Beri Bantuan eFeeder kepada Pembudidaya Ikan, DED Kominfo Gandeng eFishery

eFeeder

Beri Bantuan eFeeder kepada Pembudidaya Ikan, DED Kominfo Gandeng eFishery (Foto: Stevy Widia/Youngsters.id)

youngster.id - Guna mendorong penguatan teknologi untuk para pembudidaya ikan di Indonesia, perusahaan teknologi akuakultur eFishery menjalin kerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melalui Direktorat Ekonomi Digital (DED) untuk pemberian bantuan eFeeder kepada pembudidaya eFishery di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur dan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

eFeeder merupakan teknologi pemberi pakan otomatis untuk ikan dan udang yang berfokus pada efisiensi pakan dan pengurangan limbah yang diciptakan oleh eFishery.

Boni Pudjianto, Direktur Ekonomi Digital Kominfo mengatakan, adopsi sosial dalam ekonomi digital mencakup bagaimana individu dan masyarakat menerima dan mengintegrasikan teknologi digital sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan peluang baru untuk partisipasi sosial dan inklusi.

Namun, dengan adanya transisi ke ekonomi digital juga menimbulkan tantangan sosial, salah isu utama adalah kesenjangan digital, dimana tidak semua kelompok memiliki akses atau kemampuan yang sama untuk menggunakan teknologi digital dan beberapa tantangan sosial adalah privasi dan keamanan data pribadi.

“Oleh karena itu, Kominfo sangat mengapresiasi inisiatif eFishery untuk berkolaborasi bersama, menjawab tantangan memanfaatkan teknologi digital untuk pertumbuhan ekonomi, inovasi sosial dan inklusi melalui teknologi eFeeder,” ujar Boni, dikutip Selasa (2/4/2024).

eFeeder mampu mempercepat siklus panen hingga 74 hari, serta meningkatkan efisiensi pakan hingga 30% dan meningkatkan kapasitas produksi hingga 25%. Berdasarkan riset dari Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) pada tahun 2022, pembudidaya yang menggunakan eFeeder mengalami peningkatan pendapatan hingga 45%.

Luciana Dita Chandra Murni, Head of Regulatory and Government Affairs eFishery mengatakan, sektor akuakultur di Indonesia masih memiliki potensi yang sangat tinggi untuk berkembang. Oleh karena itu, pihaknya terus berusaha menggalakkan penggunaan teknologi untuk mengakselerasi pertumbuhan di sektor ini.

Menurutnya, masih ada peluang untuk mengangkat sektor ini ke tingkat yang lebih tinggi agar dapat mengatasi permasalahan pangan dengan menyediakan teknologi yang terjangkau, serta mengurangi ketimpangan sosial dan ekonomi melalui ekonomi digital yang inklusif.

“Kolaborasi menjadi kunci kemajuan industri akuakultur di Indonesia, dengan adanya kolaborasi bersama Kominfo kami yakin dapat memberikan dampak yang lebih luas lagi untuk mendukung peningkatan produktivitas pembudidaya Indonesia,” kata Luciana.

Penyaluran bantuan eFeeder kepada pembudidaya juga bekerja sama dengan Dinas Perikanan Kabupaten Sukabumi dan Pasuruan. Dilihat dari segi produktivitas, eFeeder, membantu meningkatkan Food Conversion Ratio (FCR), yaitu perbandingan antara makanan yang diberikan dengan selisih berat benih dan ikan yang dipanen untuk menunjukkan salah satu ukuran efisiensi produksi.

Pembudidaya yang menggunakan eFeeder memperoleh hasil FCR antara 0,85 sampai 1,34, dengan rata-rata 1,09. Hal ini berarti setiap tambahan pakan ikan 1 kg akan menghasilkan penambahan berat ikan sampai dengan 1,2 kg.

Selain itu, terdapat juga peningkatan dalam hal Average Daily Gain (ADG), yang merupakan salah satu ukuran produktivitas perikanan budidaya. ADG dapat didefinisikan sebagai penambahan jumlah rata-rata berat ikan setiap harinya selama periode pemberian pakan dalam waktu tertentu, tujuannya untuk mengetahui kecepatan pertumbuhan.

Menurut SNI 6484.3:2014, ADG untuk ikan lele berkisar antara 1,27 sampai 1,93. Sedangkan, rata-rata ADG untuk pembudidaya ikan eFishery adalah 2,28. Ini berarti bahwa produksi pembudidaya eFishery yang menggunakan eFeeder lebih efisien.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version