youngster.id - Galau berkepanjangan, berpikir negatif, stres, depresi merupakan salah satu faktor risiko Alzheimer di masa tua. Menangkap fenomena tersebut, Yayasan Alzheimer’s Indonesia (ALZI) mengajak milenial meningkatkan kesadaran akan risiko demensia yang disebabkan oleh gaya hidup melalui kampanye ELPHIE (Elevate, Love, Passion, Humanity, Inclusivity, Engage) Youth.
DY Suharya, Direktur Regional Alzheimer Asia Pasifik dan Founder Alzheimer’s Indonesia mengatakan, kepedulian generasi muda akan demensia dan Alzheimer ini diharapkan dapat membangun Indonesia menjadi negara ramah demensia dan ramah lansia.
“Generasi muda berperan penting dalam peningkatan kualitas hidup ODD, lansia dan diri sendiri. Dengan ajakan yang kami lakukan melalui kampanye ELPHIE Youth, kami harapkan generasi muda tergerak untuk meningkatkan kualitas hidup diri sendiri dengan menjaga kesehatan fisik dan mental sehingga bisa berperan aktif mengontribusikan berbagai keahliannya untuk menciptakan lingkungan ramah demensia dan ramah lansia di Indonesia,” ucap DY Suharya, disela acara diskusi publik: Stop Pikun di Usia Muda, pada Jumat (6/3/2020) di Yustinus UNIKA Atma Jaya (UAJ) Jakarta.
Dr. Yuda Turana, Sp.S selaku penulis dari buku berjudul “Stop Pikun di Usia Muda” mengatakan bahwa banyak cara untuk meminimalisir risiko pikun yang dapat berdampak pada demensia.
“Berbagai fakta penelitian menunjukkan faktor hipertensi, diabetes, merokok, kurang tidur, stres, dan kesendirian akan mengakibatkan otak mengerut lebih cepat. Olahraga, nutrisi, dan kebiasaan hidup sehat dapat mencegah kepikunan,” jelasnya.
Sementara itu, Andy F. Noya, CEO BenihBaik.com mengatakan dirinya merasa salut pada ALZI yang tak henti-hentinya mengajak banyak orang untuk peduli pada kualitas orang tua dan “Jangan Maklum dengan Pikun.
“Kami, BenihBaik.com menyambut baik kerja sama dengan ALZI untuk bersama-sama meningkatkan kualitas hidup ODD dan mencegah terjadinya demensia. Semoga kegiatan ini menjadi kepedulian semua pihak,” kata wartawan senior satu ini mengungkapkan.
Sejumlah generasi muda pun turut mendukung gerakan ELPHIE Youth. Salah satunya pasangan muda Handikin dan Pao selaku inisiator gerakan Everest4ALZI, kegiatan pendakian gunung untuk misi sosial membantu ODD. Tahun lalu, mereka berhasil menaklukkan puncak gunung Everest dan mengumpulkan Rp198 juta untuk disumbangkan ke ALZI.
“Kami harap cerita kami dapat menginspirasi generasi muda lainnya untuk mengurangi risiko pikun. Kami yakin anak muda yang keren adalah mereka yang peduli pada orang tua dan mau bergerak melakukan sesuatu untuk kebaikan sesama,” ungkap Pao.
Untuk diketahui, penyakit Alzheimer merupakan salah satu jenis demensia yang ditandai dengan penurunan daya ingat, penurunan kemampuan berpikir dan berbicara, serta perubahan perilaku, dianggap hanya dialami oleh orang tua paruh baya. Namun, berdasarkan riset yang dikeluarkan oleh The Alzheimer’s Society pada 2014, terdapat sekitar 42.000 penduduk usia produktif di Inggris terkena Early Onset Dementia (EOD), tanda-tanda demensia.
Jumlah Orang Dengan Demensia (ODD) di Indonesia pun diprediksi akan mencapai 2 juta orang pada tahun 2030, meningkat sekitar 67% dibanding tahun 2016. Faktor genetik dan gaya hidup tidak sehat umumnya menjadi penyebab utama. Pikiran negatif seperti galau yang berkepanjangan, berpikir negatif, stres dan depresi yang dibiarkan dalam waktu yang lama juga membuat resiko demensia semakin besar.
FAHRUL ANWAR
Discussion about this post