youngster.id - Bukalapak dikabarkan menargetkan pencatatan (listing) saham Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 29 Juli 2021. Startup unicorn ini akan melepas sebanyak-banyaknya 25% saham dari total modal yang disetor dan ditempatkan, dimana jumlah tersebut termasuk employee stock allocation (ESA) maksimal 0,1%.
Demikian dokumen IDX Mini Expose Bukalapak yang bocor ke publik. Startup Unicorn ini disebut telah melakukan registrasi IPO saham kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 7 Mei 2021. Bukalapak akan menggunakan ticker saham BUKA. Listing dilaksanakan setelah penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham diproyeksikan pada 23-27 Juli 2021 dan listing di BEI pada 29 Juli 2021.
Bukalapak telah menunjuk Mandiri Sekuritas dan Buana Capital Sekuritas sebagai joint lead managing underwriter, serta UBS Sekuritas Indonesia sebagai domestic underwriter. Selain itu, Bukalapak juga menggandeng UBS dan BofA Securities sebagai joint global coordinators, serta UBS, BofA Securities, dan Mandiri Sekuritas sebagai joint bookrunners.
Bukalapak juga akan menawarkan opsi management and employee stock option (MESOP) sebanyak-banyaknya 4,91% dari total penawaran dan modal disetor. Terkait kinerja keuangan, Bukalapak masih membukugan rugi bersihsenilai Rp 1,34 triliun hingga akhir tahun lalu. Namun angka tersebut turun 51,73% dari realisasi tahun 2019 senilai Rp 2,79 triliun.
Adapun pendapatan bersih perusahaan naik 25,55% menjadi sebesar Rp 1,35 triliun, dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 1,07 triliun. Sementara kerugian operasional tahun lalu tercatat sebesar Rp 1,83 triliun, turun, dibanding 2019 sebesar Rp 2,84 triliun.
Perusahaan juga mencatatkan penurunan beban penjualan dan pemasaran menjadi Rp 1,51 triliun dari tahun sebelumnya Rp 2,32 triliun. Sedangkan beban umum dan administrasi naik menjadi Rp 1,49 triliun dari tahun sebelumnya Rp 1,26 triliun. Liabilitas Bukalapak sebesar Rp 985,82 miliar dan ekuitas Rp 1,60 triliun.
Adapun total aset perusahaan meningkat menjadi Rp 2,59 triliun dari sebelumnya Rp 2,05 triliun. Sebelumnya, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut sudah ada perusahaan e-commerce Indonesia yang telah mendaftarkan diri untuk IPO.
STEVY WIDIA
Discussion about this post