youngster.id - Adapun pembiayaan modal ventura sepanjang 2024 mengalami kontraksi. Data terbaru OJK mencatat pembiayaan modal ventura per Oktober 2024 sebesar Rp16,32 triliun, turun 5,5% year on year (yoy) dibanding Rp17,28 triliun per Oktober 2023.Meski demikian, Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo) siap menjaring startup yang memiliki prospek cerah untuk diberikan modal pembiayaan pada 2025 ini.
“Tantangan industri modal ventura adalah mencari dan membina startups agar dapat tumbuh bersama,” kata Ketua Umum Amvesindo Eddi Danusaputro, dikutip Senin(6/1/2025).
Eddi mengungkapkan, beberapa sektor startup seperti agritech masih menggiurkan bagi perusahaan modal ventura untuk memberikan pendanaan. Jika merujuk data Amvesindo, terdapat 15 sektor startup yang paling diminati pada 2023. Urutan pertama adalah sektor marketplace dengan pendanaan US$1,51 miliar, disusul fintech US$583 juta, aquatech US$213 juta, EV US$153 juta, healthtech US$125 juta, dan e-commerce enabler US$30 juta.
“Sektor yang problemnya besar akan menarik bagi investor dan founder, seperti fintech, agritech, dan lain-lain. Tapi kembali ke masing-masing startup tentang path to profitability [jalur yang ditetapkan dengan jelas untuk mencapai provit],” ujarnya.
Berikutnya sektor agritech dengan nilai US$26 juta, contech US$26 juta, software as a service (SaaS) US$24 juta, Online media US$23 juta, proptech US$13 juta, food tech US$12 juta, car marketplace US$10 juta dan terakhir adalah sektor biotech dengan nilai pendanaan US$8 juta.
“Setiap perusahaan ventura pasti punya mandat sektoral yang berbeda-beda. Tapi secara industry-wide, yang masih diminati masih sama dengan 2023,” kata Eddi lagi.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Amvesindo, Markus Rahardja mengatakan, pembiayaan yang dilakukan modal ventura pada tahun depan akan menyasar ke sektor-sektor yang dianggap memiliki potensi pertumbuhan tinggi dan peluang pasar besar. “Contohnya, sektor teknologi dan digital, fintech, healthtech, edtech, greentech, agritech, hingga foodtech,” ujarnya.
Terkait sektor-sektor tersebut, Markus beralasan karena perusahaan modal ventura umumnya mencari sektor yang memiliki pasar besar dan berkembang pesat, berbasis teknologi dan inovasi, dapat memberikan solusi terhadap masalah nyata di masyarakat, serta didukung oleh tren global atau lokal, seperti transformasi digital, urbanisasi, dan keberlanjutan lingkungan.
Sementara itu, Markus memproyeksikan bisnis modal ventura pada tahun depan akan dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik. Salah satunya, yaitu tren teknologi, kebijakan ekonomi, serta dinamika market start-up dan UMKM.
Untuk menjaga momentum positif dan menggenjot kinerja tahun depan, dia mengatakan perusahaan modal ventura harus melakukan sejumlah langkah strategis.
“Perusahaan modal ventura di Indonesia perlu mengambil langkah strategis yang mencakup inovasi, kolaborasi, dan mitigasi risiko yang lebih baik lagi,” ucapnya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post