youngster.id - Pandemi Covid-19 masih mengancam sekitar kita. Salah satunya dari pasien positif Covid-19 tanpa gejala. Untuk memantau pelaksanaan isolasi mandiri bagi pasien Covid-19 tanpa gejala, Tim mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi (FTI) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) membuat inovasi Co-Hand.
Rancangan gelang Co-Hand ini merupakan inovasi dari Syska Finalia Moreng, Shalommita Pranatantri, Kevin Alvaro Adianto, Gracia Zerlinda Puspita, dan Ruth Wira Satya Utama Sinaga.
Inovasi ini diharapkan menjadi solusi untuk menekan angka penyebaran virus Covid-19 dan membantu pemerintah mengontrol aktivitas pasien OTG.
“Penanganan terhadap Covid-19 menjadi salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), yaitu diperolehnya kesehatan dan kesejahteraan masyarakat yang baik (SDGs ke-3),” ujar Syska ketua tim Co-Hand dalam siaran pers UKDW, Senin (31/5/2021).
Alat ini berbentuk gelang dengan bahan wristband, dilengkapi dengan sensor suhu, lampu indikasi, dan sensor yang dapat mendeteksi suhu tubuh serta jarak dengan orang sekitar.
Menurut Syska, gelang Co-Hand akan menjamin bahwa OTG akan melakukan isolasi mandiri secara tertib sehingga penyebaran Covid-19 dapat diturunkan secara drastis.
Syska menjelaskan, gelang Co-Hand memiliki dua fungsi utama yaitu mendeteksi apakah OTG masih positif Covid-19 melalui beberapa hal, antara lain denyut nadi di pergelangan tangan, suhu tubuh, dan hembusan nafas.
Gelang ini akan mengirim informasi ke pusat data penanggulangan Covid-19. Syska menambahkan, gelang ini juga mendeteksi apakah OTG melakukan isolasi mandiri dan protokol kesehatan (prokes). “Deteksi isolasi mandiri dilakukan gelang Co-Hand dengan cara mendeteksi apakah pemakai berada di radius kurang dari 50 meter dari lokasi isolasi mandiri. Jika pemakai melewati batas tersebut, gelang Co-Hand akan mengeluarkan bunyi untuk memperingatkan pemakai,” papar Syska.
Selain itu, gelang Co-Hand akan mengirimkan geolokasi pemakai ke pusat data penanggulangan Covid-19 karena gelang ini didukung dengan sistem global positioning system (GPS). Sehingga bisa mendeteksi kepatuhan untuk menjauhi kerumunan.
Menurut Syska, gelang Co-Hand dapat mendeteksi apakah pemakai berada dalam jarak kurang dari 2 meter dengan orang lain selama lebih dari 5 detik. Deteksi dilakukan melalui laser pengukur jarak dan suhu. “Jika terjadi pelanggaran, gelang Co-Hand akan mengeluarkan bunyi yang terdengar oleh orang di sekitar pemakai sehingga kerumunan akan menjauhinya,” imbuh Syska.
Jika selama 30 detik kerumunan masih terdeteksi, gelang Co-Hand akan mengirimkan data geolokasi terjadinya kerumunan pada pusat data penanggulangan Covid. Sehingga satgas bisa menghubungi dan memperingatkan pemakai. Itulah inovasi mahasiswa UKDW Yogyakarta untuk mengontrol ketaatan pasien Covid-19 OTG dalam menjalankan isolasi mandiri.
Inovasi para mahasiswa ini juga berhasil mendapatkan dana hibah dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Skema Gagasan Futuristik Konstruktif.
STEVY WIDIA
Discussion about this post