youngster.id - Bukalapak membukukan pendapatan yang tidak diaudit tumbuh sebesar 6% di kuartal kedua 2024 dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, yakni mencapai Rp1,2 triliun. Divisi Marketplace memberikan pertumbuhan yang sangat baik sebesar 26% selama kuartal tersebut.
Pertumbuhan ini didorong oleh keberhasilan berkelanjutan pada divisi gaming. Divisi Online to Offline (O2O) mengalami pertumbuhan 17% pada paruh pertama tahun 2024 apabila dibandingkan untuk periode tahun-ke-tahun, yang didorong oleh peningkatan ragam produk dan layanan yang lebih luas untuk para Mitra.
“Meski kuartal kedua ini relatif lebih statis, kami puas dengan kinerja kami di paruh pertama tahun ini. Adanya kenaikan margin kontribusi per kuartal sebesar 30% dan take rate yang kuat – yang telah melampaui 3% secara rata-rata untuk pertama kalinya – adalah sesuatu yang menggembirakan,” kata Teddy Oetomo, Presiden Bukalapak, Rabu (31/7/2024).
Disebutkan Teddy, 73% dari TPV kuartal kedua 2024 perusahaan berasal dari luar wilayah Tier 1 Indonesia, di mana pihaknya melihat pertumbuhan yang kuat dalam penetrasi all-commerce dan tren digitalisasi di kalangan toko ritel mikro offline. Bisnis O2O mewakili 50% dari pendapatan grup Bukalapak di paruh pertama 2024.
Margin kontribusi keseluruhan Bukalapak, yang dihitung sebagai laba kotor setelah biaya penjualan dan pemasaran (S&M), meningkat dari Rp124 miliar di kuartal pertama tahun 2024 menjadi Rp162 miliar di kuartal kedua tahun 2024. Margin kontribusi O2O sebagai persentase dari TPV tetap stabil di 0,13%, namun ada peningkatan signifikan sebesar 20 bps untuk margin kontribusi Marketplace menjadi 0,77% pada kuartal kedua 2024.
Meskipun begitu, secara keseluruhan pendapatan meningkat 11% di paruh pertama tahun ini dibandingkan tahun lalu dengan take rate lebih dari 3%.
Kinerja Marketplace yang kuat di kuartal kedua didorong oleh divisi gaming selama periode Idul Fitri dengan take rate yang naik hingga 3,5%. Kenaikan tersebut merupakan hal positif untuk periode jangka pendek, namun sulit untuk dipertahankan di sepanjang sisa tahun ini.
Menurut Teddy, dengan adanya 4 divisi (Mitra, mobile & konsol game, ritel O2O, dan layanan keuangan), menciptakan value for money dan layanan yang sangat baik untuk para pelanggan adalah hal yang krusial.
“Kami terus berinvestasi dan menginovasi consumer value proposition kami melalui pilihan produk yang lebih luas, pengalaman pengguna di dalam aplikasi yang memuaskan, serta opsi-opsi metode pengiriman yang dapat diandalkan,” tambahnya.
Bukalapak juga memiliki posisi modal yang kuat dengan Rp19 triliun dalam bentuk kas, setara kas, dan investasi likuid yang mencakup obligasi pemerintah dan reksa dana per 30 Juni 2024.
“Neraca yang kuat mendukung kami untuk berinvestasi dalam inovasi, memperluas pasar, mendiversifikasi lini produk, dan meningkatkan skala operasi di waktu yang tepat,” tutup Teddy.
STEVY WIDIA
Discussion about this post