youngster.id - Usaha kecil dan menengah (UKM) dalam pengembangannya membutuhkan suntikan modal. Untuk menjawab kebutuhan itu, Bizhare hadir sebagai platform equity crowdfunding yang memfasilitasi bisnis franchise untuk UKM.
Founder & CEO Bizhare Heinrich Vincent mengatakan, saat ini banyak sekali bisnis UKM yang memiliki potensi untuk berkembang pesat, namun pada kenyataannya mereka hanya stagnan di situ-situ saja. Setelah ditelusuri sebagian besar permasalahannya pada permodalan, sehingga mereka tidak bisa meningkatkan skala dan cakupan bisnis.
“Bizhare hadir untuk memberikan akses permodalan ke bisnis dengan cara membagikan kepemilikan saham kepada masyarakat untuk mendapatkan dana cash untuk membuka cabang berikutnya. Setelah cabang kedua profit, bisnis bisa melakukan hal yang sama untuk membuka cabang ketiga, dan seterusnya,” ungkap Vincent dalam keterangannya, Selasa (26/2/2019) di Jakarta.
Menurut dia, kondisi lain yang turut menginspirasi pengembangan Bizhare adalah banyak pelaku UKM di Indonesia yang tidak memiliki akses ke perbankan, dalam kaitannya dengan kredit usaha — mungkin sebagian memang tidak menghendaki. Dari dua hal tersebut Bizhare menilai bahwa equity crowdfunding dapat memberikan jalan tengah.
Equity crowdfunding memungkinkan siapa saja untuk turut memberikan modal bagi sebuah usaha. Implikasinya para penanam modal akan mendapatkan jatah kepemilikan sesuai kesepakatan dengan pendirinya. Di usaha skala besar, praktik seperti ini mungkin sudah umum terjadi, namun di skala UKM memang masih menjadi hal yang tidak terlalu lumrah.
Vincent juga memaparkan dari 1.700 triliun Rupiah kebutuhan modal di UKM, baru sekitar 700 triliun yang terfasilitasi perbankan. Sisanya masih membutuhkan solusi alternatif sehingga sektor UKM tersebut bisa tumbuh sesuai yang ditargetkan. Model equity crowdfunding dinilai menjadi cara yang paling efisien untuk menghadirkan akses keuangan inklusif bagi pemilik usaha di tingkat UKM. Termasuk jika dibandingkan crowdfunding atau peer-to-peer yang dinilai memberatkan karena harus meyediakan jaminan aset.
“Equity crowdfunding juga dapat meminimalkan risiko bagi investor maupun UKM, karena mengutamakan pembagian keuntungan sehingga para investor bisa menerima pendapatan pasif. Profit bisa segera diberikan kepada investor layaknya dividen di pasar modal, sesuai dengan porsi kepemilikan saham,” ungkapnya lagi.
Saat ini Bizhare memiliki dua produk utama, yakni untuk Take-Over dan Grand Openning. Bizhare Take-Over merupakan sistem yang didesain untuk membantu bisnis yang sudah berjalan dan ingin mengembangkan sayapnya. Sementara Bizhare Grand Openning menyediakan sistem untuk memfasilitasi pengusaha baru yang ingin memulai bisnisnya.
Selain Vincent, Bizhare dikembangkan bersama tiga orang lainnya, yakni Gatot Adhi Wibowo (CFO), Giovanni Umboh (CTO), dan Wahyu Sanjaya (CIO). Di platform Bizhare saat ini sudah ada beberapa jenis usaha yang dibantu permodalannya, mulai dari usaha kuliner, gerai ritel hingga usaha jasa lainnya. Masyarakat dapat membantu permodalan mulai dari Rp5 juta. Perolehan sahamnya akan bergantung dengan nilai yang ditargetkan dari pendanaan tersebut.
STEVY WIDIA
Discussion about this post