youngster.id - Startup uji genetik NalaGenetics meluncurkan MammoReady sebuah tes prediksi resiko kanker payudara yang menggabungkan analisis DNA komprehensif berdasarkan tiga risiko: Risiko Poligenik, Risiko Klinis, dan Risiko Monogenik.
Risiko Poligenik memberikan skor untuk memperkirakan risiko berkembangnya penyakit dalam lima tahun ke depan. Risiko Monogenik mempertimbangkan kondisi kesehatan tertentu dengan memeriksa gen seperti BRCA1 dan BRCA2. Terakhir, Risiko Klinis mengevaluasi individu berdasarkan risiko klinis dan genetik, mengkategorikan mereka ke dalam risiko tinggi atau rata-rata.
Levana Sani, CEO NalaGenetics mengklaim pihaknya selalu berinovasi berdasarkan masalah yang dihadapi oleh orang-orang terdekat. Produk MammoReady juga tidak terlepas dari inspirasi anggota tim yang memiliki pengalaman tentang kesehatan dan kemungkinan kanker.
“Pada saat itu, beliau bingung mengenai langkah apa yang seharusnya diambil. Dengan latar belakang cerita ini, kami mengambil kesimpulan deteksi dini penyakit, terutama kanker, sangat penting untuk mengetahui risiko dan tindakan yang harus diambil. Tentunya tes prediksi ini tidak terbatas pada penyakit kanker saja, NalaGenetics ke depannya sedang mempelajari berbagai penyakit krusial yang dapat dilakukan tes prediksi sebelumnya,” kata Levana, Sabtu, (21/10/2023).
Di tahun 2022, sekitar 68-73% kasus kanker payudara terdeteksi pada tahap lanjut (tahap 3 dan 4), dengan tingkat kelangsungan hidup yang rendah, sekitar 70% dan 25%. Namun, pada tahap awal (tahap 1 dan 2), tingkat kelangsungan hidup lebih optimis, mencapai hampir 100% dan 90%. Rendahnya kesadaran deteksi dini menjadi penyebab tingginya tingkat kematian.
Dr dr Samuel J Haryono SpB (K) Onk, spesialis Bedah Onkologi RS Siloam MRCCC yang juga penasihat dalam pengembangan produk MammoReady mengungkapkan, kanker payudara menjadi peringkat pertama penyakit mematikan di dunia. Penyakit ini memiliki penyebab yang bervariasi, termasuk faktor genetik gaya hidup dan hormonal.
Disarankan untuk melakukan pemeriksaan lebih awal dan screening dini, terutama bagi kaum wanita, guna menekan tingkat kematian dan keparahan kondisi pasien. Deteksi dini dapat dilakukan melalui pemeriksaan rutin sendiri (sadari) dan secara klinis kerumah sakit.
“Hadirnya alat tes prediksi yang cukup mudah digunakan menjadi alternatif pemeriksaan secara dini kanker payudara dan penggunaannya cukup mudah,” kata Samuel.
NalaGenetics berkomitmen untuk meningkatkan hasil pasien dan mempromosikan perawatan preventif di Asia Tenggara. Peluncuran Tes Prediksi Risiko Kanker Payudara MammoReady diharapkan akan memiliki dampak signifikan pada industri bioteknologi dan masyarakat umum.
Dijelaskan Eric Aria Fernandez, PhD, Risk Prediction Product Manager NalaGenetics, hasil prediksi dari Tes Prediksi Risiko Kanker Payudara MammoReady terbagi menjadi dua kategori, yaitu Average dan Elevated, dengan makna tersendiri. Average menunjukkan risiko yang sebanding dengan masyarakat umum, sementara Elevated menunjukkan risiko yang lebih tinggi dari masyarakat umum.
“Pahami juga bahwa ini bukanlah diagnosa, melainkan prediksi yang memberikan rekomendasi mengenai langkah-langkah yang sebaiknya didiskusikan oleh dokter yang bertanggung jawab,” kata Eric.
Tes Prediksi Risiko Kanker Payudara MammoReady dirancang untuk kemudahan penggunaan, hanya dengan 3 langkah: pengumpulan sampel dengan swab non-invasif yang dapat dilakukan di rumah, pengujian genetik, dan penerimaan hasil. Pengguna dapat menantikan hasil mereka dalam waktu 4-6 minggu melalui PDF dan aplikasi seluler NalaGenetics yang dapat diunduh dari Google Play (Android) atau App Store (iOS).
STEVY WIDIA