youngster.id - Citi Foundation mengumumkan YCAB Foundation sebagai salah satu dari 50 organisasi global penerima Global Innovation Challenge 2025. YCAB Foundation berhak menerima dana hibah sebesar US$500.000, setara dengan sekitar Rp8,2 miliar, untuk mengembangkan solusi inovatif yang bertujuan meningkatkan akses terhadap kesempatan kerja yang layak bagi generasi muda berpenghasilan rendah di Indonesia.
Dukungan finansial ini merupakan bagian dari total investasi global senilai US$25 juta (sekitar Rp414 miliar) dari Citi Foundation untuk memberdayakan generasi muda dan memperkuat masa depan ekonomi mereka, sejalan dengan komitmen jangka panjang perusahaan.
Batara Sianturi, CEO Citi Indonesia, mengungkapkan, program ini dirancang untuk membekali peserta dengan pelatihan teknis dan pengembangan soft skill agar mereka siap bekerja atau memulai usaha di industri digital, termasuk melalui affiliate marketing dan digital marketing.
“Sebagai bagian dari komitmen kami untuk mendorong kemajuan ekonomi dan inklusi di Indonesia, Citi bangga dapat mendukung program yang membantu generasi muda, perempuan, dan penyandang disabilitas untuk mengembangkan potensi mereka dan berpartisipasi lebih luas dalam perekonomian,” ujar Batara, dikutip Sabtu (25/10/2025).
Program YCAB Foundation, yang akan mulai dijalankan pada kuartal-I 2026, akan berfokus pada peningkatan kesiapan kerja dan kemampuan kewirausahaan digital. Target utama program ini mencakup generasi muda, perempuan, dan penyandang disabilitas—kelompok yang paling rentan terhadap tantangan ketenagakerjaan.
Pemberian hibah ini datang di tengah tantangan pengangguran pemuda yang signifikan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2025 mencatat total pengangguran di Indonesia mencapai sekitar 7,26 juta orang. Anak muda, termasuk perempuan, mengisi hampir setengah dari total jumlah tersebut. Situasi ini diperparah bagi penyandang disabilitas, di mana hanya 21% yang bekerja.
Veronica Colondam, CEO & Founder YCAB Foundation, menekankan bahwa kolaborasi ini sangat penting karena masih banyak anak muda yang belum mendapatkan akses pekerjaan layak.
“Melalui inisiatif ini, kami tidak hanya mempersiapkan mereka untuk memasuki sektor formal, tetapi juga untuk berkembang di sektor digital yang terus tumbuh. Dengan membekali mereka keterampilan teknis serta kesiapan kerja, kami menciptakan jalur menuju kesempatan kerja yang layak dan penguatan ekonomi yang berkelanjutan,” kata Veronica.
Lebih lanjut, program ini juga berupaya mengatasi tantangan skills mismatch yang dilaporkan oleh World Economic Forum (WEF), di mana 63% perusahaan mengidentifikasi ketidaksesuaian keterampilan sebagai hambatan utama. Diperkirakan 39% dari keahlian yang ada saat ini akan ketinggalan zaman dalam lima tahun ke depan, didorong oleh percepatan transformasi digital dan permintaan tinggi untuk keterampilan baru di bidang-bidang seperti Artificial Intelligence (AI).
Selain pelatihan teknis, YCAB juga bekerja sama dengan sektor swasta untuk mendorong terciptanya lingkungan kerja yang lebih aman dan inklusif. Program ini berupaya meningkatkan kesadaran dan kebijakan pencegahan terhadap kekerasan dan pelecehan seksual di lingkungan kerja, mengingat 3 dari 4 perempuan dan penyandang disabilitas masih menghadapi isu ini di tempat kerja.
Secara global, total dukungan hibah senilai US$25 juta ini akan mendukung berbagai program, termasuk peningkatan literasi digital, pelatihan vokasi, pembelajaran berbasis praktik kerja, serta bimbingan karier. Para penerima hibah akan berpartisipasi dalam komunitas pembelajaran global selama dua tahun, yang bertujuan untuk memperluas koneksi dan berbagi praktik terbaik. (*AMBS)
















Discussion about this post