youngster.id - Masyarakat terutama generasi muda, perlu bersiap diri menjadi konsumen digital yang bijak di tengah adopsi digital dan penetrasi fintech yang makin cepat. Sejalan dengan perkembangan tersebut, Kredivo pun terus mengembangkan program edukasi keuangan digital bertajuk Generasi Djempolan.
Head of External Affairs Kredivo Andy N. Gultom menjelaskan, Kredivo akan terus konsisten memperluas Generasi Djempolan di berbagai kota di Indonesia, terlebih mengingat arus adopsi digital dan penetrasi fintech yang semakin cepat.
“Dalam hal ini, generasi muda perlu bersiap diri karena mereka juga berperan penting untuk menciptakan ekosistem keuangan digital yang kondusif mengingat jumlah populasinya dan kedekatannya dengan teknologi,” kata Andy dalam keterangan pers, Jumat (12/3/2022).
Program Generasi Djempolan digelar untuk dapat mendorong literasi keuangan digital masyarakat di kota tier 2 dan 3. Program ini telah digelar di Makassar, Pontianak, Manado, Batam dan Bandung. Kali ini, gerakan Generasi Djempolan menyambangi generasi muda di Cirebon.
Menurut Andy, kota tier 2 dengan penetrasi fintech yang cukup dalam serta didukung komitmen tinggi pemerintah daerah dalam percepatan digitalisasi transaksi keuangan.
“Generasi Djempolan hadir di Cirebon sebagai kota pertama di tahun 2022 untuk mengedukasi serta mengadvokasi generasi muda termasuk remaja untuk dapat lebih paham keuangan, sehingga mereka mampu memaksimalkan momentum perkembangan transaksi digital di Cirebon yang tengah tumbuh,” terangnya.
Ia juga menyebutkan hal ini juga didukung dengan meningkatnya pengguna Kredivo di Cirebon yang meningkat hingga 180% di tahun 2021. Pengguna Kredivo di Cirebon juga didominasi oleh kelompok umur tergolong generasi muda, yaitu kelompok umur 25-29 tahun sebanyak 28%.
Sejalan dengan itu Fellexandro Ruby, Financial Educator & Co-Founder ‘Thirty Days of Lunch’ Podcast mengatakan, generasi muda saat ini punya akses yang banyak & luas terhadap topik-topik pengelolaan keuangan. Namun, tidak semua hal bisa diajarkan lewat potongan konten pendek. Menurutnya penting kesadaran yang terbangun ini dibarengi dengan edukasi dari sumber yang kredibel & berpengalaman.
“Kita sering membicarakan bahwa di 2045, Indonesia akan punya bonus demografi. Tapi jangan sampai bonus demografi ini tidak bisa menjadi bijak dengan keuangan mereka, karena generasi muda kita kurang mendapat pemahaman yang baik & benar tentang keuangan,” katanya.
“Kalau generasi muda paham tentang pemanfaatan produk pinjaman, investasi, dan berbagai jenis layanan keuangan lain sejak dini, mereka bisa membangun kebiasaan perencanaan keuangan yang matang di tengah kemajuan industri keuangan digital,” tutupnya.
STEVY WIDIA