youngster.id - Industri otomotif sangat berkembang di Indonesia. Hal itu dapat dilihat dari tren penjualan kendaraan bermotor yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Kondisi ini melahirkan bisnis pendukung, salah satunya bisnis pencucian kendaraan bermotor.
Asosiasi Sepeda Motor Indonesia (AISI) mengklaim tren penjualan sepeda motor di Tanah Air positif. Penjualan di tahun 2018 naik 8,3% dari tahun sebelumnya dengan angka lebih dari 6,3 juta unit. Jumlah penjualan itu naik dibandingkan tahun 2017, yang terjual 5.886.103 unit. Dan peningkatan ini diprediksi akan terus terjadi di tahun 2019.
Pertumbuhan angka penjualan motor tersebut menumbuhkan peluang bisnis jasa pencucian motor. Salah satu yang bergerak di bidang ini adalah Candra Syarifuddin, yang mendirikan layanan cucian motor bernama Zero Wash Moto Care. Di antara jasa serupa, Candra mengedepankan layanan pencucian premium.
“Sebagai orang yang punya hobi otomotif saya sadar bahwa kebutuhan untuk mendapatkan tempat perawatan kendaraan terutama motor yang bagus itu ada. Oleh karena itu, saya buka tempat layanan cuci motor ini, agar mereka yang mau mencuci kendaraannya bisa mendapatkan tempat yang memberi layanan terbaik dan hasil pencucian maksimal,” kata Candra kepada youngster.id, yang menemuinya di lokasi Zero Wash, di kawasan Sukmajaya, Depok, Jawa Barat.
Menurut Candra, pengembangan jasa pencucian motor ini berangkat dari pengalaman pribadi dia sendiri. Penggemar motor vespa ini kerap mendapati tempat cuci mobil dan motor yang kurang memadai. Bahkan dia mengaku khawatir jika kendaraan yang dia gunakan dicuci dengan sabun yang tidak sesuai sehingga akibatnya, bukan bersih malah kendaraannya jadi kusam.
“Saya memang biker. Jadi kalau urusan perawatan motor penting sekali. Saya sangat khawatir jika motor setelah dicuci bukannya jadi bersih, malah baret dan warnanya pudar,” ujarnya.
Berangkat dari itu dan dukungan dari teman-temannya, Candra pun memutuskan untuk membuka tempat usaha dengan jasa pencucian motor. Dia dengan serius mempersiapkan tempat cuci yang premium.
“Riset dan persiapannya mulai Januari 2018 dan baru berjalan Juni 2018. Kenapa lama? Karena kami benar-benar mencari untuk bahan sabunnya dulu, mencari perlengkapan hidrolik, terus yang nggak kalah penting konsepnya mau seperti apa. Sebenarnya, konsepnya yang paling lama sih,” ungkapnya.
Hasilnya, Zero Wash menjadi tempat pencucian motor dengan layanan yang terbilang lengkap. Mulai dari cuci steam, hingga wax dan coating. Motor-motor yang terlihat dilayani mulai dari skutik hingga kelas Harley Davidson dan Ducati.
Turun Tangan
Bagi Candra usaha ini merupakan bagian dari passion dia sebagai biker. Oleh karena itu, dia pun turun tangan sendiri. Mulai dari mengedukasi para karyawan dalam hal mencuci sepeda motor yang benar. Hingga memilih produk yang memang sesuai untuk layanan tersebut.
“Para pekerja di sini diedukasi dahulu bagaimana cara tentang mencuci premium, cara pengeringan motor, cara detailing dan bagaimana cara coating. Itu para founder sendiri yang mengajari. Karena saya cukup mengerti bagaimana cara mencuci kendaraan yang benar, makanya di sini saya sempat terjun langsung memberikan pelatihan untuk karyawan,” kisahnya.
Demikian juga dalam hal produk. “Bukan apa-apa kalau kita menemukan cara yang kurang pas dalam mencuci kendaraan bermotor hasilnya pertama jadi kurang bersih, dan bisa baret bahkan warna kendaraan bisa memudar. Di sni untuk pencucian premium kami menggunakan wax. Sebenarnya dengan wax ini untuk menjaga perawatan cat kendaraan kita dari sinar matahari maupun hujan jadi bisa dilindungi dari dua hal itu,” ujarnya lagi.
Dengan konsep itu Candra berani memasang harga yang bervariasi. Untuk layanan cuci motor regular mulai dari Rp 15 ribu hingga Rp 35 ribu. Sedang untuk premium dari Rp 35 ribu hingga rp 75 ribu tergantung ukuran dan layanan tambahan seperti undercarriage cleaning, body wax bath, trim restore back to back hingga mengilapkan mesin.
“Kami selalu berusaha untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada tiap pelanggan. Kami menawarkan cuci motor kelas premium yang bisa buat motor mengkilap, bahkan memberi efek daun talas,” ucapnya.
