Bidik Pasar Game Eropa, Agate Perkenalkan Brand Vertx Break

Agate International

(kiri ke kanan) Cipto Adiguno, Chief Strategy Officer Agate, Shieny Aprilia, Co-Founder dan CEO Agate, dan Ar Cahyadi Indra, Head of Vertx Break powered by Agate saat Agate Media Outlook 2024 (Foto: Istimewa/youngster.id)

youngster.id - Melihat potensi industri game yang besar di ranah lokal maupun global dan meningkatnya kebutuhan art service dalam pengembangan game, pengembang game Agate International memperkenalkan sub-brand barunya, Vertx Break powered by Agate.

Brand baru ini berfokus pada 3D Stylized Art berkualitas tinggi dan game-ready dengan target utama game developer skala AA di pasar industri game Eropa.

Ar Cahyadi Indra, Head of Vertx Break powered by Agate mengatakan, pihaknya ingin memperkuat kehadiran Agate di berbagai vertikal game development dengan memfokuskan kepada layanan 3D Stylized Art berkualitas tinggi dan game ready untuk developer skala AA, di mana fokus ini memungkinkan Agate membangun percakapan yang lebih relevan dengan strategi bisnis art outsourcing-nya.

“Melalui pendekatan unik kami sebagai game art development partner yang resourceful dan adaptable untuk kebutuhan 3D Art Development, partner kami dapat menghemat banyak waktu penyesuaian dan perbaikan jika berkolaborasi dengan Agate,” kata Indra, Selasa (16/1/2024).

Vertx Break powered by Agate difokuskan untuk menghasilkan 3D Stylized Art berkualitas tinggi dengan menyediakan layanan 3D Character, 3D Equipment & Outfit, 3D Environment Props, dan 3D Hard Surface. Vertx Break mengembangkan bisnisnya melalui inovasi kreativitas yang dimiliki oleh para talent serta keahlian teknis dengan visi artistik yang memanfaatkan pengalaman Agate dalam membuat sejumlah game menggunakan Unreal Engine dan Unity. Kombinasi ini memungkinkan Vertx Break powered by Agate menghasilkan karya-karya yang tidak hanya menawan secara visual, namun juga siap diaplikasikan ke produk game secara keseluruhan.

Shieny Aprilia, Co-Founder dan CEO Agate mengatakan, pihaknya yakin bahwa tahun 2024 akan menjadi babak baru yang menarik bagi industri game. Agate pun terus berupaya menjadi katalisator industri game di Indonesia dengan memanfaatkan keahlian dan akses global di industri game.

“Dengan banyaknya kemitraan global yang sudah kami bangun, kami yakin dapat terus membawa industri game Indonesia meraih kesuksesan di panggung dunia,” kata Shieny,

Menurut data Statista, memasuki tahun 2024, pasar video game global diproyeksikan akan mencapai pendapatan sebesar US$282,30 miliar yang mengalami peningkatan 13%, serta diperkirakan akan tumbuh sebesar 8,76% (YoY) antara tahun 2024 dan 2027, menghasilkan volume pasar yang diproyeksikan sebesar US$363,2 miliar pada tahun 2027.

Selain itu, Agate memprediksi beberapa aspek yang akan tumbuh dalam sektor industri game tahun ini, diantaranya franchise games yang akan terus mendominasi; kemungkinan adanya konsol baru yang akan memasuki pasar sehingga dapat membuka banyak peluang baru bagi para pengembang game di seluruh dunia; serta penggunaan Artificial intelligence (AI) yang dapat membantu mempercepat proses pengembangan game.

Cipto Adiguno, Chief Strategy Officer Agate menambahkan, pada tahun ini Agate berfokus pada model bisnis B2B2C (Business-to-Business-to-Consumer) untuk memperkuat ekspansi globalnya. Strategi pertama yang dilakukan yaitu dengan mengembangkan tim perwakilan di wilayah benua Amerika – saat ini Agate memiliki 4 perwakilan yaitu di Kanada, Jerman, Korea Selatan, dan Jepang.

Kedua, Agate memanfaatkan akses jaringan globalnya untuk memperkuat ekosistem game di Indonesia, serta terus meningkatkan keahliannya melalui inisiatif proyek Research and Development (R&D). Ketiga, Agate berkomitmen mengembangkan keahlian para talent lokal serta kualitas kepemimpinannya untuk mendorong percepatan pertumbuhan industri game di tanah air melalui Agate Academy.

“Kami melihat tahun ini sebagai tahun rebound bagi industri game, sehingga membawa peluang luar biasa untuk terus memperkuat posisi Agate sebagai global game development partner yang andal. Untuk mendukung upaya ini, dengan bangga kami memperkenalkan sub-brand terbaru Agate, yaitu Vertx Break, solusi untuk menciptakan pengalaman gaming yang imersif  melalui visual berkualitas tinggi. Melalui Vertx Break, kami ingin mendiversifikasi bisnis Agate sehingga menjadi kekuatan baru dalam portofolio Agate di lanskap game internasional,” jelas Cipto.

Pada tahun lalu, Agate secara konsisten berperan aktif dalam mempromosikan industri game lokal. Agate tercatat telah berpartisipasi dalam 35+ acara di ranah internasional, yang sebagian besar diselenggarakan di Eropa dan Amerika. Selain itu, Agate juga menjalin kemitraan baru dengan 5 perusahaan global, yaitu ISKRA, Naver Z (ZEPETO), PQube, Ifland, dan Sekuya. Agate juga merilis 14 proyek global dan memulai 4 proyek game baru di mana Agate mengalami kenaikan jumlah proyek dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini memperkuat posisinya di dunia sebagai game developer yang terpercaya.

“Sebagai rumah dari talenta-talenta game developer berbakat Indonesia, Agate juga menanamkan nilai-nilai yang menjadi pedoman untuk para tim di dalam perusahaan yaitu, Positivity, Collaboration, Excellence, dan Level Up dengan harapan Agate dapat menjadi tempat bagi berbagai talenta dari segala budaya dan latar belakang untuk menciptakan pengalaman yang menyenangkan melalui karya-karya game yang luar biasa,” tutup Shieny.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version