Dapat Pendanaan, Startup Riliv Perluas Layanan Kesehatan Mental

Riliv Founder

Riliv's Co-Founders_Audrey Maximillian (kiri) dan Audy Christopher Herli (kanan). (Foto: istimewa/youngster.id)

youngster.id - Startup penyedia layanan kesehatan mental (mental health) Riliv meraih pendanaan tahap awal (seed round) yang dipimpin oleh East Ventures. Investasi ini akan digunakan untuk memperluas layanan kesehatan mental Riliv ke sektor yang lebih luas, seperti masyarakat umum yang membutuhkan layanan kesehatan terintegrasi serta industri yang spesifik memberikan akses tenaga kesehatan mental bagi karyawan.

Investor lain, seperti Benson Capital, Sankalpa Ventures, Teja Ventures, Telkom Indonesia melalui program akselerasi Indigo, dan Angel Investor Shweta Shrivastava juga ikut berpartisipasi dalam putaran pendanaan ini untuk bersama-sama mengembangkan industri mental health di Indonesia.

“Terdapat peningkatan pengguna Riliv hingga hampir 400% selama pandemi baik dari pekerja maupun pengguna umum seperti pelajar dan ibu rumah tangga. Kebanyakan dari mereka memiliki masalah yang dengan perasaan cemas dan tidak aman terkait kondisi mereka saat ini,” ungkap Audrey Maximillian Herli, Chief Executive Officer Riliv dalam keterangan pers, Jumat (21/1/2022).

Maxi bersama Audy Christopher Herli mendirikan Riliv pada tahun 2015. Riliv menyediakan konten kesehatan mental yang relevan dengan masyarakat untuk mengubah stigma kesehatan mental yang tabu menjadi sesuatu yang perlu diprioritaskan. Usaha Maxi dan Audy untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan mental membawa nama mereka masuk dalam Forbes 30 Under 30 Asia tahun 2020.

Seiring dengan peningkatan kebutuhan layanan kesehatan berbasis daring (telehealth) dan konten kesehatan mental, terutama selama pandemi COVID-19, Riliv terus bertumbuh hingga menyediakan layanan konseling psikolog daring lewat sebuah aplikasi.

Pengguna bisa memanfaatkan self-help seperti meditasi, journalling, dan juga sleepcast untuk membantu istirahat. Selain itu, Riliv juga menawarkan layanan Employee Assistance Program yaitu Riliv for Company yang menjangkau perusahaan untuk mendapatkan layanan konseling dan program wellness bagi karyawan.

“Kehadiran konseling daring dan konten-konten mindfulness yang terpadu dari Riliv dapat memperkenalkan kesehatan mental sebagai kebutuhan yang wajar bagi Gen Y, Z dan Alpha dalam bonus demografi Indonesia saat ini. Kami membuka pintu bagi semua pihak untuk bekerja sama menanggulangi kesehatan mental bersama,” kata Maxi lagi.

Riset kesehatan dasar (2018) dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menunjukkan bahwa lebih dari 21 juta jiwa masyarakat Indonesia mengalami masalah psikologis emosional dan depresi. Riset yang sama di tahun 2020 menunjukkan bahwa gangguan mental meningkat hampir 2 kali lipat saat pandemi Covid-19.

Managing Partner East Ventures Willson Cuaca mengatakan, COVID-19 semakin meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan mental. “Layanan Riliv menjadi semakin relevan dengan kebutuhan pasar saat ini dan kami yakin Riliv dapat membantu masyarakat Indonesia untuk mendapatkan akses layanan kesehatan mental dengan mudah. Kami senang bisa mendukung Maxi dan Audy untuk memajukan industri mental health di Indonesia,” katanya.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version