youngster.id - Industri makanan dan minuman di Indonesia memiliki peranan penting dalam pertumbuhan ekonorni di Indonesia. Bahkan industri ini dinilai paling siap dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Oleh karena itu pengusaha makanan dan minuman pun terus tumbuh dan berkembang.
Sektor makanan dan minuman juga merupakan salah satu industri yang pertumbuhannya tinggi. Data dari Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman, pertumbuhan industri ini sudah melampaui 7% di tahun 2016. Yang lebih menarik, sektor industri makanan dan minuman berkontribusi sebesar 31,20% terhadap produk domestik bruto (PDB) industri pengolahan nonmigas.
Tak heran jika sektor tersebut menjadi satu dari sejumlah sektor yang dijadikan prioritas pemerintah dalam mendorong industri sebagai penggerak ekonomi nasional. Industri ini tak hanya milik pabrik “raksasa” tetapi juga para pengusaha kecil dan menengah. Dengan kemampuan berinovasi lahir sejumlah kreasi produk makanan dan minuman.
Salah satunya adalah minuman merek Papa.Tea yang sedang hits di Makassar, Sulawesi Selatan. Produk ini merupakan campuran dari teh, susu, dan buah-buahan segar. Rasanya enak dan baik untuk kesehatan. Sejak diperkenalkan Juli 2015 lalu, minuman ini sudah banyak peminatnya. Salah satu buktiya adalah ketika Papa.Tea jadi pemenang Most Favorite Tenant pada Festival #Ambisiku di Makassar.
Usaha Papa.Tea ini dirintis oleh pasangan suami istri muda, Ardiansyah Badiu dan Fahra (25). Keduanya melihat peluang di bisnis food and beverage di Makassar. “Bisnis kuliner di Makassar sangat menjanjikan, maka dari itu saya berinisiatif untuk membuka usaha di bidang kuliner,” ungkap Ardiansyah kepada Youngsters.id.
Bagi sarjana arsitektur ini berwirausaha merupakan pilihan terbaik.  “Saya terlahir dari keluarga pebisnis. Jadi dari dulu saya tidak terbiasa sama kerja kantoran. Saya terjun di dunia bisnis karena bisa membagi waktu dengan flexibel, tidak punya atasan yang suka marah-marah,” ujar pria yang akrab disapa Ardian ini sambil tertawa.
Oleh karena itu, setelah melakukan riset pasar, ia pun memutuskan untuk memulai bisnis minuman. Pilihan jatuh pada produk minuman Thai tea karena produk ini memang sedang populer di Makassar. “Saya yakin akan produk itu (Papa.Tea), karena saya berinovasi untuk menyajikan rasa yang berbeda,” ujarnya.
Merintis
Menariknya, Ardian memulai usaha ini dengan modal awal Rp 100.000 dan peralatan pinjaman dari orang tuanya. Modal itu dipergunakan untuk membeli bahan baku seperti teh, susu, gula dan botol kemasan. “Saya memilih bisnis minuman karena mudah untuk bisa berkembang,” aku Ardian.
Untuk mengelola usaha ini, dia mengajak temannya Fahra, yang sekarang menjadi istrinya. Bersama mereka merintis usaha ini. Mulai dari mencoba berbagai merek bahan baku, hingga meracik berbagai varian rasa untuk mendapatkan produk yang sesuai.
Setelah berulang kali mencoba, akhirnya dia mendapat produk yang sesuai, yakni campuran teh, susu dan buah-buahan segar. Ada 4 varian rasa dari minuman ini, yaitu chocohazelnut, taro, green tea, dan thai tea.
Ketatnya persaingan bisnis, membuat usaha mereka menemui kendala yang tidak sedikit. Namun Ardian tidak berputus asa. Dia bahkan yakin bahwa produk minuman inovasi buatannya akan mendapat tempat di pasar. Awalnya, produk ini diperkernalkan kepada keluarga dan sahabat. Setelah mendapat tanggapan positif, Ardiansyah mulai memperluas pemasaran dengan rajin mengikuti bazar kuliner, bahkan berjualan di sekolah-sekolah.
”Waktu awal buka, omzet hari pertama dibuat modal, atau dibelanjakan bahan untuk hari kedua. Begitu seterusnya sampai beberapa minggu ke depan. Alhamdulillah sekarang sudah dapat distributor bahan baku tersebut,” kisah putra kedua dari pasangan Badiu dan Tonneng itu.
Kendala lain yang ditemui dalam hal produksi dan pemasaran. Menurut Adrian, pernah produknya tidak bertahan lama sehingga akhirnya harus dibuang. Namun Adrian tidak berputus asa. Dia kembali berinovasi dan mencari bahan baku yang sesuai. Dia juga berinovasi dalam hal kemasan dan membuat promosi.
“Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ketepian, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Dalam memulai suatu usaha pasti sangat susah untuk memulainya, selama kita masih mencintai pekerjaan tersebut maka lebih terasa ringan,” ungkap pria kelahiran 5 April 1985 itu.
Setahun menapakkan eksistensi di dunia kuliner Tanah Air menjadikan Papa.Tea kian diminati konsumen. Nama mereknya juga unik dan familiar. “Namanya biar gampang diiingat. Nama Papa.Tea juga diambil karena waktu itu saya kan sudah jadi seorang bapak,” ujar Ardian sambil tersenyum.
Oleh karena komposisi minumannya yang unik, tanpa bahan pengawet, dan harga yang terjangkau, papa.tea pun mulai diminati banyak kalangan. Popularitas produk ini juga didukung promosi lewat media sosial seperti Instagram, Twitter, dan Path.
Alhasil, dari investasi awal yang minim dan peralatan dapur milik orang tua, sekarang Ardiansyah sudah memiliki peralatan dan dapur sendiri. Dia juga sudah meraup omzet penjualan berlipat dari modal awalnya. Bahkan, kini Papa.Tea kini punya cabang distribusi di beberapa tempat di Makassar, serta franchise di Parepare, Mamuju, Sidrap, dan Samarinda.
“Saya berharap ke depan produk ini lebih dikenal masyarakat luas. Usaha ini juga bisa berubah dari skala industri rumah tangga menjadi skala pabrikan dan bisa jadi jurangan teh,” katanya.
========================================
Ardiansyah Badiu
- Tempat Tanggal Lahir : Makassar, 05 April 1989
- Pendidikan: S1 Universitas Hassanudin, Tehnik – Arsitektur
- Usaha: Produk Minuman Papa.Tea
- Awal Usaha : 2015
- Modal Awal : Rp 100 ribu
- Perkembangan bisnis : kini Papa.Tea sudah punya cabang distribusi di beberapa tempat di Makassar. Juga, franchise di Parepare, Mamuju, Sidrap, dan Samarinda
Prestasi:
Pemenang Most Favorite Tenant pada Festival #Ambisiku 2016 di Makassar.
============================================
FAHRUL ANWAR
Editor : Stevy Widia
Discussion about this post