youngster.id - Berlibur merupakan hal yang menyenangkan. Selain dapat menghilangkan penat dan bisa kembali mengisi enerji setelah mengahdapi aktivitas sehari-hari. Sayangnya, biaya yang dibutuhkan untuk pergi berlibur tentu tidak sedikit dan seringkali menjadi faktor penghambat.
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pada periode September 2019 mencapai 1,40 juta. Angka ini lebih rendah dibandingkan pada bulan Agustus 2019 yang mencapai 1,56 juta. Angka itu naik 2,15% dibanding jumlah kunjungan pada September 2018, akan tetapi menyusut sebesar 10,10% dari Agustus 2019.
Tentu ada banyak pertimbangan yang mendorong orang untuk berwisata. Ada yang lebih suka petualangan dan aktivitas pemacu adrenalin, ada juga yang memilih untuk santai dan istirahat. Riset terbaru dari Booking.com mendapati 90% traveler warga Indonesia menyatakan bahwa “meluangkan waktu untuk bersantai” adalah motivasi penting untuk traveling.
Menariknya, survei dari perusahaan penyedia teknologi untuk ekosistem travel, Amadeus, pada 2018 mengungkapkan bahwa bujet pengeluaran untuk berwisata orang Indonesia terbilang paling kecil jika dibandingkan negara-negara lain di Asia Pasifik. Bahkan jumlah pengeluaran untuk berwisata orang Indonesia pada 2018 mencapai US$ 26 miliar. Jika dibandingkan, jumlah pengeluaran orang Thailand untuk berwisata mencapai US$ 27 miliar, Malaysia US$ 30 miliar, dan Filipina US$ 69 miliar.
Ternyata fenomena tersebut ditangkap oleh Ariev Rahman dengan mengembangkan aplikasi Whatravel. Aplikasi ini dapat memberikan solusi bagi banyak orang untuk bisa melakukan kegiatan liburannya dengan mudah dan murah.
“Inspirasinya membuat Whatravel ini karena saya ingin melihat semua orang bisa berlibur dan jalan-jalan. Karena itu kami menghadirkan fitur yang membaut orang bisa mencicil biaya perjalanan mereka sebelum berlibur,” ujar Co-Founder Whatravel itu kepada youngster.id saat ditemui di Three Burn kawasan Kebayoran, Jakarta.
Pria yang bernama asli Muhamad Arif Rahman ini sebelumnya dikenal sebagai travel blogger asal Ungaran, Semarang. Ariev bersama dua rekannya mengembangkan Whatravel sejak tahun 2017.
“Whatravel itu sebenarnya bisnis open operator dan fokusnya adalah untuk open trip. Sekarang jelang dua tahun kami sudah menangani 1.000 customer untuk open trip yang khusus keluar negeri dan beberapa kepulauan negara,” ungkap Ariev.
Kini, selain mengelola perjalanan untuk destinasi ke luar negeri, Whatravel juga membuka open trip untuk Indonesia ke bagian timur. “Kami ingin mengangkat sektor pariwisata dalam negeri yang tak kalah keindahan alamnya dengan yang ada di luar negeri. Misalnya, Ternate dan Tidore masih banyak orang yang belum tahu, ternyata keindahan alam dan pantai di sana juga sangat bagus,” ungkapnya.
Modal Kepercayaan
Whatravel didirikan oleh tiga sahabat yang memiliki hobi sama, yakni traveling. Mereka ada Mochamad Takdis, atau yang kerap disapa Adis, Nugraha Sang Surya, dan Muhammad Arif Rahman yang merupakan penulis travel blog.
Ariev mengakui awal membangun Whatravel bukanlah hal yang mudah. “Kami mengumpulkan kepercayaan masyarakat secara perlahan. Kami meyakinkan mereka dengan memberikan layanan sebaik mungkin,” ucapnya.
Sebelum terjun ke bisnis ini, pria kelahiran Pati, Jawa Tengah ini kerap melakukan perjalanan sendiri. Namun yang membuat namanya mencuat adalah ketika dia mengajak ibunya jalan-jalan di pertengahan tahun 2011, yang dituangkan dalam cerita Mamacation. Sebutan untuk perjalanan liburan Ariev dengan ibunya menikmati keindahan dunia yang berasal dari kata ‘Mama‘ dan ‘Vacation‘. Ternyata cerita perjalanan Ariev ini menginspirasi banyak orang.
Berawal dari kecintaannya pada traveling, dan melihat kegelisahan anak muda yang ingin traveling tapi masih ragu karena berbagai alasan, akhirnya ketiganya mendirikan Whatravel sebagai wadah untuk traveling seru, terjangkau, dan dengan destinasi dan tema yang tidak biasa.
“Kami memulai dengan modal kepercayaan orang saja. Awalnya banyak ekspektasi orang bahwa travel itu susah, apalagi banyak yang ingin harga murah tapi layanan kelas atas. Dan itu menjadi tantangan bagi kami di awal,” ungkapnya.
Bahkan, Ariev mengakui, di tahun awal membangun Whatravel mereka sempat merugi. Tetapi mereka tidak menyerah. Mereka terus membangun kepercayaan diri dan semangat menjalankan usaha.
“Kami menempatkan diri sebagai teman bagi para pengguna Whatravel. Selain itu kami juga menghadirkan fitur cicilan. Hal itulah yang menjadi keunggulan dan membedakan kami dari agen travel lainnya. Apalagi kami bisa dijangkau dengan sosial media,” paparnya.
