youngster.id - Genre horror yang menghadirkan sosok hantu menjadi tren yang terus digemari masyarakat, termasuk di dunia game. Dan hantu khas Indonesia tak kalah menakutkan dibanding hantu di Negara lain. Sosok para “hantu” dari sejumlah game karya studio Indonesia akan hadir di Creativillage ini World Conference on Creative Economy (WCCE) 2018.
Beberapa studio game Indonesia telah membuat game horor yang memasukkan hantu dengan latar khas Indonesia, salah satunya adalah DreadOut. Game survival horror yang dikembangkan oleh Digital Happiness ini telah diunduh lebih dari 270.000 kali (berdasarkan data SteamSpy). Belum termasuk DLC-nya, Keepers of the Dark yang juga sukses terjual lebih dari 150.000 kopi.
Sukses dengan DreadOut, pengembang gim asal Bandung ini kemudian merilis gim horor terbaru, berjudul DreadEye. DreadEye adalah game horor dengan teknologi virtual reality, atau VR.
Jika DreadOut berkisah tentang sekelompok siswa SMA yang tersesat hingga menemukan sebuah kota tua yang sepi, DreadEye berkisah tentang seorang dukun yang akan melakukan sejumlah ritual-ritual ganjil, hingga membuka gerbang dimensi dan berkomunikasi dengan makhluk-makhluk halus.
Tak hanya DreadEye, satu lagi gim horor asal Bandung yang mendunia adalah Ghost Parade. Game hasil karya Lentera Nusantara Studio ini berhasil menembus kancah internasional melalui event (B2B) Game Connection America 2018 di San Francisco, Amerika Serikat April 2018 lalu.
Melalui event Internasional tersebutlah, Bekraf sukses memperkenalkan Ghost Parade kepada Aksys Game. Pada 2019 mendatang, Aksys Game akan merilis Ghost Parade di seluruh dunia melalui berbagai platform, seperti diantaranya Nintendo Switch, PlayStation4, dan PC via Steam.
Berbeda dengan 2 game lainnya, Ghost Parade bercerita tentang sosok hantu anak perempuan bernama Suri yang berusaha ingin pulang ke asalnya. Untuk menyelesaikan permainannya, Suri berpetualang mencari jalan keluar yang akan dipandu oleh teman-teman karakter hantu lainnya. Namun, dengan syarat Suri harus membantu hantu lain tersebut untuk merebut kembali hutan dari tangan manusia.
Sejumlah karya game tersebut akan ditampilkan di WCEE 2018 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) pada 6-8 November 2018.
STEVY WIDIA