Menurut Candra, kendala dalam usaha ini hanyalah cuaca. “Misalkan kalau musim hujan, pelanggan jadi kurang untuk datang mencuci kendaraannya,” ujarnya. Meski demikian bisnisnya tetap berjalan terus. Apalagi karena Zero Wash punya layanan detailing. “Jadi kalau pas hujan kami mengerjakan detailing aja di dalam,” sambungnya.
Di sisi lain, Candra menyadari bahwa bisnis yang dia geluti memiliki tingkat persaingan yang tinggi. Oleh karena itu, dia pun melakukan inovasi. Zero Wash tak hanya tempat cuci motor, tetapi juga dilengkapi dengan suasana yang nyaman dan layanan lain berupa kedai kopi dan barbershop.
“Itu semua fasilitas untuk orang menunggu, karena kalau lagi ramai customer terpaksa harus antri dan menunggu cukup lama. Karena itu sambil cuci motor mungkin dia juga nongkrong sambil ngopi atau bisa potong rambut. Atau sebaliknya, orang yang pas lagi gunting rambut, terus motor kotor ya bolehlah sekalian mencuci motor,” katanya.
Dengan konsep ini, Candra dapat menampung 9 orang tenaga kerja. “Saya senang banget menggeluti bisnis ini, apalagi sesuai passion saya memang di sini. Ke depan Zero Wash ini bisa menjadi tempat yang lebih nyaman lagi supaya pelanggan nggak bosen buat balik lagi. Termasuk custumer baru yang ingin merasakan mencuci steam di sini,” ucapnya.
Gandeng Komunitas
Sarjana Hukum lulusan Universitas Pancasila Jakarta ini mengaku tidak malu menjalani bisnis ini. Kedua orang tuanya juga mendukung.
“Bersyukurnya usaha yang saya lakukan ini mendapat dukungan dari orang tua, karena mereka juga suka otomotif. Memang kalau mau dibilang nggak nyambung banget sih dengan background pendidikan saya, tetapi tetap ilmu kepakai kok. Terutama dalam hal pengurusan perizinan usaha,” katanya sambil tersenyum.
Candra patut berbangga, pasalnya pertumbuhan bisnis Zero Wash berjalan cepat. “Paling sepi-sepinya sehari bisa 30 pelanggan yang datang. Bahkan kalau lagi ramai bisa sampai 80 pelanggan yang datang. Selain itu, untuk memanjakan pelanggan di sini kami banyak menyediakan fasilitas. Salah satunya, kami menyediakan fasilitas wifi,” ungkap Candra.
Diklaim Candra, dalam satu bulan dia bisa meraih omzet Rp 40 jtua hingga Rp 60 juta. Sayangnya, Candra enggan membeberakan modal usaha yang dia dirikan ini. “Pastinya modal lumayan besar karena mulai dari konsep hingga peralatan itu tidaklah murah,” katanya.
Usaha yang beroperasi dari pukul 10.00 wib hingga pukul 22.00 wib setiap hari ini juga menjadi pusat kegiatan sejumlah komunitas motor. Menurut Candra, setiap minggu ketiga mereka selalu membuat acara rutin. “Biasanya kami ridding dulu itu, semua motor bebas dari motor kecil sampai motor besar bisa ikutan. Biasanya yang ikutan sekitar 11 sampai 12 motor. Tapi kalau di grupnya sudah ada 24 orang,” katanya.
Tak heran jika lokasi ini selalu ramai dan menjadi salah satu tempat nongkrong dari sejumlah komunitas sepeda motor. Candra mengaku juga menggandeng komunitas vespa klasik bernama Oraori Orapopo untuk ikut terlibat dalam usaha ini.
Pemuda yang tengah melanjutkan kuliah lagi di Megister Kenotariatan di Jayabaya ini ingin bisnisnya terus berkembang.
“Ke depannya sih sudah berencana mau melebarkan sayap usaha ini masih di bidang otomotif. Kami berencana mau menambahkan apparel. Contoh, kami akan menjual helm, jaket, sarung tangan, intinya perlengkapan bermotorlah. Ke depannya Zero Wash ini ingin membuat bengkel dengan lokasi yang sama,” pungkasnya.
========================================
Candra Syarifudin
- Tempat Tanggal Lahir : Tanah Grogot, Kalimantan Timur 28 Desember 1992
- Pekerjaan : Founder & CEO Zero Wash
- Pendidikan : Sarjana Hukum Universitas Pancasila Jakarta
- Mulai Usaha : Juni 2018
- Omzet : Rp 40 juta – Rp 60 juta/bulan
- Jumlah Tim : 9 Orang
=======================================
FAHRUL ANWAR
Editor :Stevy Widia
Discussion about this post