youngster.id - Platform fintech lending AdaKami mengumumkan telah menyalurkan pendanaan kepada masyarakat underserved dan underbanked. Hingga 6 Desember 2024, AdaKami berhasil menyalurkan pendanaan sebesar Rp13,24 triliun kepada lebih dari 1,46 juta borrower.
Sebagai salah satu penunjang pertumbuhan ekonomi Indonesia, industri fintech lending telah berperan aktif dalam meningkatkan akses pendanaan bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang tidak terlayani oleh lembaga keuangan konvensional. Menurut data BPS, kontribusi ini tercermin dalam perekonomian Indonesia yang terus menunjukkan pemulihan yang solid sepanjang 2024, dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,95% year-on-year.
Chief of Public Affairs AdaKami, Karissa Sjawaldy mengatakan, prestasi yang telah dicatatkan AdaKami merupakan bukti nyata dari komitmen perusahaannya dalam menghadirkan pendanaan yang tepat sasaran bagi semakin banyak masyarakat Indonesia.
“Kami percaya bahwa inklusi keuangan adalah fondasi penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih kuat. Untuk mewujudkan ini, AdaKami terus berupaya untuk menjembatani kesenjangan kredit di Indonesia, dengan memaksimalkan pemanfaatan teknologi terkini untuk memperluas jangkauan layanan kami kepada masyarakat underserved dan underbanked,” kata Karissa, Kamis (12/12/2024).
Teknologi inovatif telah menjadi pilar utama dalam upaya AdaKami untuk menyediakan layanan keuangan yang lebih inklusif kepada masyarakat. Lewat pemanfaatan teknologi seperti Electronic Know Your Customer (e-KYC) yang diperkuat dengan kecerdasan artifisial (artificial intelligence, AI), AdaKami senantiasa memastikan proses verifikasi data yang cepat, aman, dan bebas risiko penipuan (fraud). Teknologi ini memungkinkan AdaKami untuk dapat menilai kelayakan kredit secara efisien, bahkan untuk masyarakat yang belum memiliki riwayat kredit tradisional sekalipun.
Brand Manager AdaKami, Jonathan Kriss menjelaskan, teknologi e-KYC AdaKami tidak hanya memastikan penyaluran pendanaan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, tetapi juga menjadi dasar dalam menjaga kepercayaan di ekosistem. Pemanfaatan Big Data juga menjadi kunci dalam memperkuat layanan AdaKami.
“Dengan menganalisis Big Data, AdaKami dapat memperluas akses pinjaman bagi masyarakat underserved sambil memastikan distribusi pendanaan yang adil dan sesuai dengan profil risiko masing-masing,” imbuh Jonathan.
Selain teknologi, kolaborasi strategis menjadi salah satu elemen penting dalam memperkuat peran AdaKami di ekosistem fintech lending. Hingga saat ini, AdaKami telah berkolaborasi dengan sembilan lender terdepan di sektor perbankan, seperti Seabank, Bank Jago, Bank Permata, Hana Bank, Bank Ganesha, Bank OCBC, Superbank, dan Bank CTBC Indonesia.
“Serangkaian kemitraan tersebut selaras dengan peran kami sebagai katalisator yang menjembatani kebutuhan pendanaan borrower dengan lender yang diperkuat melalui pendekatan teknologi,” jelas Karissa.
Dalam menghadapi pertumbuhan ekonomi Indonesia, AdaKami menegaskan bahwa kontribusi perusahaan sepanjang 2024 merupakan langkah awal menuju visi yang lebih besar untuk mendorong inklusi keuangan di Indonesia dari sisi industri fintech lending.
“Kami berkomitmen untuk terus memperluas kolaborasi, menghadirkan inovasi teknologi yang relevan, dan menciptakan dampak nyata bagi masyarakat. Dengan langkah-langkah tersebut, kami yakin dapat memperkuat posisi AdaKami sebagai pemain utama dalam industri fintech di Indonesia, mendukung ekonomi inklusif, dan memberdayakan lebih banyak masyarakat di tahun-tahun mendatang,” tutup Karissa.
HENNI S.