youngster.id - Seiring munculnya beragam tantangan di dunia pendidikan tinggi, akselerasi transformasi digital di perguruan tinggi menjadi suatu keharusan.
Hal tersebut mengemuka dalam webinar “Accelerate Digital Transformation for Higher Education”, pekan lalu yang dibuka Djufri Ardian, Tribe Leader Education Divisi Digital Business & Technology PT Telkom Indonesia. Hadir sebagai pembicara adalah Widyawan, S.T., M.Sc., Ph.D sebagai praktisi pendidikan dari Direktorat Sistem dan Sumber Daya Informasi Universitas Gadjah Mada dan Soni Fajar Surya Gumilang S.T., M.T, ahli ICT Assessment dari Telkom University.
Menurut Widyawan, tantangan pendidikan tinggi dari pandemi antara lain sulitnya mahasiswa mendapatkan akses 24 jam ke semua informasi dan layanan, sulitnya dosen menerapkan model pembelajaran luring, bauran, dan daring, serta sulitnya dosen dan mahasiswa melakukan publikasi dan penelitian.
“Dari ketiga tantangan tersebut, ada dua tantangan yang saat ini masih sangat sulit diatasi yaitu sulitnya mahasiswa mendapatkan akses 24 jam serta sulitnya dosen menerapkan model pembelajaran luring, bauran, dan daring,” katanya.
Ditambahkan Fajar Hardoyono, perwakilan UIN Purwokerto yang menjadi salah satu peserta dalam webinar tersebut, hal lain yang jadi tantangan adalah dengan adanya teknologi justru terjadi degradasi budaya akademik. “Seperti maraknya plagiarisme hasil karya dosen maupun mahasiswa yang sering terjadi,” imbuhnya.
Widyawan mengatakan, aneka tantangan tersebut bisa diatasi dengan melakukan akselerasi transformasi digital perguruan tinggi. Yakni mengubah semua sistem administrasi dan proses perkuliahan menjadi dalam bentuk digital. Karena saat ini sebagian proses perkuliahan dilakukan secara online, baik proses belajar mengajar, ujian, sampai mengurus semua berkas administrasi.
“Dalam proses belajar mengajar sendiri, saat ini perguruan tinggi di Indonesia banyak yang menerapkan sistem pembelajaran bauran atau blended learning, yaitu belajar tatap muka langsung dan secara online. Dalam proses administrasi, perguruan tinggi juga sudah mulai banyak yang melakukannya secara online misalnya proses penilaian mahasiswa, mengisi jadwal kuliah, dan lain-lain,” tambahnya.
Soni Fajar Surya mengatakan, digitalisasi kampus harus didukung rencana strategi teknologi informasi komunikasi (TIK) yang kuat. Melalui penyusunan rencana induk TIK, maka dapat membantu perguruan tinggi membuat kebijakan akurat berdasarkan data yang diolah sistem terpadu.
Sejatinya, untuk mendukung proses digitalisasi kampus secara utuh, Telkom memiliki layanan Pijar Kampus. Menariknya, 20 perguruan tinggi di Jawa Tengah dan Yogya antusias pada proses digitalisasi perguruan tinggi yang ditawarkan Pijar Kampus.
Pijar Kampus adalah bagian Leap Telkom Digital, yakni umbrella brand produk dan layanan digital Telkom untuk mengakselerasi digitalisasi masyarakat Indonesia. Dengan adanya Leap, diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekosistem digital di Indonesia demi mengakselerasi terwujudnya kedaulatan digital nasional, sejalan target pemerintah dalam beberapa tahun mendatang.
STEVY WIDIA
Discussion about this post