youngster.id - Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mengumumkan perkembangan nilai transaksi perdagangan fisik aset kripto di Indonesia pada Januari—Maret 2024 mencapai Rp158,84 triliun. Nilai ini meningkat dibandingkan periode yang sama pada 2023 sebesar Rp38,48 trilliun.
Sedangkan, dari sisi pelanggan, Bappebti mencatat jumlah pelanggan aset kripto sampai dengan Maret 2024 lebih dari 19,7 juta pelanggan.
“Perkembangan nilai transaksi aset kripto dan jumlah pelanggan saat ini menunjukkan potensi pasar aset kripto di Indonesia masih sangat besar. Bukan tidak mungkin Indonesia menjadi salah satu pasar terkemuka kripto di pasar global,” ujar Plt. Kepala Bappebti, Kasan, dikutip Senin (6/5/2024).
Kasan juga menekankan, pentingnya ekosistem aset kripto untuk segera mengimplementasikan kebijakan yang ada. Di samping itu, penguatan kolaborasi antara Bappebti dan pemangku kepentingan juga sangat diperlukan dalam mengawal peralihan kewenangan pengaturan, pengembangan, dan pengawasan perdagangan aset kripto dari Bappebti ke OJK sebagai amanat UU No 4/2023 (UU P2SK).
“Diperlukan juga untuk mengedepankan prinsip Know Your Customers (KYC), sehingga aset kripto tidak menjadi sarana pencucian uang dan pendanaan terorisme dalam rangka penguatan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU PPT) di Indonesia,” imbuh Kasan.
Sekretaris Bappebti, Olvy Andrianita menambahkan, perdagangan aset kripto memiliki risiko yang tinggi karena sifatnya yang high risk high return. Nilai aset kripto sangat volatil atau bisa mengalami peningkatan atau penurunan nilai yang drastis dalam kurun waktu yang tidak pasti. Dengan demikian, literasi menjadi mutlak dilakukan kepada masyarakat luas, terutama generasi milenial dan gen Z.
Menurutnya, Bulan Literasi Kripto (BLK) tahun ini menjadi salah satu momentum yang baik bagi penguatan kolaborasi antara Bappebti dengan seluruh pemangku kepentingan pada industri aset kripto di Indonesia.
“Saat ini sedang terjadi fenomena halving bitcoin, namun masyarakat tetap harus waspada terhadap risiko yang mungkin terjadi. BLK diharapakan dapat efektif mengedukasi masyarakat, terutama dalam memberikan pemahaman yang baik dan benar terkait perdagangan aset kripto,” kata Olvy.
Ketua Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo), Robby menjelaskan, BLK Tahun 2024 merupakan kegiatan kali kedua. Sebelumnya, kegiatan BLK pertama diselenggarakan pada Februari 2023. BLK kali ini diselenggarakan selama Mei 2024 dan terdiri dari tiga rangkaian kegiatan, yaitu pembukaan, roadshow seminar, dan penutupan.
Program utama BLK tahun ini adalah literasi ke kampus-kampus di lima kota besar yaitu Bandung, Yogyakarta, Malang, Surabaya, dan Medan.
“BLK ini menjadi ajang asosiasi bersama Bappebti sebagai regulator untuk meningkatkan literasi dan edukasi kepada masyarakat di Indonesia,” ungkap Robby. (*AMBS)