari desainer ini tengah merintis label mode komersil untuk pasar public. “Ajan gini kami harap menjadi pembuka jalan bagi mereka agar karyanya lebih dikenal masyarakat,” ucap Shinta lagi.
Masing-masing desainer muda ini menampilkan sekitar 4 – 8 busana dengan tema yang berbeda. Seperti Bella Fransisca yang menampilkan tema pakaian kantor. Uniknya dia menggunakan materi potongan map plastik warna warni sebagai bagian dari busana. “Saya menggunting materi map plastic ini dan menjadikannya berfunsi layaknya payet yang unik,” ujar Bella.
Ada juga Rashesa Sabrina yang yang memadukan kain tenun tradisional dan kain sutera Sengkang khas Sulawesi Selatan dengan denim. Tampilanya telrihat kekinian dengan potongan kimono dan rok. “Saya ingin memperkenalkan lebih banyak kain Nusantara ke masyarakat,” katanya.
Konsep dengan kain tradisional juga diusung oleh Fidelian Inetta Lius yang memadukan kain Buna dari NTT dengan denim dalam koleksi bertema Unification.
Selain bahan, para desainer ini menampilkan kemapuan dalam bentuk pola. Seperti Selviana dengan label desain Selphie Usagi yang mengeluarkan koleksi bertajuk Euclid. Gaun yang ditampilkan dengan kain bermotif geometri. Atau Prasomya Santika yang terinspirasi urban seni abad 1950 yang menampilan fashion minimalis berpola abstrak, garis pada kain katun, velvet dan coat.
Melalui pagelaran ini para siswa sekolah mode ini menunjukkan bahwa kreatifitas tak ada batasnya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post