youngster.id - Barista asal Indonesia, Mikael Jasin berhasil memenangkan World Barista Championship 2024 yang diadakan di World of Coffee, Busan, Korea Selatan. Mikael berhasil mengalahkan 53 barista lainnya dari 50 negara dalam 3 ronde.
Event tahunan ini diadakan oleh Specialty Coffee Association–merupakan organisasi yang mengumpulkan para profesional kopi di seluruh dunia. Indonesia pertama kali mengirimkan perwakilannya ke World Barista Championship pada tahun 2014.
Pertandingan ini pertama kali diadakan pada tahun 2000 di Monte Carlo, Monako. WBC diikuti oleh 14 barista dari 14 negara yang dibagi jadi 2 grup lalu 3 barista dengan poin tertinggi di adu kembali di final. Robert Thoresen asal Norwegia menjadi juara pertama di WBC perdana ini.
Kompetisi ini berfokus pada kemampuan setiap barista saat melayani pelanggannya, dan kemampuan menyajikan minuman kopi yang lezat. Setiap barista harus mampu menyajikan 3 jenis minuman yaitu, espresso, kopi susu, dan minuman signature dari barista itu sendiri, sambil menjelaskan ke juri apa yang disajikan dengan ramah.
“Dengan adanya kompetisi ini, standar pelayanan barista di seluruh dunia meningkat, karena WBC dijadikan acuan dalam melayani pelanggan di setiap cafe di seluruh dunia. Acara ini menjadi tonggak penting bagi perkembangan dunia perkopian dan dapat melahirkan generasi barista baru yang menghasilkan inovasi terbaru di masa yang akan dating,” kata pihak Specialty Coffee Association, dikutip Selasa (7/5/2024).
Saat berkompetisi, Mikael Jasin membawakan dua jenis kopi yaitu, Aji, varietas dari Ethiopia yang ditanam di Finca El Diviso di Huila, Kolombia lalu diinokulasi dengan ragi dan disetrum secara termal, lalu Gesha yang ditanam di Finca Deborah di Volcan, Panama.
Mikael menyajikan Aji espresso, campuran susu segar, jus lemon, infus palo santo, sirup vanilla palo santo, dan biji kakao Indonesia dicampur dan disajikan pada suhu 50 derajat Celcius untuk memberikan rasa baru yang menggabungkan melon, semangka, dan sage. Minuman ini memiliki tekstur halus dengan sentuhan akhir kue black forest yang tahan lama.
Minuman terakhir yang Mikael sajikan adalah Espresso menggunakan Gesha dari Finca Deborah, disajikan dengan rasio 2,5:1. Espresso ini memunculkan aroma melati, bunga jeruk, jeruk, dan madu. Sentuhan akhirnya memberikan aroma kismis yang menyisakan kesan emas sutra.
Sebelum menjadi juara di WBC 2024, Mikael pernah menjadi juara 4 di World Barista Championship 2019 yang diadakan di Boston, Amerika Serikat. Mikael membawakan 3 jenis biji kopi yaitu, Panama Gesha dari Finca Deborah, Ethiopia Guji ‘Jasper’ dari Project Origin, dan Longberry dari Sumatera Utara.
Mikael mengangkat tema “Purpose Driven Fermentation” dalam penyajiannya. Ketiga biji kopi tersebut diproses melalui metode Carbonic Maceration yang bertujuan untuk meningkatkan profil rasa dari setiap kopi yang akan disajikan. Dia menggunakan biji kopi Longberry yang umum di Sumatera Utara sebagai bukti kalau teori Carbonic Maceration dapat bersaing dengan biji kopi unggulan lainnya.
Selain Mikael Jasin, ada perwakilan dari Indonesia yang mengikuti kompetisi barista di seluruh Dunia, yaitu Patrik Vinsensius. Pemenang Indonesia Barista Championship 2023 ini baru bisa mengikuti kompetisi WBC tahun 2024 di Busan, karena ada permasalahan Visa saat mau berangkat ke Athena, Yunani tempat berlangsungnya WBC tahun 2023. Namun sayang, Patrik gagal tembus fase semi final World Barista Championship 2024.
HENNI S.
Discussion about this post