Agregator Merek Hypefast Bukukan Keuntungan Pada Tahun 2022

Achmad Alkatiri

Founder dan CEO Hypefast, Achmad Alkatiri.(Foto: dok.Youngsters.id)

youngster.id - Perusahaan agregator merek Hypfast berhasil membukukan keuntungan pada tahun 2022,setelah membukukan kerugian sebesar US$1,38 juta pada tahun sebelumnya.

Achmad Alkatiri, Founderi dan CEO Hypefast mengatakan, perusahaan mencatat pendapatan sekitar Rp1 triliun (US$66,8 juta) pada tahun 2022, dengan EBITDA dan laba bersih yang positif. Pada tahun 2021, platform tersebut telah mencatat pendapatan sebesar US$22,71 juta.

“Pada titik ini, secara year-to-date, kami masih meningkatkan pendapatan dua digit. Itu yang ingin kami pertahankan. Yang terpenting adalah menumbuhkan merek secara berkelanjutan,” kata Alkatiri, dikutip dari DealStreetAsia.com, Rabu (21/6/2023).

Menurut Alkatiri, salah satu pendorong keberhasilan Hypefast itu adalah didukung upaya seperti peningkatan jumlah karyawannya.

Setelah memperoleh US$19,5 juta dalam putaran Seri A pada November 2021, perusahaan meningkatkan jumlah karyawannya menjadi 300 orang pada tahun 2022, dari 100 orang pada tahun sebelumnya. “Kami sangat diberkati dengan tim yang kuat—baik tim ritel maupun tim pertumbuhan,” kata tambahnya.

Hypefast didirikan oleh Alkatiri, mantan eksekutif pemasaran Lazada dan Shopee, pada tahun 2020 untuk mengakuisisi dan mengembangkan merek dengan membawa modal dan keahlian untuk meningkatkannya.

Saat ini, Hypefast memiliki 15 merek binaan, termasuk merek fesyen Nona, merek kosmetik Luxcrime, dan merek minyak esensial Bonnels. Hypefast mengakuisisi merek perawatan kulit yang menargetkan pelanggan Muslim pada bulan Januari. “Kita akan melihat apakah kami akan mengakuisisi merek lain tahun ini,” ucapnya.

Alkatiri menyebutkan, dalam mengakuisisi merek ini sekarang Hypeast fokus pada merek yang telah menghasilkan setidaknya Rp3 miliar per bulan dan telah beroperasi setidaknya selama satu tahun.

“Hypefast akan terus mengincar merek-merek di Indonesia, terutama dalam kategori seperti ‘kesehatan dan kecantikan’ dan ‘ibu-dan-anak’ yang secara historis memiliki penjualan yang baik,” tutup Alkatiri.

Selain Hypefast, Indonesia juga merupakan rumah bagi agregator merek lain seperti Open Labs, Una Brands, dan Tjufoo.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version