youngster.id - Pengembang solusi iklim alami berbasis teknologi CarbonEthics mengumumkan penyelesaian pendanaan awal senilai US$2,1 juta atau sekitar Rp32,2 miliar, yang dipimpin oleh Intudo Ventures, dengan partisipasi dari sejumlah angel investor strategis.
Investasi ini menandai putaran pendanaan eksternal kedua untuk CarbonEthics. Pada tahun 2023, CarbonEthics mengumpulkan US$220.000 dalam pendanaan awal dari Spiral Ventures dan Ecoxyztem.
Agung Bimo Listyanu, Co-Founder dan CEO CarbonEthics mengatakan, dengan putaran pendanaan ini, CarbonEthics akan meningkatkan portofolio dengan mengamankan proyek karbon tambahan dan merekrut pakar teknis papan atas untuk melayani kebutuhan klien dengan lebih baik.
“Mencapai emisi nol bersih tidak hanya penting untuk menjaga planet dan ekonomi global dari meningkatnya risiko iklim, tetapi juga membuka jalan baru untuk pertumbuhan dan inovasi yang menguntungkan,” kata Agung, dikutip Kamis (19/9/2024).
CarbonEthics didirikan pada bulan Mei 2019 oleh Bimo Soewadji (Chief Executive Officer); Jessica Novia (Chief Impact Officer); dan Innandya Kusumawardhani (Chief Operating Officer). Beroperasi di jantung Asia Tenggara, CarbonEthics memanfaatkan kawasan yang diproyeksikan akan menyediakan sekitar 30% pasokan pengimbang karbon dunia pada tahun 2030 melalui Solusi Berbasis Alam.
Startup ini memulai perjalanannya dengan mengembangkan keahlian dalam ekosistem karbon biru, kemudian memperluas cakupannya hingga mencakup lahan gambut dan ekosistem hijau, kata perusahaan tersebut dalam sebuah pernyataan.
Melalui rangkaian solusi iklim alami perusahaan, CarbonEthics memadukan dampak lingkungan dan dampak komersial untuk memulihkan ekosistem alami guna membantu bisnis dalam perjalanan dekarbonisasi mereka, dan menciptakan sumber pendapatan baru.
“CarbonEthics sedang berupaya untuk meregenerasi hutan yang rusak menjadi hutan lindung, menggabungkan pendekatan akar rumput dengan teknologi,” kata Agung.
Menurut Agung, pihaknya telah bekerja sama dengan sejumlah klien untuk mengembangkan proyek bersama guna membantu mereka mencapai tujuan iklim mulai dari ide dan studi kelayakan hingga implementasi dan pemantauan—sementara juga memajukan dampak sosial dengan secara langsung meningkatkan mata pencaharian mitra masyarakat setempat dan keanekaragaman hayati yang berkembang.
CarbonEthics bermitra dengan berbagai pemangku kepentingan dari perusahaan swasta, badan usaha milik negara, lembaga pemerintah, dan organisasi non-pemerintah untuk membantu mereka dalam perjalanan dekarbonisasi mereka. Klien terkemuka meliputi: Allianz, Ernst & Young, Danone, dan lain-lain.
Perusahaan juga telah menjalin kemitraan strategis di tingkat internasional, nasional, dan lokal, seperti dengan Form International, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), dan Transjakarta.
Hingga saat ini, CarbonEthics telah menyelesaikan studi pra-kelayakan proyek karbon untuk lebih dari 4.200.000 hektar lahan dengan potensi proyek karbon lebih dari 1 juta ton unit karbon terverifikasi CO2e/tahun; sekaligus menanam sekitar 288.000 biota—bakau, lamun, rumput laut, dan karang.
Perusahaan ini telah bermitra dengan lebih dari 300 bisnis dan lembaga, mendukung 284 penerima manfaat, 22% di antaranya adalah perempuan.
Pada tahun 2030, CarbonEthics menargetkan untuk melindungi dan memulihkan 8 juta hektar lahan yang dikelola dan menghasilkan lebih dari 160 juta ton dampak CO2e, sekaligus menciptakan ekonomi berkelanjutan bagi lebih dari 50.000 penerima manfaat lokal, dan memulihkan keanekaragaman hayati.
STEVY WIDIA