youngster.id - Kini, menjadi pengusaha merupakan impian banyak anak muda. Hanya saja, impian itu kerap terbentur dengan tuntutan orang tua yang menginginkan profesi yang lebih mapan. Pasalnya, mereka menganggap anak muda masih belum berpengalaman untuk berwirausaha dengan resiko tinggi. Benarkah demikian?
Butuh tekad yang bulat dan keyakinan penuh untuk bisa membalikkan anggapan itu. Seperti yang dilakukan Ayu Zulia Shafira. Keinginannya untuk menjadi seorang pengusaha sempat mendapat tentangan dari kedua orang tuanya. Mereka menginginkan sang putri menjadi PNS saja. Tetapi Ayu keukeuh dengan keinginannya menjadi pengusaha, sambil berusaha membujuk orang tuanya.
“Dari dulu itu aku nggak suka kerja sama orang. Buat aku kerja sama orang lain itu seperti katak dalam tempurung yang selalu disuruh-suruh. Sedangkan aku kepingin melakukan hal positif termasuk bisnis dengan bebas dengan apa yang aku mau,” ungkap Ayu kepada Youngsters.id.
Oleh karena itu, meski tetap mengikuti anjuran orang tua untuk kuliah jurusan Teknik Informatika di Bina Nusantara, Ayu terus melakukan kegiatannya wirausaha. Mulai dari berjualan baju, sepatu hingga membuat startup IT, pernah dijalaninya. Sampai akhirnya dia memutuskan usaha kuliner dengan brand WhatsUp Cafe.
“Sebetulnya, papa menginkan aku menjadi PNS. Cuma aku nggak mau. Terus aku deal-deal-an sama papa, dan akhirnya mereka kasih kesempatan aku berbisnis setelah lulus kuliah. Ada syaratnya, jika aku belum settle menjalani bisnis dan aku nyerah, maka aku akan ikuti keinginan papa. Ternyata hasilnya lumayan dan papa melihat hasilnya sekarang,” ungkap Ayu bangga.
Ya, selesai kuliah gadis cantik yang hobi jalan-jalan dan makan ini nekad membuka kafe. Dia bermitra dengan Valentino Ivan, senior dan mentornya di Binus. Tak disangka, WhatsUp Café yang dimulai pada Mei 2015 ini langsung berkembang pesat. Kini Ayu sudah memiliki 5 cabang kafe dengan 200 karyawan, dan omzet sekitar Rp 250 juta per bulan.
Â
Menaikkan Kelas Mie Instan
Diakui Ayu, berbisnis bukanlah hal yang mudah. Jatuh bangun dia rasakan. Hanya saja, bagi Ayu semakin sering jatuh semakin penasaran. “Kenapa nggak bisa, apa yang salah dan lain-lain. Dari pertanyaan kenapa, kenapa dan kenapa itulah akhirnya saya yakin pasti bias. Dan Alhamdulillah, sekarang bisa berhasil membangun Whatsup café,” ucap Ayu.
Ide mengembangkan bisnis kafe ini dipilih Ayu karena kegemarannya akan kuliner. Uniknya, gadis kelahiran Jakarta, 17 Mei 1994 ini memilih konsep kuliner mie instan sebagai menu andalannya. “Hampir semua orang suka makan mie instan, memang enggak akan bosan tapi kami coba menawarkan sensasi baru. Aku ingin menaikan kelas makanan sejuta umat, yaitu mie instan, dengan konsep kafe. Jadi untuk makanannya konsep the next level of mie instant dengan mengusung tema mancanegara,” jelas Ayu.
Dengan modal Rp 400 juta pinjaman dari orang tua, Ayu dan Ivan merancang WhatsUp Café pertama yang berlokasi di Margonda, Depok.
Untuk itu tidak sedikit tantangan yang dihadapi Ayu. “Dalam usaha itu pasti ada sakit-sakitnya dulu, kemudian kalau kita tetap tekun pasti akhirnya akan baik,” tegasnya.
Pada masa awal memulai bisnis, Ayu mengaku cukup sering mendapat cibiran dari orang lain yang mengatakan kalau makanan di kafenya terlalu pasaran. Ia juga dituding menjual makanan tak sehat karena disinyalir mie instan yang jadi bahan baku makanan di kafenya mengandung zat berbahaya.
“Pada awal mulai kami masih mencari format bisnis yang tepat. Banyak tantangan saat itu, misalnya soal SDM. Ternyata mengatur orang itu tidak mudah. Belum lagi orang-orang yang minta uang karena di sini juga banyak preman, mungkin karena posisi kafe kami ada di pinggir jalan,” kisahnya.
Ayu mencoba untuk menjawab tantangan tersebut dengan mengandalkan diri pada kreativitas dan inovasi. Ia mulai berinovasi dengan membuat mie instan bercita rasa internasional, tetapi tetap dengan harga terjangkau. Hingga kini ada lebih dari 100 varian rasa mie instan yang ditawarkan WhatsUp Café.
“Kami mulai menawarkan mie instan khas Timur Tengah, mie instan rasa Italia, hingga mie instan rasa Asia. Negara Perancis apa sih makanan khas di sana? Cocok atau tidak kalau digabung sama mie instan? Kita inovasi buat mie instan ala makanan khas negara mana,” ungkap Ayu.