Selain membuka perjalanan ke negara tujuan wisata pada umumnya seperti Jepang, Singapura, Korea Selatan dan Singapura, Whatravel juga menyediakan perjalanan untuk destinasi unik. Menurut Ariev mereka membagi dua segmen pelanggan, yaitu traveler pemula dan travel senior.
“Kami di sini ada dua segmen, pertama usia 30 tahun ke bawah kami menyebutnya sebagai travel pemula, dengan destinasi yang paling umum seperti Korea Selatan, Jepang, dan Eropa. Tapi untuk segmen menengah dengan usia 30 tahun ke atas, mereka minimal sudah jalan-jalan ke 20 negara. Itu mereka biasa ambil yang unik kayak Islandia atau Butan (Korea Utara), hingga ke Afrika,” terangnya.
Dengan konsep ini, maka nama Whatravel cepat dikenal. Dalam kurun waktu satu tahun mereka berhasil mendapatkan 800 orang yang menggunakan jasa Whatravel. Hal ini menarik perhatian investor, sehinga mereka mendapatkan pendanaan sebesar Rp 2 milyar.
“Ini membuat kami semakin semangat menjalankan usaha di bidang ini. Hasilnya dalam dua tahun omzet kami sudah mencapai Rp 7 miliar,” klaim Ariev bangga.
Saat ini, jumlah pelanggannya sudah mencapai 800 orang. Ditargetkan Ariev, sampai akhir 2019 pihaknya bisa merangkul 1000 pelanggan.
Keliling Dunia
Ariev menuturkan, sejak 2017 kemunculannya Whatravel lebih memilih dan fokus pada destinasi ke luar negeri ketimbang destinasi lokal. Destinasi yang mereka tawarkan juga dengan tema yang tidak biasa. Boleh jadi, itulah satu poin yang menjadi daya tarik dari Whatravel. Tengok saja website atau Instagram-nya, ada trip yang menawarkan untuk menjelajah East Europe, West Europe, aurora hunting di Murmansk Rusia, hingga Kpop Tour bagi para pecinta boyband dan girlband negeri ginseng, Korea Selatan.
Tak hanya itu, Whatravel juga memiliki sebuah program menarik yaitu Arisan Traveling. Lewat program ini, calon wisatawan bisa hitung-hitung menabung untuk mewujudkan traveling impian bersama Whatravel. Dengan arisan minimal Rp 500.000 per bulan, dan memilih trip yang pas untuk mereka dari uang arisan tersebut.
Selain itu, mereka punya fitur cicilan. Jadi selama setahun customer bisa nabung dan menyicil untuk mengiktui program tour yang disedikan Whatravel. “Kalau harus bayar full kan mahal. Jadi cicilan ini sangat membantu, pastinya. Kami juga sudah punya kalender trip buat tahun 2020. Jadi dari Januari sampai Desember sudah ada. Kalau sekarang mau ikut yang di bulan Desember, cicil aja selama 2 bulan dan ditambah 1 tahun mendatang, atau selama 12 bulan. Jadi cicil bisa sebanyak 14 kali baru bisa berangkat,” papar Ariev.
Diklaim Ariev, baru-baru ini Whatravel menyelenggarakan open trip berkeliling dunia. “Kami punya open trip regular ke destinasi seperti Tibet, Nepal, Islandia, Eropa timur dan masih banyak lagi. Dari sana muncul ide untuk trip keliling dunia, karena belum ada yang seperti itu,” ujarnya.
Ada 35 negara di lima benua yang termasuk dalam tur Around the World. Perjalanan wisata akan diawali dari Australia, Selandia Baru, Cile, Peru, Ekuador, Kolombia, Meksiko, Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Belanda, Belgia, Perancis, Spanyol, Maroko, Italia, Jerman, Swiss, Austria, Hungaria, Ceko, Polandia, Slowakia, Bulgaria, Turki, Qatar, Oman, Iran, India, Nepal, Myanmar, Thailand, dan kembali ke Tanah Air. Peserta akan berkunjung ke negara negara tersebut dalam kurun waktu 75 hari.
Pihak Whatravel juga akan membantu proses pengurusan visa untuk masuk ke negara-negara tersebut sebelum berangkat. Kecuali untuk negara yang tidak memerlukan visa atau menggunakan visa pada kedatangan. Jika tertarik untuk ikut tur keliling dunia, siapkan uang sebesar Rp 350 juta. Biaya tersebut sudah termasuk biaya tiket penerbangan, akomodasi, visa, dan paspor, kecuali biaya makan.
Meski demikian, Ariev mengaku pihaknya mulai membuka destinasi domestik. “Kami memang fokus untuk destinasi keluar negeri. Tetapi ada juga keinginan untuk membuka destinasi di dalam negeri demi kemajuan pariwisata. Tetapi kami tidak ingin perang harga, namun ‘perang’ destinasi dan perang experience,” pungkas Ariev sambil tersenyum.
===================
Muhammad Arief Rahman
- Tempat Tanggal Lahir : Pati, 14 Februari 1986
- Pendidikan Terakhir : STIE Rawamangun, Jakarta
- Bisnis yang dikembangkan : Agen travel online Whatravel
- Mulai Usaha : 2017
- Jabatan : CEO & Co-Founder Whatravel
- Jenis Usaha : Agen Travel
- Jumlah Tim : 12 orang
==================
FAHRUL ANWAR
Editor : Stevy Widia
Discussion about this post