youngster.id - Sebagai penyedia layanan keuangan digital yang sejak 2010 Amartha sudah melayani lebih dari 3,3 juta UMKM di perdesaan. Usai mendapatkan pendanaan sebesar US$55 Juta, Amartha akan memperluas akses keuangan bagi perempuan pelaku usaha di pedesaan.
Founder & CEO Amartha Andi Taufan Garuda Putra mengatakan, meski menjadi tulang punggung perekonomian, pelaku UMKM masih kesulitan mengakses pembiayaan. Hingga Februari 2025, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan kredit UMKM hanya naik 2,1% secara tahunan—angka yang tergolong stagnan. Oleh sebab itu, masuknya investasi luar negeri untuk mendorong pertumbuhan pembiayaan bagi UMKM dapat menjadi angin segar.
“Dibutuhkan tata kelola yang pruden untuk bisa meyakinkan investor asing bergabung dan menyalurkan pendanaan. Tata kelola inilah yang menjadi fokus Amartha, di mana penerapan mitigasi risiko, ethical lending, dan pengembangan ekosistem keuangan digital yang terintegrasi, menjadi fokus utama Amartha sebagai landasan kami dalam menjalankan bisnis,” ucapnya dikutip Rabu (18/6/2025).
Amartha telah meraih pendanaan dari investor berskala global senilai USD $55 juta dari tiga lembaga keuangan pembangunan Eropa, yaitu Swedfund (Swedia), Finnfund (Finlandia), dan BIO (Belgian Investment Company for Developing Countries). Pendanaan ini akan disalurkan untuk mendukung perempuan pelaku usaha mikro di perdesaan lewat akses permodalan.
Taufan mengungkapkan, dari total $55 juta, Swedfund memberikan kontribusi sebesar $25 juta, sedangkan Finnfund dan BIO masing-masing sebesar $15 juta. Dana tersebut merupakan bagian dari fasilitas sindikasi yang lebih luas hingga US$199 juta, yang dipimpin oleh International Finance Corporation (IFC), anggota Kelompok Bank Dunia.
“Kerja sama dari tiga sovereign fund dari Eropa ini merupakan bukti bahwa investor asing telah menyadari potensi besar yang dimiliki segmen akar rumput. Amartha berkomitmen memfasilitasi pendanaan ini untuk jutaan UMKM di Indonesia,” ujarnya.
Sementara itu Finnfund menggarisbawahi inovasi Amartha dalam mengembangkan aplikasi digital bernama AmarthaFin, yang bertujuan membuka akses masyarakat di daerah layanan keuangan secara lebih luas.
“Baru-baru ini, Amartha mengembangkan aplikasi baru bernama AmarthaFin, yang memungkinkan nasabahnya menjadi pemberi pinjaman mikro bagi anggota kelompok lainnya. Melalui AmarthaFin, peminjam dapat memperoleh penghasilan tambahan,” ucap Ulla-Maija Rantapuska, Senior Investment Manager di Finnfund.
Selanjutnya, CEO BIO, Joris Totté, menekankan pentingnya alat keuangan digital, sebagaimana dilakukan di Amartha melalui kerja sama dengan pihak ketiga untuk PPOB. “Pembayaran digital dan e-wallet adalah kunci inklusi keuangan di daerah terpencil yang minim akses ke layanan perbankan tradisional,” ujarnya.
Sedang Direktur Investasi Inklusi Keuangan di Swedfund Jane Niedra mengatakan, investasi Swedfund akan membantu Amartha untuk menjangkau perempuan di pedesaan dengan pembiayaan yang bertanggung jawab, guna memperkuat stabilitas dan pertumbuhan ekonomi lokal.
STEVY WIDIA