Deretan menu mie instan di kafe ini memang tidak umum, karena mie instan diolah dengan bumbu dan bahan tambahan yang mungkin tak pernah terbayang. Beberapa menu andalan di WhatsUp Café, antara lain Indomie Carbonara, Indomie Blackpepper Beef, Indomie Oseng Mercon dan sederet menu mie lainnya siap memanjakan lidah Anda dengan sensasi rasa yang baru.
Ayu juga berkomitmen untuk memakai bumbu olahan sendiri demi mengurangi risiko kesehatan. Selain itu, penampilan kafe dibuat semenarik mungkin. “Interior kafe juga dibuat cozy agar anak muda senang hang-out dan nongkrong gaul,” ungkap Ayu.
Alhasil banyak pengunjung yang tertarik dengan mie instan olahan WhatsUp Café. Bahkan, pada tiga bulan awal WhatsUp Cafe sudah mencatat pendapatan hingga Rp 250 juta per bulan. Dan pendapatan kafenya terus tumbuh sekitar 25% tiap bulan.
Melebarkan Sayap
Kesuksesan WhatsUp Cafe di Margonda, Depok, membuat Ayu memutuskan untuk segera melebarkan sayap ke kota lain. Ia melakukan ekspansi dengan membuka gerai WhatsUp Cafe di Tangerang, Tanjung Duren, Binus dan Ciputat.
“Bersyukur usaha kami ini terus berkembang pesat. Kami nggak ada basic berbisnis, tetapi kami terus belajar, learning by doing,” ujar Ayu.
Ayu mengakui masalah terbesar yang dihadapi adalah hal sumber daya manusia. Ternyata tidak mudah mendapatkan karyawan yang memenuhi standar. Cara mengatasinya, menurut Ayu dengan mencari akar permasalahannya. “Intinya sih mesti sabar dan cerdas untuk menyiasati permasalahan SDM,” ujarnya.
Ayu juga membangun mental yang kuat dan kreativitas dalam mengembangkan usaha. “Dasar pertama kalau mau bisnis itu adalah harus punya mental yang tangguh. Cara berpikir entrepreneur yang beda. Jadi, kalau mau bisnis apapun, yang pertama jangan gampang menyerah. Mental harus kuat, percaya diri, dan kreativitas jangan berhenti,” paparnya.
Untuk itu, dia tak sekadar membangun bisnis juga membangun komunitas. Apalagi, nama WhatsUp Café itu tercetus dari sapaan tongkrongan Ayu dengan anak-anak komunitas. Jumlah komunitas yang diwadahi Ayu cukup banyak. Di antaranya komunitas Whats Up, komunitas musik, termasuk Honda Club Indonesia, dengan anggota ratusan orang.
“Jadi WhatsUp Café ini juga sebagai tempat atau wadah bagi para anak muda muda berkarya. Misal saja para stand up comedy, seniman mural, mereka bisa mengaplikasikan karya melalui WhatsUp Café ini. Kami juga mendukung kegiatan para komunitas lain sekaligus numpang eksis,” ucap Ayu.
Persaingan usaha dianggapnya sebagai hal yang positif dan motivasi, bukan ancaman. “Daripada buang energi untuk bersaing, lebih baik fokus pada perbaikan internal terlebih dahulu,” ucap Ayu tenang.
Gadis yang pernah memenangkan lomba binis se-DKI Jakarta itu berencana akan terus mengembangkan usaha kafe ini. Bahkan dalam waktu dekat dia punya target membuka cabang di seluruh Indonesia. Ayu juga membuka peluang kerjasama WhatsUp Café dengan sistem open partnership.
“Karena branch ini umurnya baru setahun, dan aku sangat sayang sekali, makanya aku belum mau melepaskan usaha ini ke orang lain. Jadi, aku belum open untuk frenchise, karena ini seperti anak pertama aku. Tapi kalau ada investor aku lebih senang untuk mengajak mereka dengan sistem profit sharing dengan konsep open partnership,” ungkap Ayu.
Melihat pencapaian WhatsUp Café, Ayu semakin yakin dengan usaha ini. Apalagi kedua orang tuanya, Saiful Anwar dan Sri Murdaningsih telah memberi dukungan. “Tujuan aku jadi pengusaha bisa banyak berguna bagi orang lain. Di sisi ekonomi, aku bisa mapan dan WhatsUp Café terus berkembang. Next, ke depan juga bisa bantu orang, dan bisa memotivasi anak muda untuk tetap semangat dalam mewujudkan impiannya,” pungkas Ayu.
=================================
Ayu Zulia Shafira
- Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 17 Mei 1994
- Pendidikan Terakhir: S1 Teknik Informatika Universitas Bina Nusantara
- Nama Perusahaan : PT Global Sukses Idea
- Nama Brand : WhatsUp Cafe
- Pertumbuhan Bisnis : saat ini memiliki 5 cabang kafe dengan 200 karyawan, dan omzet sekitar Rp 250 juta per bulan
Prestasi :
- Juara 1 Lomba Bsnis se-DKI Jakarta
- Narasumber Gerakan 1 Juta Wirausaha
=================================
FAHRUL ANWAR
Editor : Stevy Widia
Discussion about this post