youngster.id - Startup agritech Elevarm mengumumkan telah mendapatkan pendanaan awal (seed) senilai US$2,6 juta atau sekitar Rp41,7 miliar yang dipimpin oleh Insignia Ventures Partners Singapura, dengan partisipasi dari perusahaan modal ventura multi-stage 500 Global, dan Gibran Huzaifah, CEO dan Founder eFishery.
Bayu Syerli Rachmat, Co-founder dan CEO Elevarm mengatakan, pendanaan ini akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi bibit dan pupuk organik Elevarm hingga tiga kali lipat guna memenuhi permintaan yang terus meningkat dari para petani mitra Elevarm. Selain itu, Elevarm berencana memajukan NextBio, inisiatif riset dan pengembangan (R&D) yang didedikasikan untuk inovasi produk pertanian organik.
“Pendanaan baru ini akan mendukung Elevarm untuk memperluas greenhouse pembibitan sebesar tiga kali lipat. Perluasan ini akan meningkatkan jumlah produksi bibit berkualitas tinggi agar makin mudah dijangkau oleh petani-petani kecil,” kata Bayu, dikutip Kamis (9/5/2024).
Menyusul kesuksesan pupuk organik komersial miliknya, Vermicomplus, startup ini juga akan melakukan investasi pada NextBioinisiatif penelitian dan pengembangan produk organikuntuk mengembangkan produk baru guna meningkatkan keanekaragaman hayati, kesehatan tanah, dan ketahanan ekosistem.
Modal segar itu juga akan disalurkan untuk pembangunan pabrik baru yang dilengkapi dengan teknologi mesin manufaktur untuk meningkatkan efektivitas produksi pupuk.
Elevarm berkolaborasi dengan lembaga penelitian baru dan mitra strategis untuk merancang solusi hortikultura berbasis sains dan teknologi yang disesuaikan dengan tantangan lokal yang unik di berbagai tahapan budidaya.
Selain melayani lebih dari 400 hektar lahan pertanian melalui petani mitranya saat ini, Elevarm memfasilitasi penjualan hasil panen dari petani ke mitra bisnis dan pedagang pasar tradisional hingga 1.000 ton setiap bulannya.
Ying Lan, CEO dan Founding Managing Partner di Insignia Ventures Partners, mengatakan, bukan tugas yang mudah untuk memahami secara mendalam kompleksitas pertanian Indonesia dan apa yang diperlukan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi para petani dan pemangku kepentingan yang bekerja sama dengan mereka.
“Elevarm tidak hanya mampu memiliki pemahaman yang jelas tentang apa yang terbaik untuk dilakukan, namun juga mencapai standar yang tinggi yang telah diakui secara global,” ucap Ying Lan.
Elevarm didirikan tahun 2022 sebagai platform layanan dan produk pertanian terintegrasi untuk memberdayakan para petani melalui sarana produksi pertanian yang berkualitas dan terjangkau, jangkauan pasar yang luas dan adil, dan pembiayaan yang aman dan mudah. Dengan basis pertumbuhan lebih dari 13.000 mitra petani dan lebih dari 5.000 petani aktif, pendapatan tahunan Elevarm tumbuh tujuh kali lipat di tahun 2023 dibandingkan tahun sebelumnya.
“Kami melihat manfaat yang luar biasa dalam mengangkat petani lokal kita. Mereka adalah tulang punggung separuh dari seluruh industri pertanian Indonesia. Misi kami adalah mendemokratisasi akses terhadap hal-hal penting dalam pertanian. Tidak hanya meningkatkan hasil panen, tapi juga berkontribusi terhadap ekonomi sirkular jangka panjang melalui inovasi dan teknologi yang kami kembangkan,” kata Bayu.
Tim Elevarm yang berjumlah 70 orang fokus untuk mengembangkan 15 produk organik baru tahun ini, termasuk biostimulan, pupuk, solusi tanaman, dan biopestisida. Elevarm percaya bahwa solusi agri-teknologi sangat penting untuk peningkatan produktivitas pertanian dan industri pertanian yang berkelanjutan, dan berharap dapat melayani lebih banyak petani, dimulai dari Indonesia.
STEVY WIDIA